• Part 10 •

255 16 0
                                    

Author POV
________________

Kring.. kring.. kring...

Bel pulang sekolah berbunyi dan banyak siswa yang berhamburan keluar kelas untuk pulang. Anehnya, Di depan kelas X MIPA 1 banyak murid yang berbisik-bisik saat melewati seorang laki-laki yang menunggu di depan kelas itu.

"Apaan tu di depan kelas? Fans lo lagi,Dav?"Tanya Ana. Dava yang tidak tau apa hanya mengangkat bahu. Ana yang tidak bisa mengontrol rasa penasarannya kemudian ia berjalan ke depan kelas. Ana sempat terpaku melihat seorang laki-laki yang berdiri di depan kelasnya.

"Kak Kafka?"Tanya Ana. Dan laki-laki itu menoleh menatap Ana.

"Kumpul di Ruang Musik.sekarang."Kata Kafka

"Hah? Ngapa--"belum selesai Ana bicara Kafka sudah pergi begitu saja. Buru-buru Ana mengambil tasnya yang masih berada di dalam kelas.

"Guys. Gue pulang duluan ya. Byebye"Kata Ana tersenyum lalu keluar dari kelas dan menuju Ruang Musik.

Tiba di Ruang Musik, ternyata sudah ada beberapa orang disana. Sepertinya ini kumpul hanya dengan perangkat ekstra saja diliat dari beberapa orang yang berkumpul. Ana yang merasa canggung hanya duduk di bangku dan menatap Ruang musik.  Namun tatapan Ana teralihkan saat melihat Kafka dan Tara berbicara berdua. Sepertinya pembicaraan nya sedikit serius namun beberapa detik kemudian Tara tertawa dan Kafka hanya terkekeh. Jujur, Ana cemburu melihat mereka berdua bisa tertawa bersama. Sedangkan Ana hanya bisa berbicara dengan Kafka sekedar saja.

Jauh-jauh kek dari Kafka. Jangan deketin Kafka-nya Gue -batin Ana.

Tak lama kemudian Ana terlihat senang karena Tara pergi duluan, ia di telpon untuk tiba dirumah lebih cepat.

"Oke hasik rapat kali ini adalah......"

Kafka membacakan Hasil rapat hari ini. Setelah itu rapat di bubarkan dan yang lainnya di izinkan pulang. Kafka jalan lebih dulu ke parkiran khusus sepeda, Ana mengikuti di belakang Kafka.

"Kak.."

"Hm"

"Tujuan tadi gu--aku tadi disana apa dong?"

Lo harus sopan ke Kafka, inget itu Ana! -batin Ana dalam hati.

"Rapat"

"Tapi tadi gak--Eh tunggu kok ditinggal sih"gerutu Ana.

Ana buru-buru mengendarai sepedanya mengejar Kafka.

"Kak... kakak gak suka sama aku ya? Kenapa kakak kayak benci gitu sih sama aku?"Tanya Ana. Kafka hanya diam dan fokus bersepeda.

"Kak, Jangan jutek dong. Nanti gantengnya ilang"

"Berisik"Kata Kafka ketus.

Setelah cukup lama bersepeda. Kafka berhenti tepat di depan supermarket dekat Rumahnya. Ana juga ikut berhenti dan masuk ke supermarket.

Kafka membeli Es krim rasa coklat karena ia merasa panas hari ini. Tangan Ana terulur ingin mengambil Es krim Vanilla namun ia ragu. Akhirnya Ana memilih mengambil air mineral biasa dan membayarnya.

Setelah membayar Kafka duduk di kursi depan supernarket dan Ana ikut duduk di kursi depannya.

"Kakak suka es krim coklat ya?"

"Hm"

"Aku juga suka es krim vanilla. Cuma karena alergi, aku gak boleh makan atau minuman dingin"

"Ohh.."

Ana menghela nafas pelan. Ia bingung bagaimana membuat Kafka tertarik padanya.

Tiba-tiba Ana merasakan geli pada kakinya seperti ada yg menjilat-jilat dan baru Ana menoleh ternyata ada Anak Anjing jenis golden retriver sedang berdiam di kaki Ana.

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang