Part 24

1K 93 1
                                    

Mereka semua telah berkumpul di rumah Ortora. Dearly menghubungi para perwakilan bangsa Elf setelah urusan misi bagian ini selesai. Hanya tinggal penyatuan sihirnya.

Tadi pagi-pagi sekali Patrisia juga pergi menyusuri kawasan hutan induk Fork Forest untuk mencari kawah bersalju itu. Letaknya tepat di jantung hutan Verobora yang merupakan hutan induk Fork Forest. Tepat di saat matahari dengan posisi angka duabelas, penyatuan sihir itu akan dimulai.

Dearly bergegas mengganti gaunnya menjadi gaun berwarna biru es yang menyejukkan. Gaun dengan pernak-pernik permata dan korset yang dilengkapi kancing-kancing bundar serta perpaduan lengkungan renda yang menghiasi rok bagian bawah. Indah sekali. Ini gaun pemberian Zaquena. Dia pikir semua orang akan memakai gaun terbaik mereka untuk penyatuan sihir. Tapi ini bukan pesta.

Setelah itu dia bergegas keluar menemui Pansy yang telah menunggunya di luar bersama Ortora, Lilian, Pansy, juga Patrisia. Mereka memakai gaun dengan model yang hampir sama dengan dirinya. Hanya saja pernak pernik dan jahitannya berbeda apalagi warna gaunnya.

Beberapa menit lagi yang lain akan datang, begitu juga Patrisia dan Etherd. Mereka bilang mereka akan berangkat bersama dari istana Zaquena lewat hutan Arl. Mereka tak ingin Rexana tahu. Tetapi Dearly tak yakin jika sampai sekarang Rexana benar-benar tolol karena tak tahu rencana mereka yang terasa agak sedikit terbuka. Tetapi mau Rexana tahu ataupun tidak, Dearly sudah siap akan itu.

Dia tak hanya membawa gaun mewah yang melekat di tubuhnya itu. Dearly sudah mempersiapkan segalanya dengan matang bersama Pansy tadi malam. Mereka berdua membuat senjata sihir mereka sendiri dari bubuk-bubuk ajaib dari tas Etherd yang di tinggal di rumah Ortora. Kebetulan sekali, isi tas itu sangatlah berharga.

"Dimana mereka?" tanya Ortora yang agak jenuh menunggu mereka datang sejak satu jam yang lalu.

"Mereka pasti akan datang sebentar lagi. Aku sudah menghubunginya," yakin Dearly.

"Dear, apa kau yakin mereka akan benar datang? Dan Lythari itu--" Pansy menghentikan ucapannya. Agak merasa bersalah ketiak menyebut nama Lythari di depan gadis itu.

Pansy tahu semuanya. Dearly menceritakan kejadian buruk di hutan itu semala. Tentang bahunya yang terluka dan juga tentang racun yang bersemayam di jantungnya. Untuk saat ini Dearly bisa menyamarkan rasa sakit itu lewat bubuk ajaib di tas Etherd. Tetapi dia tak tahu waktunya akan bertahan sampai kapan. Dia yakin waktu itu akan tiba.

"Dear," panggil Pansy sambil menepuk bahunya.

"Tidak apa-apa."

Tak lama kemudian, di saat yang bersamaan para Elf muncul dari arah utara, selatan, barat, dan timur. Mereka Elf perwakilan yang dipilih untuk penyatuan sihir. Sekarang Pansy percaya kalau para Elf dapat memegang perkataannya.

Dearly senang ketika melihat mereka semua datang. Termasuk Sagoz, Lythari itu. Entahlah seakan menyakitkan mengucapkan namanya dalam hati Dearly. Karenanya nyawa yang ada di tubuhnya akan segera berakhir. Tapi Dearly tak boleh seperti ini. Dia harus tetap menerima semuanya. Sagoz tak bisa disalahkan, ini semua karena takdir.

Dearly menatap mereka semua. Keempat mata itu menyipit tajam menatap Dearly. Bukan hanya Sagoz, tetapi Jaxzen pun demikian. Ortora tak menceritakan apapun tentang pertemuannya dengan Jaxzen kemarin. Apa ada sesuatu yang terjadi? Entahlah, dia hanya mampu berharap semoga tak ada lagi pengorbanan selain yang dilakukan dirinya.

"Baiklah semua sudah berkumpul. Terima kasih, terutama untuk kau Yang Mulia Zaquena. Agar tak membuang waktu kita sebaiknya langsung saja menuju tempat itu. Kami akan memimpin menuntun jalannya," jelas Patrisia. Kemudian langsung saja dia menaiki kereta kuda tak bersuara yang dia tumpangi bersama Zaquena, Etherd, dan Dearly. Sementara yang lain menaiki kereta di belakangnya.

World of Elves ✔Where stories live. Discover now