12

3.7K 607 98
                                    

Mulmed;
Cinta Dalam Hati - Ungu (Cover)

***

Belum sempat di-edit. Maaf kalau banyak TYPO. Maaf karena terlalu lama ngaret. Ini diketik dengan mood yang naik-turun. Maaf kalau nggak nge-feel dan juga pendek :)

***

Gadis itu duduk sendiri di tengah keramaian. Sebenarnya Ia datang berdua, namun temannya itu pergi sebentar untuk membeli makanan. (Namakamu) memandang orang-orang yang berlalu-lalang tanpa minat. Perutnya sudah meronta minta diisi, tapi temannya–Iqbaal–'tak kunjung muncul kembali. Laki-laki itu pasti sedang dikelilingi oleh gadis-gadis yang ingin berfoto dengannya.

Puk!

Seseorang menepuk bahunya. (Namakamu) menghela napas lega dan berkata, "Akhirnya lo dateng juga. Gue kelaperan gil—Biru?"

Bukan Iqbaal yang datang, melainkan Biru. Laki-laki itu sedang memakai sweater hitam kesukaannya, Ia duduk di samping (Namakamu). "Hai," Sapanya.

"Kamu ngapain di sini?"

"Seingatku tempat ini terbuka untuk umum. Siapa aja bisa ada di sini. Iya, 'kan?"

(Namakamu) mendengus. Setelah itu, keduanya saling diam. (Namakamu) memainkan kakinya, sedangkan Biru sibuk mengamati para penjual sambil sesekali mencuri pandang pada gadis di sebelahnya.

"Kamu ke sini bareng Iqbaal?"

(Namakamu) menoleh, "Iya, kok tahu?"

"Tadi aku lihat Iqbaal lagi dimintain foto sama orang-orang. Dan setelah lihat kamu juga ada di sini, aku langsung tahu kamu ke sini sama dia," Biru terkekeh entah untuk apa. "Kayaknya kalian mengalami banyak kemajuan?"

"Kemajuan apanya."

"Kalian pacaran, 'kan?"

(Namakamu) menggeleng pelan. "Itu bohongan."

"Tapi, perasaan kamu ke dia itu nggak bohong, 'kan?"

"Apa sih, Biru?" (Namakamu) menautkan kedua alisnya dan memandang Biru 'tak suka.

"Aku bisa lihat dari cara kamu mandang dia. Sama seperti kamu mandang aku dulu: pandangan penuh cinta. Bahkan, aku yakin untuk yang satu ini kadar cintanya lebih banyak," Biru tersenyum geli. "Kamu bisa bohong sama Iqbaal, tapi enggak sama aku."

(Namakamu) diam, memilih tidak menjawab pernyataan Biru.

"Kamu harus bisa bilang ke dia. Kalau memang Iqbaal nggak bisa membalas, setidaknya dia tahu. Dan itu sudah lebih dari cukup," Ujar Biru memberi saran. "Amanda pernah bilang, 'Jatuh cinta sama sahabat kita sendiri itu rasanya nggak enak. Kamu nggak mau dia menjauh, tapi kamu juga mau dia tahu dan membalas perasaan kamu. Jatuh cinta sama sahabat sendiri itu serba salah. Tapi, kalau kamu berani bicara, semuanya akan selesai dengan dua pilihan. Dia menerima perasaanmu atau justru dia menolak dan memilih untuk tetap berteman. Tapi, apapun pilihannya, kamu harus menerima. Usahamu hanya selesai sampai di bagian itu. Di bagian mencintai dan bertahan.'"

"Biru, aku udah bilang enggak, ya enggak. Oke, aku emang suka sama Iqbaal, aku nggak bohong lagi. Tapi aku bener-bener nggak butuh semua itu. Aku nggak butuh balasan, aku nggak butuh dia tahu, nggak sama sekali. Kayak gini aja aku udah seneng kok, Biru. Daripada ada drama saling menjauh nantinya, aku lebih baik seperti ini terus-menerus."

April. [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang