"Lo mau kemana?" tanya Nindi saat Aluna berdiri dari kursinya.

"Kamar mandi, lo ikut?"

"Paling juga lo keluar dari kamar mandi ga balik"

"Sstttt.. Diem ah elah gue bosen, cabut ya bye" dia melangkahkan kakinya ke meja guru dan ijin untuk ke kamar mandi.

Setelah ke kamar mandi, ia melangkahkan kakinya menuju lapangan basket.

"Al! Sini woi main yuk" ajak Jovan, kebetulan kelasnya sedang pelajaran olah raga.

"Terus gue basketan pakek rok gitu? Lucu lo"

"Iya ya? Terus gimana?"

"Anak cewek pada kemana?"

"Paling juga ke kelas kan udah pergantian jam"

"Bentar, gue mau pinjem celana dulu"

"Yoi"

Setelah itu dia menghampiri kelas XII IPA 3 untuk meminjam celana olah raga. Kebetulan dia melihat Cerry teman eskulnya dulu di eskul musik.

"Cer, pinjem dong"

"Buat apaan?"

"Buat main basket, entar gue balikin deh"

"Yaudah nih"

"Makasih Cerry strobery sweety" Cerry hanya menggelengkan kepalanya karena heran dengan temannya yang satu ini. Lebih suka main bersama cowok ketimbang cewek.

Setelah Aluna ganti, dia menuju lapangan basket.

"Wehehe muncul akhirnya" ucap Jovan.

"Lo gak ada pelajaran Al?" tanya Hafis.

"Kayak lo kenal Aluna kemaren aja lo fis" Vino menimpali.

"Bosen gue di kelas, dengerin Pak. Cipto ngomong mulu"

"Jelasin pelajaran itu mah" Erlan menyahut.

"Sama aja kan dia ngomong"

"Iya juga sih"

"Udah ah jangan banyak cincau"

"Cinconggg" Gemas Andi.

"Beda dikit aja"

Akhirnya mereka pun bermain 3 on 3, Aluna bersama Jovan dan Erlan. Sedangkan lawan mainnya Vino, Hafis dan Andi. Setelah puas bermain mereka di tepi lapangan sambil mengipas-ngipaskan wajahnya dengan tangan.

"Gerah bodyy" ucap Vino.

"Kok kayak sponsor ya" tanya Aluna.

"Emang bego"

Kkkrrriinnggg kkrriinngg....

"Yyeeyyy istirahat" sorak Aluna dan langsung berdiri.

"Heh bego ini masih jam berapa? Istirahat kurang sejam lagi" Aluna melihat Jam yang ada di tangannya, benar kata Andi. Ini masih jam setengah 9.

"Wah ini pak Cipto udah keluar dari kelas"

"Jam selanjutnya siapa Al?" tanya Erlan.

"Bu. Rini"

"Udah sono balik keburu Bu. Rini masuk"

"Yaudah lah, gue masuk dulu ya bye!" dia pun lari menuju kelasnya. Dan sangking begonya, dia tak melihat Pak. Cipto dari arah berlawanan.

"Mampus!" dia pun berbalik arah, tapi dia berhenti saat Pak. Cipto meneriaki namanya.

"Kamu dari mana? Katanya ke kamar mandi, tapi sampai waktu saya habis gak balik"

"Eenngg nganu pak saya tadi itu..." Aluna bingung untuk mencari alasan, bodohnya dia tak mengganti dulu celana olah raga dengan rok.

"Aasshhh banyak alasan, kamu sengaja kan bolos pelajaran?"

"Gak pak enggak" elaknya.

"Kamu saya hukum lari 10 kali puteran, dan merangkum bab yang saya tadi jelaskan. Jika kamu tidak melaksanakan hukumannya, nanti saya tambahi"

"Yaahhh pak, larinya jangan banyak-banyak saya itu tadi capek sudah habis lari-lari main basket" Aluna otomatis menutup mulutnya yang keceplosan.

"Oohh kamu bolos pelajaran karena main basket"

"Hehehe" cengengesnya.

"Udah sana! Saya tam-"

"Iya pak iya" ucapnya lalu langsung lari ke Lapangan.

Setelah melaksanakan hukumannya dia langsung tiduran di kursi yang ada di pinggir lapangan.

"Gila capek gue" ucapnya dengan mukanya yang memerah dan keringat yang bercucuran.

Bel istirahat sudah berbunyi tapi dia masih tak bergerak melangkahkan kakinya untuk ke kantin. Dia masih menetralisirkan deru nafasnya.

Setiap temanya atau adik kelas yang kenal dengan Aluna selalu menyapanya dan bertanya. "Ngapain lo tiduran di situ?" dia selalu menjawab "Seperti biasa" semua sudah faham dengan jawaban Aluna, cewek itu memang sering kena hukuman lari di lapangan. Tapi, dia juga tak jerah dengan hukuman itu.

Saat Aluna memejamkan mata, ada yang menghampirinya. "Ngapain lo?" tanya orang itu.

"Ini pertanyaan yang ke 25 kali dan gue jawab dengan jawaban yang sama" ucapnya dengan mata masih terpejam. "Seperti biasa"

"Bangun" Aluna membuka matanya dan di depannya ada sebotol air mineral dingin, dia mendongakkan kepalanya.

"Hehe minumnya buat gue ya ze?" tanya Aluna sambil bangun untuk duduk. Zero duduk di sebelah Aluna dan memberikan air mineralnya kepada Aluna dan langsung habis sekali teguk.

"Hhaahhh lega"

"Luna" Aluna menengokkan kepalanya kepada Zero. 'Tumben nih bocah nyebut nama gue' ucapnya dalam hati.

"Apa?"

"Lo udah kelas 12"

"Iya gue tau"

"Fokus ujian jangan buat ulah"

"Huft...iya ze" dengusnya.

"Lo udah ikut les?"

"Udah sih, tapi yang nyantol di otak gue cuma dikit"

"Belajar sama gue, mau?" dengan pertanyaan Zero tersebut membuat Aluna mengerutkan keningnya.

"Tumbenan lo?" tanya Aluna.

"Mau gak?" Aluna menimbang kata-kata Zero, memang sih Zero ini tipikal cowok yang rajin dan selalu mempunyai nilai bagus. Coba ajalah, sapa tau dia tobat dan pintarnya Zero nular.

"Gimana?" tanya Zero lagi karena Aluna masih belum menjawabnya.

"Iya deh, sapa tau pinter lo nular" Zero hanya menganggukan kepalanya.

"Nanti pulang bareng gue" belum Aluna menjawab 'iya' Zero sudah meninggalkanya.

"Dasar! Kebiasaan! Belum jawab juga"

★★★

Up nih hehe vote and comment...

A & ZWhere stories live. Discover now