Bersama Mu

33 5 0
                                    

Bagian 5
BERSAMA MU

Kebahagiaan tak terhingga bagi anak-anak kelas XII IPA 1 adalah ketika jam pelajaran terakhir di kosongkan tanpa ada tugas yang dibebankan. Dengan begitu mereka akan sangat mudah untuk bisa pulang lebih awal tanpa banyak diwawancarai satpam penjaga gerbang masuk.

Sembari bersorak-sorak, mereka mengemasi buku dan alat tulis yang sempat dikeluarkan, sebagain siswa perempuan, terutama gerombolan Anggita dan Wilda sibuk berdandan karena akan dijemput gebetan mereka masing-masing.

Tapi tiba-tiba kebahagiaan mereka seolah tercabut karena ada sekitar 5 orang pengurus OSIS yang masuk kelas mereka dan mengumumkan hal terkait acara peringatan ulang tahun sekolah yang ke 30 tahun.

Selepas pengurus OSIS keluar, murid-murid itu riuh seketika. Acara yang digelar adalah pesta kostum, dikhususkan untuk seluruh siswa siswi termasuk guru.
"Kenapa nggak tahlilan aja daripada party-party begini?" Gerutu Nizzar malas

"Ih asyik tau, gue suka party kaya gini" seru Saras bersemangat

"Kelas kita ikutan nggak?" Tanya Arsyi, kelas ini sudah sering bolos jika ada event di sekolah. Alasannya? malas.

"Eh ikut dong guys, nggak enak kalo nggak pada ikut, gue kan pengurus OSIS juga" sergah Haidar

"Eh iya, kok lo nggak jadi panitia?" Tanya Dheaa

"Kemarin pas ada rapat buat event ini, gue nggak ikut, soalnya masih sakit itu"

"Ya udah deh ya ikut aja, lagian kasihan si Haidar, entar dia dapet masalah, lagi" usul Fardan

Yang lain setuju, benar juga, tidak nyaman rasanya jika di kelas ada pengurus OSIS tapi mereka justru tidak mau mengikuti acara ini. Nanti teman-teman seorganisasi Haidar makin memandang buruk citra kelas mereka.

Yang memang asalnya buruk.

"Besok kan hari minggu, kita cari tempat penyewaan kostum yuk? Gawat kalo sampe keduluan kelas lain" usul Fardan saat yang lain sudah keluar kelas

"Boleh tuh"

"Biar cepet, gimana kalo nyarinya berpencar" timpal Saras

"Setuju" seru Dheea

"Oke biar gue atur, besok, Arsyi sama Dheaa, Saras sama Haidar, Fardan sama gue terus Lathifa sama Abqary" Nizzar tersenyum jahil di akhir kata "setuju?"

"Maksud senyuman lo apaan?" Tanya Lathifa sinis

"Gue berharap doa bu Naumi terkabul" cengir Nizzar polos

"Bener Zar, gue kasih restu sebanyak-banyaknya" Arsyi kegirangan

"Apaan sih! Nggak ah! Gue ogah" tolak Lathifa kesal "bully lagi, bully lagi nasib gue gini-gini amat" batinnya

"Eh Qa, lo setujukan?" Tanya Dheaa penuh harap tanpa perduli penolakan Lathifa

"Sebagai murid baru, aku harus bisa nyenengin temen baru kan?" sahut Abqary tenang

Lathifa membuka bibirnya

"Yeayyyyy sip brother" Fardan ikut kegirangan

"Dan lo!" Saras menunjuk Lathifa "harus mau!"

"Titik!" Tegas Nizzar

Teman-temannya tertawa dengan penuh kemenangan. Mau menolak bagaimanapun, toh akhirnya Lathifa tetap tidak bisa menolak. Besok dia akan pergi bersama Abqary untuk mencari tempat penyewaan kostum.

•••

Perpustakaan pribadi Papa selalu terlihat rapi, ART di rumah selalu rajin merawatnya. Pagi agak siang, tepat setelah merapikan tempat tidur, mencuci baju-baju kotor, dan membersihkan toilet, aku memilih perpustakaan pribadi untuk membaca buku.

Senja Bersimbah DarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang