#36

501 23 0
                                    

"Aku ingin meraihmu, saat kau jauh, aku ingin berjalan dengan mu seperti detik dan menit yang selalu beriringan, kadang terlewatkan dan berpapasan namun selalu berada pada arah yang sama yang mempertemukan mereka"


"Maaf karna sudah sangat terlambat" itulah kalimat yang diucapkan Archy sembari duduk tenang dikursi pesawat. Penerbangan mereka sudah berlangsung selama 2 jam. Perjalanan ke california memakan waktu begitu lama

"Ar! Ar! Bangun dong!" Tangan Erinda mengguncangkan bahu Archy yang setengah sadar sekarang.

"Emm ya ya" Archy mengucek mata dan membereskan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Udah sampai tahu. Lo mau tiduran terus balik indonesia lagi"

"Yah gak lahh. Sejujurnya gue agak ragu dan gugup ketemu dia Rin"

"Ciee kayak pengantin baru aja lu. Pake acara gugup" kata Erinda dengan tawa kecilnya dan Archy yang tersipu.

"Lu mau gue turunin disini terus gue balik indo nih"

"Biarrin, Nanti Michelnya kawinnya ama gue dong" Tawa Erinda lepas menggoda Archy.

"Jangan dong!"

Archy dan Erinda menuju tempat pengambilan koper mereka dan segara menuju keluar bandara yang sangat sibuk itu dan mencari taksi.

Archy merogoh tasnya dan mencari nomor telfon Michel yang dulu.

"Hah? Tersambung!" Kata Archy tersentak sembari memelakkan matanya menuju Erinda.

"Michel!! Serius lo?" Antusias Erinda lalu mendekatkan kupingnya kehandphone Archy.

"Ya Hallo. Who is this?"

Tuttt..

Archy seketika langsung mematikan telfonnya. Raut wajahnya seakan berteriak keluar taksi yang sedang melaju menuju hotel.

"Ahhh!!! Uhhhh!!" Teriak mereka berdua secara bersamaan dengan.

"Oh I'm sorry" ucap Archy ke supir taksi yang mendengar mereka kegirangan.

"Its okay" jawab supir tersenyum.

"OMG Rin, ini suaranya. Gue kangen banget!" Kata Archy menggenggam tangan Erinda kuat dengan kegirangan.

"Ok dihotel kita telpon and tenang gue bakalan keluarin jurus gue"

"Hah? Maksud lo kungfu?"

"Ih bukanlah. Gue bakalan nyamar dan kasih dia suprise gitu!"

"Tumben pinter lo!" Tawa Archy.

"Jadi selama ini gue bego gitu?" Tanya Erinda namun tak ditanggapi Archy yang sibuk dengan ponselnya.

"Yah kacang rebus gue, dasar kampvret" ngambek Erinda lalu ikut mengacuhkan sekitar dan mengambil ponselnya lalu sibuk membuat story instagram.

Mereka berdua sampai disebuah hotel bergaya klasik yang cukup mewah, sebelum berangkat Archy sudah memesan hotel tersebut agar tak kerepotan mencari tempat untuk tinggal disana.

"Wah.." kagum Erinda memasuki loby hotel yang sangat indah luar maupun dalamnya.

Setelah cek in mereka memasuki kamar yang didalamnya terdapat beberapa fasilitas, dan tentunya 2 bed.

"Ahh.. punggung ku" kata Erinda menghempaskan Tubuhnya ketempat tidur.

"Dasar tua" nyinyir Archy.

Tanpa sadar merekapun terlelap hanya dengan sekali menyentuh bantal.

"Michel! Kamu Michel ku kan?"

"Ar? Kamu ngapain disini? Plis.. pulang ke indonesia yah, janga cari aku Ar! Aku mohon!"

"Gak! Aku mau memperbaiki semuanya yah, jadi kasih aku kesempatan! Jangan marah Michel!"

"Dengar Ar, aku gak marah. Sama sekali gak marah. Ok, dan kamu harus pulang Ar!"

"Gak! Gak! Gak Mau!"

"Ar! Lo kenapa sih?" Tangan Erinda mengguncangkan Archy dengan keras untuk membangunkannya.

"Ah? Gak apa-apa" dengan nafas terengah-terengah Archy mencoba bangun dan duduk disamping Erinda.

"Mimpi?" Tanya Erinda.

"Iya, tapi gue lupa mimpi apa" kata Archy memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Mandi sana! Terus kita cari sarapan, gue agak gimana gitu sama masakan dihotel. Lu ngerti lah"

"Iya gue ngerti, tunggu yah gue mandinya cepet kok" kata Archy lalu berjalan menuju kamar mandi. Tak berapa lama kemudian mereka berdua keluar kamar hotel dan berjalan-jalan santai ditengah cuaca cerah kota california.

"Lu mau makan apa?" Tanya Archy ke Erinda yang sibuk memandangi sekitaran kota itu.

"Ah? Gimana kalo cafe disana aja. Gue cuman mau makan roti atau sejenisnya" tunjuk Erinda ke cafe yang disebrang jalan.

"Ok!"

"Morning!" Sapa kasir cafe tersebut sembari tersenyum.

"Morning too, I wanna 2 coffe almond and 5 sandwich" Pesan Archy dengan ramah.

"Gue cari tempat yah" kata Erinda lalu berlalu meninggalkan Archy.

"This is it, its 5 dollars"

"Thank you" Archy memberikan uangnya lalu mengambil makanannya.

"Your welcome"

"Ar! Disini!" Erinda melambaikan tangannya ke Archy yang mencarinya.

"Uhh I'm so hungry! Gue gak makan semalam" Kata Erinda langsung menyambar beberapa sandwich dihadapannya.

"Umm.. hei sorry, apakah kamu Archy?" Kata seseorang dibelakang mereka, lelaki berbadan tegap itu menghampiri Archy. Matanya coklat dan berambut hitam.

"Oh ya, saya Archy. Kamu siapa yah?" Tanya Archy balik.

"Kamu berniat mencari Michel?" Tanya balik lelaki itu, dengan senyum ramahnya dia berniat mengantarkan Archy kesuatu tempat.

"Kemana? Dan kamu belum menjawab pertanyaan saya" seru Archy yang kebingungan.

"Sebelumnya saya minta maaf, kenapa kamu mencarinya Ar! Michel sudah berkata bahwa kamu jangan mencarinya.. iyakan?"

"Saya Qeil sahabat Michel sejak kecil, dan saya seorang dokter yang baru pindah kesini. Michel menghubungi saya setahun yang lalu" lanjut Qeil menjelaskan siapa dirinya.

"Lalu mana Michel?" Tanya Archy bangkit dari tempat duduknya.

"Aku tidak ingin menyembunyikan apapun dari mu Ar, bahkan untuk pesan terakhir seorang sahabat. Tapi bisa kamu hanya diam dan ikut dengan ku?"

Mohon maaf dan Terima kasih atas komentarnya, sudah sekian lama baru saya ada waktu untuk menyentuh kenangan (novel ini). Karna sedang menganggur untuk persiapan kuliah jadi saya punya waktu banyak dan kembali untuk menulis-

1 menit 20 detikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang