How Long

15 3 0
                                    

Bagian 19. HOW LONG

Pria itu mondar-mandir dengan gelisah, merasa tidak baik mengingat apa yang ia lihat ditempat sepi itu. Sesosok asing berwujud transparan. Itulah jin? Atau memang arwah? Abqary mengingat-ingat mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, pada bab yang menjelaskan tentang perbedaan, jin, iblis, setan, malaikat dan manusia.

Fokusnya kali ini adalah jin dan arwah. Jin bisa merubah wujud menjadi apa saja, lalu arwah. Pemahaman umumnya, ia adalah makhluk-eh bukan! Dia adalah perwujudan manusia yang meninggal secara tidak wajar. Yang menjadi pertanyaan berat adalah, bagaimana bisa orang meninggal tapi arwahnya gentayangan?

Dari dulu-sejak dia mengenal hantu, hingga hari ini-arwah gentayangan itu masih membuatnya ragu. Ragu tentang kebenaran keberadaan hantu-arwah gentayangan. Bukankah ketika meninggal-saat sakaratul maut-malaikat Izrail menjemput, lalu menggenggam roh untuk dibawa ke langit? Bagaimana bisa roh itu gentayangan padahal dia berada dalam genggaman Izrail?

"Apa yang kamu pikirkan?" Athafariz menepuk sekali pundak putra sulungnya "dahi mu berkerut sekali. Pasti sedang berpikir keras yah?"

"Bi" Abqary menimbang-nimbang, perlukah ditanyakan? "Apa Abi percaya dengan yang namanya hantu? Arwah gentayangan?"

Athafariz mengerut bingung "Ada apa kamu menanyakan hal mistis begitu?"

"Kemarin aku liat hantu"

Abi-nya langsung terbahak-bahak, Abqary cemberut. Dia serius dan Ayahnya malah mengganggap omongannya candaan garing?
"Serius Bi" protesnya sebal

"Hantu? Dimana Nak, dimana?" Pria paru baya itu berusaha mengendalikan tawa.

"Di jalan sepi itu, aku melihat bayangan laki-laki berpenampilan kumal dan tubuhnya transparan. Ini beneran Bi, jangan ketawa lagi"

"Mungkin kamu salah liat, atau halusinasi"

"Aku sadar Bi, bayangan itu terlihat jelas di kaca spion. Tapi pas aku tengok nggak ada apa-apa, dan ajaibmya. Di kaca spion tetep keliatan"

Tangan Athafariz meraba tengkuknya sendiri "Qa, Abi tiba-tiba merinding"

Abqary memeluk lengan Ayahnya "jangan nakut-nakutin deh Bi. Nggak lucu tau"

"Menurut kamu dia jin apa hantu?"

Dahi anak SMA itu mengernyit "Kalo menurut ku---apa yah? Pertama, kalo dia hantu, mustahil. Selama ini aku anggap hantu itu nggak ada" dia mengemukakan pendapat "gimana bisa ada yang disebut arwah penasaran atau roh gentayangan kalo pas kita meninggal aja roh kita digenggam malaikat Izrail?"

"Malaikat mengambil roh kita atas perintah Allah, mustahil kita bisa lolos tanpa kehendakNya. Jadi hantu itu, menurut Abi apa?"

"Menurut Abi, hantu itu bukan nggak ada, mereka ada. Hanya saja mereka bukan roh manusia yang gentayangan. Mereka itu jin yang bersemayam di tubuh kita, yang wajahnya menyerupai kita. Setiap manusia punya jin yang selama manusia itu hidup selalu bersamanya. Abi lupa namanya jin apa. Kapan-kapan lagi kita bahas soal itu"

Penjelasan itu cukup panjang, Abqary mengangguk-angguk. Ini pengalaman, pengalaman keren yang menakjubkan. Memiliki satu kesempatan bisa melihat makhluk-makhluk tak kasat mata.
"Bi, tapi bukan berarti aku jadi anak indigo kan yah?"

Athafariz geleng-geleng "Nggak lah Nak. Indigo itu bawaan lahir, bisa juga keturunan"

"Woaaaa"

"Udah sana. Tuh Mas mu nunggu buat jogging bareng"

•••

Minggu pagi di taman cukup ramai, banyak orang segala usia berjalan-jalan pagi sekaligus jogging disini. Tak terkecuali empat remaja yang sedang tertawa-tawa sambil lari-lari dan saling meledek. Sasaran ledekan adalah Lathifa yang dikabarkan telah menjalin hubungan sembunyi-sembunyi dengan seorang Dokter berusia dewasa.

Senja Bersimbah DarahWhere stories live. Discover now