"Kau terlalu berlebihan. Sehun itu aslinya tak seperti itu."

"Benarkah?" Jieun kembali mendekati Eunji. "Kau dekat dengannya juga? Ah benar! Kau kan shooting drama dengan OX3." gadis itu menepuk kedua tangannya seolah baru mengingat hal itu. "Cih. Beruntung sekali dirimu." selanjutnya ia tampak menatap Eunji dengan mimik wajah seolah tidak suka.

Eunji tak berkomentar. Ia terlalu mengenal Jieun hingga tahu jika tatapan tak suka hingga cibiran dikalimat terakhirnya itu tak sungguh-sungguh gadis itu ucapkan dengan penuh kebencian. Jieun itu tipe orang yang berterus terang mengucapkan apa yang ada dikepalanya tanpa disaring terlebih dahulu dengan otak dan hati nuraninya. Setidaknya gadis itu tak bermuka dua dihadapan orang lain.

"Ohya. Apa di Sekolah kita dulu pernah ada anak laki-laki berkulit putih bersih, berwajah tampan dan terkesan dingin namun saat tersenyum terlihat sangat manis?" tanya Eunji saat mengingat sosok anak laki-laki yang selalu ia lihat di dalam mimpinya.

"Huh? Seingatku tak pernah ada yang seperti itu disekolah kita." jawab Jieun dengan kedua alis yang saling menyatu. "Kalaupun ada seharusnya anak itu sudah sangat populer dan sudah pasti akan masuk ke dalam list anak-anak tampan incaranku." lanjut Jieun dengan cengiran lebarnya

Eunji menghembuskan nafasnya dengan pelan. Ucapan Jieun masuk akal. Seingatnya, Jieun semasa Sekolah adalah murid yang selalu mengidolakan laki-laki tampan di Sekolah mereka. Tak peduli jika laki-laki itu Sunbae atau bahkan Hoobae mereka, Jieun pasti akan mengenalnya.

Lalu kalau bukan teman satu Sekolah mereka. Siapa anak laki-laki dimimpinya? Dimana mereka saling mengenal sebelumnya?

"Memangnya ada apa? Kau dihubungi oleh orang yang mengaku teman Sekolah kita ya?" Eunji menoleh kearah Jieun dan menemukan wajah temannya itu tampak khawatir.

"Bukan. Hanya saja, akhir-akhir ini aku sering memimpikan sosok anak laki-laki yang sama. Wajahnya tampak asing tapi rasanya seperti sudah mengenalnya sangat lama." cerita Eunji, bagaimanapun juga Eunji tak ingin berbagi rahasia dengan Jieun.

"Mungkin kau terlalu banyak masalah hingga alam bawah sadarmu menciptakan sosok anak laki-laki itu. Sosok yang kau harapkan akan membantumu mengalihkan semua masalah mu di dunia nyata. Jangan terlalu dipikirkan, lebih baik sekarang kita pergi ke makam ayahku lalu mampirlah sebentar ke rumah, Ibuku pasti akan sangat senang melihatmu."

Eunji menganggukkan kepalanya. Gadis itu menurut sangat Jieun menggiringnya menuju keluar cafe. Yang dikatakan Jieun benar. Lagipula ia sudah berjanji untuk mengunjungi makam Paman dan ingin bertemu kangen dengan Bibi Lee.

👣

Mingyu tak menyia-nyiakan waktu, setelah Eunji memintanya untuk meninggalkan dirinya berduaan dengan Jieun untuk melepas rindu, tanpa penolakan seperti biasanya Mingyu memilih menuruti permintaan Eunji. Setidaknya Mingyu tahu Jieun tak akan berbuat suatu hal yang buruk pada Eunji mengingat keduanya sudah seperti anak kembar yang terlihat saling menyayangi. Biarpun tak dekat dengan Jieun, namun Mingyu yakin gadis itu benar-benar tulus berteman dengan Eunji.

Setelah pergi mengantar Eunji dan Jieun ke sebuah cafe, Mingyu membawa mobilnya menuju kediaman Eunji, tempat dimana Eunji menghabiskan masa kanak-kanak nya bersama mendiang ayah dan ibunya.

Beruntung Mingyu sempat diberitahu dimana kediaman Eunji, walau ingatannya sedikit samar mengingat Eunji memberitahunya setelah satu tahun perkenalan mereka.

Setelah menempuh pencarian dengan mengandalkan daya ingatnya yang tidak terlalu tajam, sampailah Mingyu pada sebuah rumah bertipe minimalis dengan sebuah pekarangan yang cukup luas. Setahu Mingyu rumah ini sudah di jual oleh keluarga mendiang Paman Jung, ayah Eunji.

Sasaeng FansWhere stories live. Discover now