PROFESIONALITAS | TATTO

Start from the beginning
                                    

"Kenapa malem banget Shill kesini?"

"Menurut gw karya-karya Ify cocok sama siaran lo itu yang pertama, yang kedua jadwal kita super sibuk sih jadi ya gitu."

"Yaudah, oh ya, Mario." Ucap Rio sembari mengulurkan tangannya kepada Ify.

"Ify." Jawab Ify dengan senyum canggungnya.

"Anggep aja kita gak kenal kalau lo gak nyaman ngomong sama gw, gw minta profesional ya." Ify diam, benar-benar diam. Kalimat yang Rio ucapkan masuk langsung kedalam hatinya saat ini.

Ify mencoba menyunggingkan senyumnya, ia mencoba mengingatkan dirinya bahwa ini hanyalah pekerjaan.

Manusia diruangan itu tidak pernah tahu apa yang Ify sembunyikan saat ini, tangannya perlahan mendingin, bukan karena suhu ruangan studio yang memang harus dingin. Tapi karena rasa takut gadis itu perlahan menyeruak.

- - -

Laki-laki itu hampir saja membenturkan kepalanya kemeja jika saja gadis berkuncir kuda itu tidak menangkap kepalanya. Ini pukul 12 malam dan kekasihnya itu jatuh tertidur dengan posisi duduk.

"Hah apaa???" Tanya Ozy terkejut sendiri.

"Kalau ngantuk itu tidur jangan maksain." Tutur Acha sembari terkikik.

Wajah Ozy dan suara serak khas bangun tidur Ozy membuat gadis itu tanpa sadar tersenyum dengan tulus. Rasa yang hadir didalam hatinya itu perlahan mulai menghangat.

"Cha, ngapain disini?"

"Nggak bisa tidur aja, jalan-jalan eh sampe sini."

"Lo gak kesurupankan?" Tanya Ozy benar-benar heran.

Bagaimana dia tidak heran, seorang gadis secantik Acha berjalan ditengah malam dengan alasan tidak bisa tidur dan berakhir dipemakaman.

"Nggak kok."

Ozy masih tidak bisa menerima jawaban singkat Acha, namun lelaki itu menemukan hal lain dari nada bicara Acha. Sepertinya gadis itu tidak bisa tidur bukan tanpa alasan.

"Bolehkan gw disini?"

"Ya, ya tapi ... yaudah ... iya deh ..." Acha tersenyum, sejujurnya ia juga tidak terlalu nyaman ditempat ini, namun setidaknya ketika ia ada bersama Ozy. Rasa nyaman dan aman perlahan memeluk dirinya.

"Kenapa?" Tanya Ozy dengan nada sangat lembut, ia menarik pundak Acha dan mendudukkan gadis itu dihadapannya.

"Im fine.."

"Cha..." Tanpa bisa dicegah gadis itu mendadak menangis, jika saja Ozy tidak menyadari bahwa gadis itu tidak baik-baik saja sejak awal, mungkin ia akan menganggap Acha benar-benar kesurupan.

"Mama sama papa..."

Ozy diam, lelaki itu paham ia harus menjadi pendengar yang baik sekarang ini, ia paham, memotong cerita Acha berpotensi gadis itu tidak akan melanjutkan ceritanya.

"Mama sama papa mau cerai zy." Ozy tersenyum tipis, membiarkan Acha terisak dekesunyian makam ini.

Lelaki itu perlahan memeluk gadisnya, membiarkan Acha menangis dipelukannya. Lelaki itu hanya diam, membelai lembut rambut Acha.

"Gw takut sendiri. Gw takut ditinggal sama semua orang zy." Ozy memandang punggung Acha dari atas kebawah, gadis itu benar-benar terlihat tidak baik-baik saja. Sangat jelas jika ia kabur dari rumah.

"Gw disini, gw bakal selalu disini Acha."

Gadis itu mencengkram baju Ozy dibagian pinggang. Lelaki itu benar-benar orang yang selalu bisa menenangkannya.

[END] Umbrella plant : Story About UsWhere stories live. Discover now