4. COOKING FOR HIM

2.9K 553 38
                                    

Playlist for this chapter ;
ᴇᴠᴇʀʏᴅᴀʏ - ᴡɪɴɴᴇʀ

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam, dan mama masih saja belum tertidur karena wanita paruh baya itu bergelut dengan ponsel yang berada di tangannya. Mama termasuk orangtua yang cukup kekinian. Ia mengenal yang namanya sosial media, dan memiliki beberapa akun sosmed. Hal inilah yang membuat ia berlama-lama memainkan ponsel sebelum tidur, ia tidak ingin ketinggalan berita.

"Mama kapan tidur sih?" tanya gue menggerutu.

Jujur mata gue udah mengantuk, walaupun lampu telah dimatikan tapi pancaran sinar dari ponsel mama membuat gue nggak bisa tertidur. "Sampe baterai hape mama abis."

"Gemma nggak bisa tidur karena cahaya di hape mama. Please, Gemma tuh pengin tidur."

Terdengar sedikit decakan. Namun, pada akhirnya mama menurut juga dan meletakan ponsel pada nakas di samping tempat tidur. "Puas kamu?"

"Banget," jawab gue tersenyum.

Disaat mata gue hendak tertutup, sebuah lontaran pertanyaan membuat gue teringat sesuatu. "Oh ya, tadi yang nelepon kamu itu temen sekolah ya? Jimin-Jimin itu loh."

Desta masih ada di dalam lemari. Sudah satu jam lebih ia disana dan tidak ada pergerakan selama mama berada di kamar gue. Apakah Desta telah mati? Astaga.

"Iya, temen."

"Dia baik banget sama Mama waktu di telepon. Jimin dapat nomor mama dari mana ya?"

"Nggak usah dipikirin, Ma. Gemma mau tidur," keluh gue membalikkan badan.

Suasana sunyi kembali terasa. Gue hendak masuk ke alam mimpi sebelum mama kembali bertanya suatu hal dan membuat gue membatin.

"Gemma, kayaknya Jimin temen kamu itu ganteng. Nanti ajak ke rumah ya, mama mau lihat."

Astaga demi apapun.

Percaya deh. Walaupun mama udah menikah, tapi jika matanya menemukan seorang cogan brondong. Ia akan terus berceloteh membicarakan lelaki lain. Pernah suatu hari, mama melakukan hal serupa di depan papa dan papa pun marah sehingga membuat mereka bertengkar dan berdiaman selama seminggu hingga akhirnya mama mengaku salah dan papa memaafkannya.

"Jelek, masih gantengan Jimin asli yang ada di galeri hape Gemma."

"Jadi, Jimin tuh ada du-"

"Ma, Gemma mau tidur."

"Oke. Maafin Mama yang udah ganggu kamu.

Gue hanya menggumam, dan berbalik memunggungi mama. Sudah tiga puluh menit terlewati dan gue masih terjaga sembari menatap lemari. Desta apa kabar? Apakah cowok itu sudah dijemput malaikat maut karena kehabisan napas di dalam lemari?

Bangkit dari ranjang yang empuk adalah pilihan yang tepat. Gue nggak mau menjadi tersangka dalam membunuh anak orang. Derap kaki gue sangat pelan untuk mencapai lemari. Takut kalau sewaktu-waktu Mama terbangun dan menjadi penasaran.

Pintu lemari kayu gue buka dan tampak Desta yang tertidur nyenyak sembari memegang ponsel. Ia mengenakan earphone sedari tadi. Mungkin inilah yang menyebabkan Desta gampang sekali tertidur dimanapun ia berada jika mendengar sebuah alunan musik klasik.

Gue tahu hal itu bukan berarti gue dekat dengannya. Gue tahu karena cowok itu pernah bilang sendiri ke gue, kalau dia lebih suka musik klasik dibanding lagu pop masa kini, dan alunan musik klasik seperti karya Mozart, Beethoven, dan sekawanannya adalah pengiring yang tepat untuk mengantarkannya tidur.

Chasing a FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang