Part 22

1K 94 3
                                    

"Tunggu." Dearly tiba-tiba berhenti dan membuat mereka berdua menyernyitkan dahi. Termasuk Ettherd yang duduk di belakang Dearly.

"Kenapa?"

Gadis itu menghela napas. Dia pikir terlalu banyak waktu yang terbuang hanya untuk menemui seluruh perwakilan dari ras Elf. Jika seperti ini kemungkinan besar Rexana akan lebih mudah mengetahui rencana mereka. Dan kemungkinan teman-teman mereka juga semakin dalam bahaya, termasuk Pansy yang paling Dearly khawatirkan saat ini.

"Terlalu banyak membuang waktu, kita harus berpencar," katanya.

"Ya kau benar. Tapi bagaimana denganku?" Etherd menunjuk dirinya sendiri.

"Ini sudah dekat dengan rumah teman-teman kita. Kau bisa meminjam salah satu kendaraan milik mereka," Etherd mengangguk, kemudian Dearly melanjutkan ucapannya, "kau temui Elf bayangan, dan kau Etherd temui Gloria. Sementara aku yang akan pergi mencari keberadaan para Lythari."

Mereka berdua terbelalak, Dearly dapat melihat raut terkejut di wajah mereka. Mungkin ini keputusan yang kurang bagus untuk dirinya sendiri. Menemui Lythari bukanlah hal yang mudah dan mungkin sedikit berbahaya. Tapi Dearly tak mau jika salah satu dari mereka mengalami bahaya.

"Kau tak bisa lakukan itu! Biar aku saja!" tolak Ortora.

Dearly tahu mereka pasti menentang keputusannya. Tapi menurutnya ini keputusan yang terbaik. Jika mereka tak terima, terpaksa Dearly harys memaksa mereka menyetujui dirinya.

"Maafkan aku."

Kemudian gadis itu melempar bubuk putih untuk memisah jarak dirinya dengan mereka berdua. Untung saja beberapa hari yang lalu Dearly mencuri sedikit bubuk ajaib di tas milik Etherd. Efeknya vukup untuk Dearly pergi jauh dari mereka sebelum mereka mengejar dirinya.

"Apa yang kau lakukan?"

Tanpa mejawab, gadis itupun langsung pergi meninggalkan Ortora dan Etherd dengan menunggangi Dash.

Dearly terpaksa mlakukan ini. Dia tahu para Lythari tak sebaik Elf lain. Mereka lebih keras karena kemarahan mereka tentang sejarah dan ketidak-adilan yang menghakimi mereka. Dearly tak tahu apakah sejarah itu sudah ada saat mereka masih menetap di Aegis atau di masa kepemimpinan ratu dan raja Fork Forest yang sebelumnya. Tapi menurut cerita yang dia dengar dari bibi Ghe dahulu, para Lythari sudah dipisahkan dari silsilah keluarga para Elf dan tak dianggap Elf lagi. Meski begitu, mereka juga masih berhubungan dengan Aegis karena penciptaan merekapun sama seperti para Elf yang tercipta di bawah cahaya bintang.

Kini Dearly telah tiba di lembah yang kemungkinan tempat tinggal para Lythari. Di sini sepi, seolah tak ada hewan apapun yang mau menetapkan diri mereka di sini. Yang ada hanyalah para serigala yang tak lain adalah jelmaan para Lythari.

Tempat ini menyeramkan, sungguh. Seolah setiap udaranya sangat kelabu dan tak bersahabat. Tapi hutan ini tak seliar hutan yang Dearly kunjungi sebelumnya.

Aura magisnya benar-benar kental. Sepertinya hutan ini terbuat dari percikan sihir dan pikiran fantasi. Bahkan di buku tebal milik Patrisia, hutan ini tak terdaftar dalam denah dan struktur tiap ruang lingkup Fork Forest. Untung saja waktu itu Ortora sudah menjelaskan tempat tinggal para Lythari sebelum mereka pergi menemui Caidern.

Lihatlah, sekarang gaun Dearly berubah menjadi warna gelap dengan kain tipis berenda. Panjangnya tak lebih dari selutut tanpa lengan. Tak ada korset, hanya ada kain tipis berenda yang dikenakannya. Membuat bulu kuduknya meremang kedinginan.

"Sihir macam apa ini?" kejutnya.

Bulu kuduk di tubuhnya berdiri semua. Menandakan kalau di sini memiliki suhu yang sangat dingin. Bahkan gigi Dearly bergemeletukan. Dia mengusap-usap jari dan lengannya untuk mencoba mencari kehangatan.

World of Elves ✔Where stories live. Discover now