Will You Marry Me? [END]

10. Secret

WARNING!!!!

Menyebabkan jantung berdebar-debar, perasaan baper yang begitu dalam,

HARAP BIJAK DALAM MEMBACA CERITA!

Memilih hikmahnya dan pesan yang terkadung di dalamnya. Jangan dibawa sampai hati. Ingat ini hanya karangan  remaja yang tidak nyata.😊

Authornya yang nulis saja harus strong!

Happy Reading guys!!

__________________________________

Cerita arus balik saat Suga berada di Indonesia tiga hari sebelum dirinya pergi Korea bersama HyeonJin untuk honeymoon di Pulau Jeju.

------

Seorang lelaki memakai jaket hitam dengan menggunakan topi hitam berjalan keluar dari sebuah rumah. Kakinya bergerak cepat untuk mengambil sepeda motor matic yang berada di garasi luar rumah. Satu tangannya diangkat untuk mengecek jam hitam yang berada ditangannya.

Pukul 11.00 malam, dia ingin sekali tidur tetapi tidak bisa. Dia berkali-kali mendesah merasakan udara malam dikedua telapak tangannya.

"Sial."

Suga.

Lelaki yang memakai pakaian serba hitam itu adalah Min Yoongi, hanya sepatu sneakersnya yang berwarna putih. Mulutnya terus berdecak. Bagaimana bisa dia harus terikat dengan sebuah bisnis gila yang dilakukan lelaki tua botak seperti Mr. Felix. Yang kenyataannya dia harus datang disebuah tempat laknat, bahkan dia sudah enggan datang ke tempat terkutuk tersebut karena demi melindungi istrinya. Dia adalah seorang lelaki beragama dan nyawa istrinya lebih penting menjadi prioritas utamanya juga anaknya yang masih berada dalam kandungan menjadi hal utama yang patut dikhawatirkan. Sialnya, ternyata dewi baik tidak berpihak padanya.

'Datanglah Tn. Min Yoongi komposer yang terhormat, apa aku harus terus jadi pengintai istrimu dan calon anakmu lalu membuatnya lenyap.' Ancaman itu terus berputar di otaknya.

Sial. Sial. Sial

Suga POV
Hingga setiap malam setelah istriku tidur aku harus pergi tanpa pamit pada istriku. Aku mengaku bersalah telah membohongi istriku.

"Oppa kamu minum alkohol." Tanyanya padaku aku bergeleng merasakan pusing di kepala.

"Tidak" jawabku bohong.

"Mungkin hidungku bermasalah."

"Hahaha mungkin iya, kalau begitu aku mandi dulu."

Ingatan itu terus menyerangi otakku. Sudah berapa kali dia bertanya padaku dan aku membohonginya. Mana mungkin diriku yang pergi ke club malam tidak meminum benda beracun seperti alkohol. Jika aku tidak meminumnya aku bukan seorang Suga. Minuman itu sudah aku hindari sialnya minuman itu terlalu candu bagiku. Walaupun hanya dosis sedang sudah membuatku pusing. Aku akan kehilangan kendali jika meminum dalam dosis tinggi. Wajar lelaki Korea sepertiku  meminum hal seperti itu tapi sekarang ini berbeda kewarganegaraanku Indonesia. Aku menyembunyikan fakta ini pada istriku.

Aku masih ingat bagaimama rasa minuman itu, mengambil alih sebagian pikirinku, dan bisa melupakan rasa depresiku. Aku bisa lega jika minuman itu sudah mengalir ditenggorokanku seakan semua beban hidupku terangkat dengan sendirinya.

Sekali lagi aku tegaskan jika perbuatanku salah, aku tidak seharusnya meminum benda terlarang itu mengingat HyeonJin saja membuat rasa bersalahku menumpuk.