Merasa Nisa tidak mengikutinya masuk ke dalam kamar, Bayu kembali berjalan menuju pintu kamarnya lagi dan menatap Nisa yang masih berdiri mematung di depan pintu kamarnya.

"Nis, cepetan. Katanya mau bantu nyiapin pakaian aku buat ke Bali besok." Ucap Bayu tidak sabaran.

Mengetahui dia akan memasuki kamar suami sementaranya, Nisa malah merasakan jantungnya yang berdebar abnormal. Kamu bakalan masuk ke kandang singa nis. Bisik hati kecil Nisa menakut nakuti. Dan bukannya takut, Nisa malah deg degan.

"Ayo." Seru Bayu lagi saat melihat Nisa masih diam saja sambil melamun.

Dengan perlahan dan juga langkah ragu, Nisa memasuki kamar Bayu. Begitu memasuki kamar itu, Nisa langsung di sambut oleh wangi maskulin yang selalu Nisa rasakan saat berdekatan dengan Bayu.

Nisa juga tampak mematung menatap sekeliling kamar suami sementaranya yang bernuansa putih. Kamarnya benar benar sangat netral, juga tidak terlalu banyak barang di kamar Bayu. Hanya ada ranjang berukuran king, sofa berwarna cream di dekat jendela. Dan juga terdapat tv berukuran 32' yang tertempel di dinding.

Melihat sekeliling kamar Bayu, Nisa tampak bingung, lemarinya dimana ya? Tanya hati kecilnya.

"Nis, lemarinya ada di sini." Ucap Bayu tiba tiba seakan mendengar kebingungan hati kecilnya, Bayu menunjuk salah satu ruangan yang berada di pojok sebelah kiri tempat tidurnya. Dan tanpa banyak bicara dan tanya, Nisa berjalan ke ruangan yang di tunjuk oleh Bayu.

Lagi lagi Anisa di buat tercengang, sesaat setelah memasuki ruangan tersebut. Ternyata ruangan itu walk in closet. Dan saat memasukinya, Anisa berasa berada di salah satu butik yang ada di mall mall.

"Kamu butuh apa aja di sana mas?" Tanya Nisa sesaat setelah mengagumi walk in closet milik suami sementaranya.

"Beberapa baju kerja aku, kemeja. Kaos sama celana bahan buat tidur, terus celana santai. Kira kira cukup buat seminggu." Jawab Bayu dari arah luar. Nisa langsung memilih kemeja yang tergantung rapih di rak rak yang Nisa sendiri tidak tahu namanya. Sumpah ya, Nisa sekarang ini lagi berasa ada di mall yang khusus menjual kebutuhan pria.

"Oh iya Nisa. Jangan lupa sama celana dalemnya juga ya." Seru Bayu dengan suara keras seperti di hutan dari luar Walk in closet.

Mendengar teriakan Bayu yang menurut Nisa terlalu pulgar, Nisa merasakan pipinya memanas. Apa aku harus nyiapin celana dalamnya juga? Berarti aku harus megang celana dalam mas Bayu dong? Hati Nisa malah heboh sendiri.

"Ya Allah, harus banget ya, aku pegang celana dalemnya mas Bayu?" Gumam Anisa kalut, sembari berusaha menahan semburat dan rasa panas di pipinya.

Tidak mau terlalu memikirkan Daleman, Nisa mencoba pokus memilih pakaian mana saja yang akan Bayu bawa ke Bali nanti.

Setelah beberapa menit memilah dan memilih pakaian Bayu, Nisa menata pakaian tersebut di dalam koper.

Saat Nisa sedang melipat kemeja putih yang akan di bawakan untuk Bayu, Nisa malah menatap kemeja itu lama. Dia juga tanpa sadar mendekatkan kemeja itu ke arah wajahnya dan mencium bau kemeja itu.

"Wangi." Gumam Nisa. Entah dia sadar atau tidak.

Saat Nisa sedang terhanyut akan wangi kemeja Bayu, tanpa Nisa sadari, Bayu sudah berdiri di walk in closet sambil memandang Nisa yang sedang asyik menghirup aroma dari kemejanya di tangannya.

"Ehemmm." Dehem Bayu keras. Mendengar suara deheman Bayu, Nisa dengan refleks melempar kemeja Bayu yang berada di genggamannya.

Dengan gelagapan, Nisa menolehkan kepalanya kearah pintu walk in closet dan menatap Bayu dengan wajah memerah.

"Cuman mau ngasih tau. Jangan lupa Daleman aku." Ucap Bayu tanpa dosa sambil terus menatap wajah Nisa yang sudah Semerah kepiting rebus.

"Kam- sem- anu. Kamu aja sendiri yang SIAPIN." Ucap Nisa gagap dengan suara yang makin meninggi di setiap kalimatnya.

Melihat kelakuan Nisa, Bayu hanya bisa menatap Nisa dengan wajah aneh sambil berusaha keras menahan tawanya agar tidak pecah.

"NYEBELIN." teriak Nisa tanpa sadar saat melihat wajah Bayu yang terlihat menyebalkan dimatanya.

Setelah mengatakan itu, Nisa langsung bangkit dari hadapan koper Bayu yang masih berantakan dan berjalan melewati suami sementaranya dengan perasaan jengkel keluar dari kamar laki laki itu. Sementara Bayu, dia langsung tertawa terbahak bahak saat melihat Nisa keluar dari kamarnya sambil membanting pintu kamarnya.

"Wajahnya lucu banget. Sumpah." Ucap Bayu disela sela tawanya yang masih belum reda.

"Kayaknya, bakalan kangen banget sama kamu nis." Gumamnya sambil menatap pintu kamarnya yang barusan dilewati Nisa.

__________

Sementara Nisa. Di kamarnya, dia sedang memukuli boneka kucing hasil buruan Bayu di mesin boneka waktu lalu.

"Bapakmu nyebelin banget pussy." Jerit Nisa hampir menangis memukuli si pussy kesayangannya.

Nisa benar benar malu pemirsa. Nisa juga ngerasa kalau dirinya tidak akan mampu bertatap muka dengan Bayu besok, atau mungkin selamanya.

"Aku malu banget sama bapakmu pussy." Gumam Nisa sambil menenggelamkan wajahnya di bantal.

*****

Assalamualaikum cyantikk 😶

Maaf baru update. Di kampung susah sinyal. Mangkanya ga up up. Semoga kedepannya bisa up sesering mungkin lagi ya. Soalnya aku sekarang udah ga di kampung lagi 😅 aku sekarang udah di kota, jadi banyak sinyal 😂

Dan minalaidzin walfaidzin ya buat semuanya 😊 maaf kalau telat ngucapinnya 🙏🙏🙏😄😄🤗

BISAKAH AKU BAHAGIA: Stay With Me Please!!Where stories live. Discover now