18. WHAT'S WRONG WITH YOU GEMMA?

1.9K 331 44
                                    

Playlist for this chapter :
1, 2, 3! - sᴇᴜɴɢʀɪ
━━━━━━━━━

Suara rintik hujan di pagi hari membuat gue mengeluh. Senin adalah hari dimana gue kembali masuk ke dalam neraka--atau biasa gue menyebutnya sekolah--setelah gue sembuh dari sakit gigi.

Karena sakit gigi kemarin, pipi gue menjadi membengkak. Untunglah hari ini mulai mengempis layaknya ban yang tertusuk paku jalanan. Gue memilih untuk termenung sembari menatap jendela yang berembun. "Ma, Gemma nggak bisa libur lagi apa? Hujan nih."

Papa yang menyendokkan nasi ke dalam mulutnya membuka suara dan memotong perkataan mama yang ingin menjawab permintaan gue. "Kamu harus sekolah, Gemma. Papa nggak suka lihat kamu males-malesan gitu."

"Tau nih! Aku aja nggak males-males!" seru Gamma menyombongkan diri. Membuat mama dan papa tertawa.

"Bareng sama Papa ya berangkatnya?" tawar gue cemberut.

Papa melihat jam tangannya dan menghela napas. "Maaf Sayang, hari ini Papa ada rapat jam tujuh, jadi nggak bisa nganterin kamu, apalagi kalo sekolah kamu berlawanan arah sama kantor Papa, yang ada malah ngabisin waktu. Paling Papa cuma bisa nganterin Gamma."

"Udahlah, Gemma. Pesan taksi online aja," ucap mama menyuapi Gamma, "hujan nggak boleh ngalangin kamu untuk nggak sekolah, kalo kebanyakan absen kan rugi di kamu juga."

Beranjak dari kursi, gue mengambil tas dan memeriksa kembali barang bawaan gue. Setelah memakai sepatu gue berpamitan. Mama memberikan gue hoodie agar nggak kedinginan karena suhu di pagi hari memang udah kayak di Puncak.

Gue memilih untuk memesan taksi online dan menunggunya di luar pagar. Seseorang keluar dari rumah yang berada di hadapan gue saat ini dan dia tersenyum riang. Cowok itu berlarian dengan kaki pincang sembari melewati rintik hujan untuk menghampiri gue. "Pagi Gemma!" sahutnya kesenangan.

Wah, udah bener kakinya.

Gue memasang wajah datar dan menganggapnya tidak ada. Terdengar helaan napas dari cowok itu saat gue nggak memberikannya respons. "Lo naik apa hari ini?" tanyanya.

Gue diam.

Serius, gue lagi nggak mood buat bicara.

Setelah gue mendiaminya selama beberapa menit, datanglah sebuah mobil yang berplat sesuai aplikasi. Gue menutup kepala dengan tudung hoodie kemudian berlari untuk menghampiri mobil. Desta mengikuti gue dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Apa-apaan?!" keluh gue melotot, melihat Desta yang mengeringkan rambutnya karena basah.

"Gue nggak boleh bawa motor sama ayah karena kaki masih sakit. Selain itu, hujannya juga udah deres banget. Untung aja lo mesen ojol jadi gue bisa nebeng."

"Sial-"

"Cincay-lah! Nanti gue bayar setengah ongkosnya! Mbak, jalan aja udah telat nih," sahut Desta.

Pengemudi taksi online mulai menjalankan mobilnya. Gue sibuk dengan ponsel dan Desta melihat derasnya hujan turun sesekali jarinya membuat tulisan-tulisan pada kaca mobil yang berembun, dan gue terbelalak saat melihat apa yang ditulisnya.

Desta <3 Gemma

"Udah kayak anak SD lagi nge-bucin lo!" gerutu gue yang mencoba untuk menghapus tapi segera dihalangi oleh cowok itu.

"Jangan dihapus!" seru Desta.

"Kalian pacaran ya?" tanya si pengemudi taksi online sembari menahan senyum.

Chasing a FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang