Part 9

1.3K 125 4
                                    

Setelah mempersiapkan strategi yang matang, Dearly dan kawan-kawan pergi ke hutan Wegroz melewati jalan pintas yang sudah direncanakan. Perjalanannya akan terasa lebih panjang, tapi semoga saja mereka datang lebih dulu daripada rombongan Rexana.

Patrisia memilih jalur hutan Arl karena menurutnya, hutan Arl adalah hutan terdekat yang paling aman untuk pergi menuju hutan Wegroz. Hutan Arl sangat rimbun, jadi sedikit menyulitkan mereka untuk melewatinya. Pohon-pohonnya tumbuh tinggi dengan daun-daun rimbun di sekitarnya. Di sini benar-benar liar, tetapi tak satupun hewan liar dan berbisa menetap di hutan ini karena udaranya yang sangat panas meskipun telah tertutup ribuan pohon yang tunbuh tinggi.

Setelah hutan Arl dilewati, mereka berbelok ke selatan. Namun sebuah tembok raksasa menghalangi mereka. Ini aneh, terakhir kali Patrisia ke sini tak ada tembok apapun yang berdiri di sini.

"Bagaimana? Ini tak ada di rencana," ujar Lilian.

Patrisia turun dari Fawn dan mendekati tembok raksasa tersebut. Sial! Ini adalah tembok yang baru dibangun beberapa minggu lalu. Terlihat dari bebatuan dan semen yang masih dirasa baru. Sepertinya Rexata telah menyiapkan rencana yang benar-benar matang untuk menyingkirkan para Drawn dan Elf kegelapan.

Sekarang bagaimana? Tembok raksasa ini sangat panjang tak ada habisnya. Lompatan Fawn pun tak menjangkau tingginya tembok ini. Di seberang sana sedikit lagi adalah hutan Wegroz. Kalau tidak cepat, para rombongan Rexana akan segera tiba dan kemungkinan buruknya mereka semua akan tertangkap basah dan dipenjara oleh prajurit sialan Rexana itu.

"Kau punya ide, Pan?" tanya Dearly. Semoga saja ada jalan untuk mereka. Kalau tidak bisa-bisa mereka tertangkap.

"Tanaman rambat!" seru Pansy tiba-tiba. Gadis itu langsung berlari masuk ke hutan dan mencari beberapa tanaman rambat lalu mengaitkannya dengan batu yang cukup berat.

Setelah itu, Pansy berbalik dan melemparkan batu yang terkaitkan dengan tanaman rambat tersebut. Berhasil!

"Bagaimana dengan Fawn, Jerk, dan Dash?" tanya Herena.

"Tak apa mereka kembali saja, mereka akan mendengar siulanku ketika kita tiba kembali di tembok ini." setelah mendengar penjelasan Patrisia, Fawn, Dash, dan Jerk langsung berlari kembali ke Fork Forest dan meninggalkan mereka.

Tanpa menunggu lama lagi, mereka pun bergantian memanjat tembok raksasa itu menggunakan tanaman rambat.
Setelah itu, mereka memasuki hutan Wegroz. Seperti saat Ortora kemari, di pintu masuk gua mereka disambut oleh ribuan gagak hitam. Untung saja siulan dari Patrisia untuk menyuruh mereka pergi berhasil mengusir gagak-gagak tersebut.

Patrisia bilang tempat para Drawn dan Elf kegelapan tak terlalu jauh jika mereka terus berjalan ke arah barat kurang lebih dua setengah kilometer.

Tepat di dekat sebuah pohon pinus besar, itulah tempat para Drawn dan Elf kegelapan. Patrisia menyingkirkan beberapa semak dan dedaunan yang menghalangi sebuah pintu masuk yang berada di bawah batang pohon tersebut. Pintu itu adalah jalan masuk menuju ke tempat para Drawn dan para Elf.

"Oh ya Pat, apa nama tempat para Drawn dan Elf kegelapan itu?" tanya Dearly yang teringat sesuatu. Sedari tadi dia bertujuan untuk ke tempat para Drawn dan Elf kegelapan tetapi tidak tahu nama tempatnya.

"Swampland"

Mereka pun segera masuk ke pintu bawah tanah itu. Ternyata jaraknya sangat panjang. Kurang lebih setengah kilometer. Beberapa lama kemudian, mereka akhirnya sampai di mulut lorong. Mereka sampai di Swampland, tempat para Drawn dan Elf kegelapan. Tempatnya penuh dengan rawa-rawa, udaranya sangat sejuk. Udaranya masih sama seperti di Fork Forest. Mungkin para ras Elf membutuhkan udara seperti ini.

World of Elves ✔Where stories live. Discover now