"Jadi kakak dia mantanmu atau first love mu?" Jimin terkekeh mendengar itu.
"Ayolah, itu tak mungkin. Aku bertemu dia saat berusia sekitar 11 tahun. Dan aku yakin kau sudah mendapatkan info tentang kenapa aku bisa mengenalnya."
"Aku berusaha mencari tahu, tapi tak dapat apapun. Yang kutahu hanya kalian sama-sama dari Busan, tapi bahkan jarak kalian tak dekat sama sekali." Jimin mendesah mendengar ucapan Hoseok.
Hoseok menatap dia dengan penuh perhatian, siap menerima info baru.
"Kau benar-benar harus kembali bersama Taehyung, kau jadi payah dalam mendapatkan info." Yang dikatakan Jimin memang fakta, dan Hoseok mengakui itu. Akhir-akhir ini dia sulit mendapatkan info, hanya karena Hoseok merindukan Taehyung.
"Tak ada hubungannya dengan siapa yang aku kencani." Hoseok memutar bola matanya.
"Kau bahagia dengan Taehyung, kau membutuhkan kebahagiaan itu." Jimin sudah terlalu malas melihat drama antara Taehyung dan Hoseok, sungguh.
"Dia akan menahanku lagi, melarangku ini dan itu, membuat aku tak dekat denganmu, tak percaya padaku dan berpikir aku lemah. Hell no." Hoseok benci tak dipercayai dan dianggap lemah, dan begitu lah Taehyung memperlakukan dia.
Setahun baik saja, dan tahun berikutnya Taehyung mulai lebih parah dia benar-benar menahan Hoseok untuk tak mengikuti Jimin, dia akan memegang tangan Hoseok dan tak melepasnya sama sekali, dua jam, tiga jam atau lebih asal Hoseok tak pergi.
Taehyung keras kepala. Dan Taehyung merupakan kelemahan Hoseok, karena itu Hoseok bertahan.
Tapi Taehyung lah yang tak bisa bertahan.
"Kita bisa urus itu, kau berhasil membuat dia punya abs itu dan aku yakin dia lebih hebat dari yang kita pikirkan. Kita mungkin bisa ajak dia kalau ada sekolah lain yang mengajak berkelahi." Jimin tak pernah melihat abs Taehyung karena bahkan dia tak punya alasan untuk melihatnya. Tapi dari semua yang Hoseok ceritakan, Taehyung sangat lah fine.
"Jimin, dia takut darah." Hoseok ingat jelas saat Taehyung berusaha menyeka darah dari keningnya. Seberapa ketakutan dia dan bergetar tangannya.
Hoseok tak akan tega melihat itu lagi.
"Itu juga bisa diurus." Hoseok menatap Jimin sambil terus berpikir. dan Hoseok mulai terpikir mungkin ada baiknya untuk kembali dengan Taehyung.
"Jadi alasan kau tak mau dengan Jungkook?" Hoseok melanjutkan topik yang sebelumnya terlupakan.
"Dia cute, aku tak tahu apa dia tampan atau tidak..." Ucap Jimin, Jimin tak pernah suka pria wajar kan jika dia tak tahu Jungkook tampan atau tidak. Tapi melihat banyak siswi yang menggilai Jungkook, dia pasti tampan.
"Tapi dia mirip kakaknya, dan aku benci kakaknya." Lanjut Jimin.
"Alasan kau membenci kakak Jungkook?" Tanya Hoseok yang masih tak mendapatkan apapun.
"Kau tahu aku pindah kesini karena orang tuaku bercerai saat aku 12 tahun tepat sebelum tahun ajaran baru," Hoseok mengangguk.
"Sebelum itu terjadi aku di Busan dan ikut bela diri Taekwondo, dan disana aku bertemu dia." Jimin melanjutkan dan mengganti pakaiannya dengan seragam, dia akan pulang harus kembali memakai 'kostum' anak teladan.
"Aku tahu dia berprestasi dalam Taekwondo. Dia memiliki reputasi baik, semua orang menyukainya."
"Yupz, dan aku pernah mengalahkan dia sekali," Jimin merapihkan pakaiannya di depan cermin. Rambut warna hitam benar-benar cocok untuk dia.
"Dia tersenyum padaku setelahnya, kupikir dia benar-benar role model terbaikku," Jimin menarik napas dalam mengingat kembali kenangan itu.
"Tapi beberapa hari kemudian dia menyeretku saat orang lain tak melihat, menghajarku habis-habisan." Jimin keluar dari ruangan diikuti Hoseok.
YOU ARE READING
The Way Into The Spring || JiKook
Fanfiction[END] Kehidupan lain yang berusaha Jimin dan Jungkook tutupi. Musim Dingin panjang yang seolah tanpa ada ujung yang mereka lalui sendiri. Kapan semua akan berakhir? Main pair Jikook. Side pair Vhope, Namjin
