Still ; 02

4K 615 31
                                    

Hujan yang tadinya deras, mulai berubah jadi gerimis. Bulan 'pun mulai samar terlihat. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, namun 'tak ada tanda-tanda jika pemilik kamar ini akan pergi tidur.

Ia sedang bercakap bersama kekasihnya lewat panggilan video. Membicarakan foto yang baru saja gadis itu unggah ke instagram.

arthalyta26

86,501 likes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

86,501 likes

arthalyta26 *writes a long dumb poetry i can't even make* bcZ i plAy with actiOn bruUuHh

View all 828 comments
iqqiqqi CAPTION HAHA
iqbaal.e kok efek fotonya norak
iqbaal.e and what do u mean play with action!?
arthalyta26 biar mukaku ga diganti!!! ya action kan aku suka nampol itu tuh tanda sayang loh fyi !! @iqbaal.e
apajaah tergemazz

"Emang muka kamu pernah diganti?"

"Pernah," (Namakamu) menyanggah dagunya dengan tangan. Menatap Iqbaal lewat layar. "Diganti muka mantan kamu."

Iqbaal tertawa. "Iya? Mantan aku yang mana?"

"Si bule atuh, siapa lagi. Kadang diganti muka Milea atau Annelies juga. Kadang diganti muka fans kamu. Macem-macem deh."

"Kasihan banget sih. HAHAHA."

(Namakamu) memberenggut. Tapi Ia tiba-tiba teringat sesuatu, lantas langsung saja Ia bertanya pada Iqbaal, "Baal, kamu kuliah di mana jadinya?"

"Rahasia," Di ujung sana, Iqbaal tersenyum mengejek. "Nanti kamu juga tahu."

"Yah, gitu sih."

"Besok malem pergi, yuk?"

"Kemana?"

"Ya keliling aja. Cari makan atau apa gitu?"

"Makan steak, yuuk!"

Iqbaal geleng-geleng. "Ndut ..., ndut."

"Apa lo bilang tadi!?"

"Ndut," Iqbaal tersenyum lebar, mengangkat kedua alisnya dua kali. "Ay, yang, beb itu udah biasa. Aku manggil kamu ndut aja, berdasarkan faktanya."

(Namakamu) mendengus dan langsung memutuskan panggilan video mereka. Masa bodoh jika Iqbaal kembali meneleponnya untuk minta maaf. (Namakamu) tidak akan mengangkatnya.

Gadis itu mematikan data yang ada di ponselnya. Naik ke atas ranjang dan bergegas tidur. Tidak lupa Ia men-silent ponselnya agar tidak mengganggu tidur lelapnya.

Iqbaal: ndut, kok marah?
Iqbaal: aduh pulsaku nanti habis. jangan marah ya ndut. besok kita makan steak, oke?

***

"Steak yang ini?" Iqbaal menoleh ke arah (Namakamu) yang sedang duduk di bangku samping pengemudi. Gadis itu mengangguk pelan. Iqbaal menghela napas, (Namakamu) masih belum mau mengeluarkan suaranya bahkan saat keduanya sudah duduk dan memesan pesanan mereka.

"(Namakamu), aku bercanda loh. Lagian panggilan 'ndut' itu lucu, kok!"

Alis (Namakamu) menukik. "Lucu apanya!?"

"Ya kamu pilih lucu atau jijik?"

"Terserah deh," (Namakamu) berdecak kesal. Ia mengotak-atik ponselnya dan tidak menghiraukan Iqbaal di hadapannya. "Baal, besok mau nemenin aku ke Gramedia nggak? Aku mau ngurus keperluan sekolah."

"Besok aku ada reading Bumi Manusia."

(Namakamu) bergumam kata 'yah'. "Kalau besoknya?"

"Sama," Iqbaal menaruh segelas lemon tea yang baru saja Ia minum. "Reading lagi aku. Terus, besoknya aku mau ke Blok M nonton film Kulari ke Pantai. Kamu ikut aja, sekalian jalan ke Gramedia. Gimana?"

"Kalau aku nggak ngurus buat MOS, ya," (Namakamu) tersenyum kecil. Punya pacar sibuknya kok sama kayak menteri, batinnya. Selang dua menit, pesanan mereka sudah tiba. Keduanya langsung saja menikmati steak tanpa obrolan.

Tiga puluh menit, piring keduanya telah kandas. Iqbaal beranjak pergi ke toilet, meninggalkan (Namakamu) sendiri. Laki-laki itu tidak berlama-lama di sana. Ia kembali berjalan menuju meja dan melihat satu pemandangan yang ganjil.

(Namakamu) sedang berbincang bersama seorang laki-laki yang Iqbaal tidak kenal siapa. Dan mereka ..., terlihat cukup dekat. Iqbaal bisa menyimpulkan itu saat (Namakamu) memberi pelukan selamat tinggal dengan erat pada laki-laki itu.

Iqbaal mengembuskan napasnya. Jadi, rasanya cemburu itu seperti ini?

***

a/n; kosong.

April. [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang