Hampir

1.9K 318 6
                                    

Siang pun Friska keluar dari kamarnya. Terlihat wanita paruhbaya sedang duduk di sofa sambil menonton acara kesukaan nya. Friska berlari menemui ibunya dan langsung memeluk ibunya, siang itu ayah Friska sedang tidak ada dirumah.

"Ibu.." panggil lembut gadis itu

"Eh?" Ibu Friska tampak bingung melihat anak gadis nya itu tiba tiba langsung meluknya

"Bu, Maafin Friska " Friska menangis dipelukan  ibunya dengan rasa bersalah.

"Kamu kenapa sayang? Ada apa? " tanya ibu Friska cemas. Gadis itu tidak menjelaskan apapun, ia hanya menangis dipelukan Melliana.

Melliana mengusap kepala Friska, membuatnya tenang.

"Bu.." panggilnya terdengar lirih

"Hm?"

"Laper" Friska terlihat melas, mengemis makan pada ibunya yang sedari kamarin sama sekali tak mengganjal perutnya

▪▪▪

Randi pov

Gue merasa Frustasi .. Oh tuhaaannn, apa yang sudah gue lakukin? Sudah buat Friska kecewa dengan  pernyataan bodoh itu.. Randi! Liza itu cuma mantan lo! Bisa bisanya lo suka lagi sama dia..

Arrrgghhh tolol! Bagaimana dengan Friska?  Gimana reaksi dia nanti?

Bugh

Suara buku terlempar keras hingga mengenai jendela kamar

Ini apa? Gue mulai  menyukai Liza, tapi disisi lain, gue gak mau kehilangan Friska.

Friska itu cewek baik. Dia selalu berusaha mengalah untuk hal apapun. Tapi untuk kali ini, gue yakin jiwanya gak akan sanggup untuk mengalah lagi.

Randi pov end

▪▪▪

Saat jam sekolah, Friska dan Randi sama sekali tak saling bicara. Setiap Friska bertemu Randi, Ia terus menghilangkan pandangan nya terhadap Randi.

Drrrtttt 

Randi tengah asyik menikmati makanannya dikantin. Hingga aktivitasnya terhenti ketika merasakan ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk. 

Line!

Mine♥

  'Temui aku di balkon atas tempat biasa kita ngobrol'

Randi masih menatap ponselnya bingung. Ada apa? Sebelumnya mereka tak saling bicara, tiba-tiba Friska ingin mereka bertemu.

Sudahlah, daripada terus menerka-nerka apa yang akan Friska katakan nanti, dengan buru-buru pria itu langsung keluar dari kantin dan berlari menaiki satu persatu anak tangga.

Ketika sesampainya dibalkon ditempat Friska memintanya bertemu, disana Randi mendapatinya.

Seorang gadis dengan rambut panjang terkuncir belakang berdiri dibalkon menghadap kebawah seraya menikmati angin yang bertiup.

Perlahan kakinya melangkah   mendekati Friska dan menyentuh pelan pundak gadis itu "Fris.." panggilnya pelan.

Friska sama sekali tak menoleh. Karena ia sudah tau suara itu, suara yang sangat ia kenal.

"Seandainya aja kamu tahu, aku hampir mati tergeletak diatas ranjang.. Lelah ku mulai menghitam karena masalah kita yang gak pernah tuntas" ucap Friska dengan tegas namun masih melihat kearah depan.

"M-maaf.." ucap Randi merasa bersalah

"Selalu itu kata kata yang kamu keluarin--"

"--Tapi kamu ulangi lagi" lanjut gadis itu

Mendengar itu Randi hanya diam. Ia tau dan sadar, memang dia  yang buat hubungan mereka menjadi kacau.

"Aku selalu menghargai maaf itu, tapi nggak untuk kali ini.." 

Apa maksudnya?  Randi tambah bingung dengan perkataan Friska yang tak lagi ingin menghargai maafnya.

" Fris.." Panggil pria itu dengan suara seraknya

Friska sama sekali tidak mengiraukan. ia masih saja melihat keatas, menatap langit kosong serta terus membelakangi Randi..
Gadis itu menghela nafas kasar, ia tak sanggup untuk hari ini. Rasanya sa

Lalu ia membalikan badannya, sehingga wajahnya berada tepat di depan wajah Randi, tapi ia sama sekali tidak ingin menatap wajah kekasih nya. Pandangan nya terus melihat kebawah seolah jijik melihat kekasih nya itu.

▪▪▪

My Ex Is My Husband [Completed]Where stories live. Discover now