6. STOP FLIRTING ON ME

2.9K 494 59
                                    

Playlist for this chapter ;
ᴘᴇʀsᴏɴᴀʟ - ʜʀᴠʏ
━━━━━━━━━

Semenjak kejadian kemarin, sepertinya Desta benar-benar nggak akan menyerah. Terbukti sampai sekarang dia mencoba untuk mendekati gue. Dari berpura-pura membantu membawa buku guru yang mengajar di kelas gue sampai sekarang memeriksa kehadiran murid.

Dan setiap Desta masuk ke kelas gue, pasti satu kelas ngegoda gue dengan membentuk sebuah paduan suara dengan kata 'cieee' berulang kali. Kesal dan sebal yang berujung dengan rasa malu tercampur aduk bagaikan adonan kue yang di-mixer. Apalagi Desta nggak malu sama sekali saat ngedipin mata ke gue dan membuat keriuhan kelas semakin bersemarak berasa seperti tempat konser.

Karena ya, itulah yang terjadi sekarang.

Lagi-lagi kejadian ini kembali terulang karena tingkah jahil cowok itu. "Bu bener yang nggak masuk cuma segini?" tanya Desta memastikan kembali.

"Iya bener."

"Coba cek lagi, Bu! Siapa tau ada yang kurang."

"Gemma! Desta mau modus sama lo tuh makanya dilama-lamain!" seru Johana yang duduk di belakang gue dan membuat gue membatin kesal karena mulutnya nggak bisa dikontrol.

Jika gue ingin bersumpah serampah, sepertinya nggak bisa di sini karena gue sendiri ogah untuk dimasukkan ke dalam ruang detensi seperti yang dilakukan Bu Martha pada gue sebelumnya.

Sialan, Desta benar-benar terkutuk.

"Udah kok, yang nggak masuk cuma dua orang aja," jelas Bu Nana meyakinkan Desta.

Raut wajah Desta berubah menjadi cemberut. "Ya udah deh, makasih ya, Bu," ucap Desta sembari salim dan memegang sebuah kertas.

"Kamu nggak mau nyapa Gemma?" tanya Bu Nana menggoda Desta.

Gue terbelalak mendengarnya. Suara riuhan dari anak-anak kelas kembali mengusik telinga gue. Desta nggak peduli sama sekali dan fokus menatap gue. Hingga suasana kelas kembali sepi saat Desta membuka suara. "Semangat belajarnya Gemma. Jangan mikirin Oppa-Oppa kesayangan kamu terus, karena mereka aja nggak mikirin kamu, hehe. Sampai ketemu di kantin," ujarnya.

Suara tepuk tangan dan sorak-sorai kembali riuh, membuat pipi gue merona merah seperti kepiting rebus. Sialan, sialan! Harga diri gue jatuh!

"Bu Nana, saya permisi dulu. Maaf udah ganggu," pamit Desta dan di balas anggukan dari wanita berbaju dinas itu.

"Nggak apa-apa. Gombalan kamu ke Gemma buat mood saya naik. Sering-sering kesini ya."

Desta tersenyum dan mengacungkan jempolnya. Sebelum benar-benar keluar, yang cowok itu lakukan adalah berdadah-dadah dengan senyuman manisnya dan mampu membuat gue kembali malu. Demi apapun tolong hilangkan makhluk yang bernama Desta Ibrahim karena dia udah nggak waras astaga.

Desta benar-benar sudah keluar dari ruangan dan meninggalkan jejak tawa diantara teman-teman sekelas. Bu Nana yang menahan tawanya sedari tadi memilih untuk bertanya. "Kamu nggak mau pacarin dia Gem? Kejadian itu udah tiga bulan yang lalu loh dan dia masih setia nunggu kamu tuh."

"Nggak, Bu. Saya nggak suka."

"Selera lo terlalu tinggi sih, Gem!" sahut Fadlan sang ketua kelas.

Gue memberengut. "Berisik!"

Bu Nana yang mendengarnya lantas mendesus. "Udah, jangan ribut. Sekarang buka buku kalian karena Ibu mau periksa tugas yang kalian kerjakan kemarin."

Setelah itu, kegiatan belajar-mengajar kembali berjalan dengan kondusif, dan gue akan memberikan perhitungan dengan cowok itu karena dia udah membuat harga diri gue jatuh untuk yang kedua kalinya.

Chasing a FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang