13. Singularity

1.2K 88 3
                                    

Tuk tuk tuk..

Suara ketukan meja terdengar, HyeonJin mengetuk pelan meja cafe yang dikunjunginya. Di depannya ada NaYeong yang sedang asik bermesraan dengan Taehyung. Mereka duduk dibagian pojok sehingga tidak ada pengunjung yang dapat melihat.

Berkali-kali HyeonJin menolehkan kepala ke kaca cafe. Mencari orang yang dicarinya, yang berhasil merengut sebagian pikirannya tapi tidak muncul.

Matanya memandang sedih jalanan yang ramai, tidak ada sosok suaminya diantara puluhan orang yang berlalu-lalang.

Sekarang detik ini, hari ini HyeonJin hanya butuh suaminya bukan yang lain. Dia merindukan Suga, bayi yang dikandungnya juga merindukan sosok Ayahnya.

Jemarinya terus bergerak. Menghitung setiap detik yang dihabiskan olehnya hanya untuk menunggu.

Tuk tuk tuk tuk...

HyeonJin sudah terbiasa menunggu, membuat tekadnya terus bulat untuk menunggu seseorang yang tidak pasti seperti sekarang ini. Hingga detik menit dan jam berlalu HyeonJin selalu sabar menunggu, walaupun sebenarnya rasa resah itu masih ada. Setidaknya Taehyung dan Nayeong masih mau menemaninya kali ini.

Bayangkan selama beberapa hari ini harus menunggu sendirian. Sebenarnya tidak juga HyeonJin masih bersama bayinya. Tapi tetap saja HyeonJin merasa sendiri tanpa seseorang teman dekat di sampingnya.

"Apa benar Hyeon? Dua hari ini Suga Oppa tidak pulang?" Tanya NaYeong.

HyeonJin hanya memamerkan deretan giginya sebentar. Pertama dia bergeleng tetapi kemudian mengangguk.

"Eum, tidak juga setiap pagi Suga oppa pulang dan sarapan bersamaku. Dan," HyeonJin membuang napas perlahan "..pergi lagi.." Nadanya terdengar begitu sedih.

Tidak ada senyum penuh arti dalam hati yang HyeonJin pancarkan.

Taehyung tahu semuanya hanya sebuah Fake smile.

HyeonJin adalah wanita tegar dan Taehyung mengakui jika orang yang duduk di depannya kini adalah seorang yang pantas untuk Suga Hyung. Tapi sepertinya lelaki itu lalai akan tugasnya.

Apa Suga lupa kewajibannya sebagai seorang suami? Apa lagi saat-saat seperti ini istrinya dan calon anaknya membutuhkan sebuah kasih sayang penuh.

"Aish! Keterlaluan lelaki itu." NaYeong menatap tajam tembok di belakang HyeonJin seakan Suga berada disana.

Taehyung terkekeh geli melihat tunangannya dengan tatapan geli.

HyeonJin membuang napas lagi, tatapannya lurus mengarah depan.

Tuk tuk...

Tangannya berhenti mengetuk.
Pandangan menajam pada dua insan yang memasuki cafe menggunakan kemeja biru couple. Kedua tangan HyeonJin mencengkeram cangkir cokelat hangat yang masih mengepulkan asap.

Tiba-tiba jantungnya merasa nyeri yang begitu sesak.
Tidak! Dia harus mencoba positif thingking sekarang. Apa yang ada dipikirkannya tidak akan pernah terjadi selamanya.

HyeonJin bergeleng.

Apapun yang dilihatnya kali ini hanya bayangan semu saja.

Kedua tangannya beralih memegang dadanya. Rasanya ada  menghimpit jantung dan paru-parunya secara bersamaan membuat terasa sesak. Airmatanya berlinang begitu saja ketika rasa sakit itu menjalar sampai ke seluruh tubuh.

"Akh!!" HyeonJin merintih.

Setitik airmata turun perlahan. Rasa nyeri itu masih menyerangi dadanya. Tangannya makin mencengkerem kuat bajunya.

Will You Marry Me? [END]Where stories live. Discover now