"Berhentilah menggerutu dan segeralah mandi sebelum kau kumandikan. Ingat, jika kau tidak membersihkan rumah hari ini, aku tidak akan membawakan apa yang kau minta. Mengerti?" kataku sebelum menghidupkan air di atas kepalanya. Ulahku itu menghasilkan teriakan melengking dari Erika ketika air dingin menyentuh tubuhnya. Wajahnya memerah karena sudah kesal setengah mati sekarang.

"Aku dengar! Dasar pria jahat. Jangan salahkan aku jika kau menjadi jauh lebih tua hari ini!"

"Bagus. Pastikan kalau kau mengunci pintunya. Kau tidak mau kalau aku tidak sengaja masuk, kan?" godaku sambil menyeringai licik.

Aku hanya tertawa ketika mendengar teriakannya saat berjalan keluar dari kamar mandi. Tapi setelah menutup pintu kamar mandi, tawaku terhenti dan aku hanya terdiam sambil menutupi setengah wajahku dengan tangan. Tidak bisakah ia berhenti bersikap seperti itu? Apa yang kukatakan tentang menyerangnya ketika melihat wajahnya yang basah seperti itu bukan sepenuhnya kebohongan. Aku harus benar-benar terbiasa dengan kehadiran gadis itu di rumah ini.

Kulanjutkan membuat sarapan yang tertunda karena Erika tadi. Hari ini aku tidak perlu datang terlalu pagi ke kantor, jadi aku tidak perlu terburu-buru untuk berangkat. Kuletakkan sarapan yang selesai kubuat ke atas dua piring dan menuangkan jus jeruk ke dua gelas. Tentu saja gadis itu harus sarapan juga. Aku tidak bisa membiarkannya kelaparan di rumah seharian karena aku tidak yakin kalau gadis itu bisa masak.

Di hari pertamanya di sini, ia tidak makan seharian dengan alasan kalau ia tidak tahu harus makan apa. Maka dari itu aku sudah membuatkannya makan siang yang tinggal dipanaskan saja agar dia tidak kelaparan. Kalau dipikir, secara tidak langsung aku sedang merawat dan menjaganya seperti yang mendiang kakaknya lakukan dulu. Hanya memikirkannya saja sudah terasa aneh. Masa iya aku menyamakan diri dengan orang paling konyol seperti David?

Erika keluar kamar lalu berjalan ke sofa ruang tengah ketika aku juga sedang menuju pintu keluar. Ia menatapku dan menjaga jarak seolah aku akan menerkamnya. Wajahnya seperti anak kecil yang sedang ngambek ketika melihatku sampai ke pintu. Sekilas kulihat matanya terus mengawasi dengan intens. Mungkin ia masih marah dengan apa yang kulakukan di kamar mandi tadi. Tapi kubiarkan saja karena kutahu ia memang seperti itu.

"Aku berangkat dulu. Jangan lupa makan sarapanmu. Aku juga sudah menyiapkan makan siang untukmu, kau hanya perlu memanaskannya saja. Ingat, jangan hancurkan rumahku saat aku tidak ada," kataku sebelum melangkah keluar rumah.

Ia tidak menjawab dan hanya mengerutkan dahi saja. Aku pun membiarkannya dan langsung berjalan menuju mobilku. Nanti juga ia akan bicara lagi denganku.

Cuaca hari ini cukup panas walau hari belum terlalu siang. Apakah hari ini akan hujan? Kubiarkan diriku memikirkan tentang cuaca untuk menyibukkan diri seraya menyetir menuju tempat kerjaku.

Satu-satunya yang mengganggu pikiranku hari ini adalah pelaku dari kerusakan yang terjadi di rumah Erika. Tuan Gibson mengatakan padaku kalau tidak ada bukti yang kuat untuk mencari pelaku yang masuk ketika rumah kosong. Ia dan para polisi juga tidak menemukan apapun untuk membantu pencarian. Beliau menyuruhku untuk menjaga Erika sementara ia mencari pelaku karena bisa jadi orang yang masuk ke rumah Erika sedang mencari gadis itu. Tapi ketika aku bertanya kenapa ada orang yang mencari Erika, Tuan Gibson tidak pernah menjawabnya. Ia selalu mengatakan kalau ada urusan yang harus ia selesaikan atau mengganti topik lain. Kurasa Tuan Gibson tahu mengenai apa yang terjadi pada Erika selama ia menghilang. Kusimpulkan demikian karena dari semua orang yang tahu mengenai masalah ini, hanya Tuan Gibson-lah yang berusaha keras untuk menemukan pelaku. Bisa dibilang kelakuan Tuan Gibson lebih dari sekadar untuk melindungi gadis itu. Hanya saja aku tidak tahu alasan kuatnya.

*****

Sesampainya aku di tempat kerja, teman kerja Erika yang kalau tidak salah bernama Sarah menemuiku ketika kami berpapasan. Ia menanyakan keadaan Erika yang tidak masuk selama tiga hari. Ia nampak sangat cemas. Kurasa Sarah teman yang sangat dekat sampai Erika memberitahunya mengenai orang yang masuk ke rumahnya.

REAPER (TELAH TERBIT)Kde žijí příběhy. Začni objevovat