7. Sepertinya, Kamu Selalu Berada di Tempat yang (Tidak) Salah

Start from the beginning
                                    

"Thank you all for coming today, have a great weekend

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Thank you all for coming today, have a great weekend."

Aksa bangkit berdiri dan menyalami speaker terakhir yang menutup meeting mereka.

Langit yang tadinya berkilau akan sinar matahari telah berubah menjadi begitu abu-abu begitu pertemuan bisnis mereka selesai. Aksa melihat ke arah jalanan di bawah gedung JP Morgan yang dipadati oleh orang-orang yang sedang menikmati hari Sabtu mereka.

Mencoba untuk mengingat kapan terakhir kalinya dia menjadi salah satu dari mereka, Aksa tersenyum kecut kala dia menyadari bahwa sudah lama sekali sejak jadwalnya bisa sebebas itu. Segera setelah menutup laptop yang dia gunakan, Aksa bangkit dari kursinya.

"Buru-buru amat, Sa?" Tanya Dimas dengan nada ingin tahu. Aksa baru sadar bahwa sepupunya itu rupanya seseorang yang sangat awas dengan keadaan sekitarnya. Tidak heran jika dia cakap dalam pekerjaannya. "Lo ada janji?"

Aksa hanya mengangguk. Dia lantas mengecek pesan masuk di iPhone nya. Tidak ada balasan lagi dari Runaya setelah setengah jam yang lalu dia menyarankan pada perempuan itu untuk berjalan-jalan di sekitar Pitt Street shopping district sementara dia menyelesaikan urusannya.

Membuat orang menunggu bukanlah hal yang biasa seorang Aksa lakukan, apalagi membuat seorang perempuan yang menunggu dirinya. Hal itu seperti menyalahi kodrat saja baginya. Tanpa membuang waktu lagi, Aksa bergegas mengetikkan pesan untuk Runaya sembari berjalan keluar dari ruangan.

"Ngapain turun di sini, mobilnya kan di basement?" Celetukan Dimas mengagetkannya. Begitu fokusnya Aksa, dia tidak sadar bahwa Dimas sejak tadi mengikutinya.

"Lo... ngapain di sini?" Tanyanya cemas karena baru saja Runaya mengabarkan bahwa dia tengah menuju ke lobby gedung perkantoran itu.

"Ya ngikut lo lah, ngapain lagi? Tadi kan gue nebeng lo ke sininya," jawab Dimas bingung dengan kening mengerut. "Lo ini lagi sakit apa gimana sih kok jadi linglung begini? Nggak jadi balik nih, kita mau ke mana?"

"Ah, lo pulang sendiri deh, Dim." Aksa mendorong Dimas untuk segera menjauh dari dirinya dan otomatis perbuatannya itu menghasilkan sebuah tatapan penuh kecurigaan dari Dimas berikut pertanyaan menyelidiknya.

"Ini kenapa lo jadi ngusir gue? Ada apaan sih, Sa? Lo sketchy banget tau nggak. Pasti ada yang lo sembunyiin dari gue kan, mending lo ngaku deh daripada gu-"

Yang Aksa takutkan terjadi. Matanya melebar kala dia menyaksikan bagaimana Runaya dari arah pintu masuk berjalan hendak mendatanginya.

Dalam hati Aksa merapalkan doa agar Dimas tidak tanggap dengan kehadiran perempuan itu tetapi tatapan aware Dimas kepadanya melindas skenario penghindaran yang sedang dia susun di otaknya.

Lobby gedung perkantoran itu memang sangat luas, dan yang sedang berada di sana bukan hanya mereka saja, tetapi Aksa tidak bisa lari dari kecurigaan Dimas. Apalagi, setelah Runaya kemudian melemparkan senyum padanya.

Sepertinya, Cinta (UPDATE SUNDAYS)Where stories live. Discover now