• Part 16 •

254 16 2
                                    

Author POV
_________________

Kayla Valendria : Gue sama yang lain otw rumah lo sekarang.

Diana Elmira : okay.

Ana pun keluar dari kamar dan mencari Ibunya bahwa sebentar lagi temannya tiba.

"Ma, teman-teman Ana mau kesini"

"Ya bagus dong. Berberapa orang? Biar Mama siapin cemilan buat kalian"

"Ber 5? Ah sama Ana jadinya 6 deh kyknya"

"Oke"

"Biar Ana bantu,Ma"

Ana membantu ibunya membuat minum tak lama kemudian bel rumah berbunyi.

"Secepat itu mereka tiba?" Ana pun sedikit bingung.

"Biar Ana yang bukain,Ma" Ana pun berjalan ke pintu dan membuka pintunya.

Ternyata yang tiba bukanlah Kayla dan temannya tetapi adalah seorang pengantar yang mengantarkan barang ditemani satpam yang biasanya berjaga dirumahnya.

"Pak Ahmad? Kenapa repot-repot ngantar tukang kurir sampai kesini? Kan bisa titip barangnya ke pak ahmad"Kata Ana.

"Ini katanya harus non Ana sendiri yang terima barangnya"Kata Pak Ahmad.

"Benar dengan Diana Elmira Chovaski?"

"Iya, saya sendiri. Kiriman barang apa pak? Saya gak mesan barang apapun"

"Ini saya ingin mengantarkan barang ini. Dan tolong tanda tangan disini"

Kurir tersebut memberikan bingkisan berisi coklat dengan varian rasa tetapi tidak ada surat ataupun tulisan berisi nama pengirimnya.

Ana pun menandatangani itu dan kurir tersebut pergi sebelum Ana sempat bertanya siapa yang mengirimnya.

Ana pun masuk kedalam rumahnya dn kebingungan dengan siapa pengirimnya. Rasanya Ana merasa familiar dengan coklat ini. Tapi Ana tidak ingin salah orang.

"Wah.. coklat sebanyak itu? Ana beli coklat sebanyak itu?"Tanya Luna terkejut.

"Bukan.. Ana gak mungkin mesen sebanyak ini,Ma. Ini kiriman yang Ana gak tau dari siapa"Kata Ana

"Oh ya? Beruntung sekali dong Ana bisa dapat coklat sebanyak itu. Tau aja kalo mood kamu tidak bagus, dia pasti ngirim coklat ini supaya Ana gak sedih lagi. Kalo boleh Mama tau Ana lagi dekat sama siapa?"Tanya Luna.

"iih.Mama apaan sih. Ana gak lagi deket sama siapa-siapa kok"Kata Ana pipinya mulai memerah lalu kabur ke kamar dan menaruh coklatnya di atas mejanya.

Ana pun menatap perbedaan kedua coklat tersebut. Yang satu hanya sebatang coklat putih dan yang satu lagi bingkisan coklat berisi banyak varian rasa coklat.

"Rasanya ini tak asing. Kalo dulu pas valentine yang satu dari kak Kafka yang satu lagi dari Eza. Kalo sekarang yang satu dari kak Kafka juga apa yang satu lagi dari Eza juga? Ngapain sih mereka ngirim coklat begini. Padahal kan sejak kemarin gue benci mereka" Ana pun menghela nafas kasar. Lalu keluar dari kamarnya karna ia baru saja mendengar bel rumahnya berbunyi.

Kayla, Yura, Echa, Azka dan Dava masuk kerumah. Luna yang membuka kan pintu untuk mereka.

"Ma,ini teman-teman Ana. Ini Kayla, Mama udah tau kan. Sebelahnya ada Yura, temen SMP Ana kalo mama inget Yura pernah sekali kesini. Sebelahnya ada Echa, dan disebelahnya lagi ada Azka terakhir Dava"Kata Ana memperkenalkan temannya.

"Dava? Yang artis baru-baru ini terkenal kan?"Tanya Luna. Dan Dava tersenyum mengangguk membenarkan. See? Ibunya saja mengenalnya sejak pertama kali bertemu kenapa Anaknya tidak mengenalnya.

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang