Not Enough

15 2 0
                                    

Bagian 10. NOT ENOUGH

"Perkara dendam adalah jalan mendatangkan musibah yang tidak akan ada ujungnya"
- Evelyn Azzury Alishba -

~-✒-~

(Ceritanya percakapan ini menggunakan bahasa inggris)

"Lacak keberadaan mereka! Mereka semua harus di lenyapkan. Tanpa sisa!" Ujar seorang pria dingin

"Siap! Laksanakan!" Sahut orang-orang berpakaian serba hitam

"Sampai kiamat pun, aku bersumpah! Akan terus mengejar kalian!" Seringai dingin muncul di wajah seorang pria, seorang pria yang dendam ayahnya dihukum mati.

Dialah Octarian Trevor.

•••

Abqary berjalan terburu-buru menuju parkiram, barusan Ummi tercintanya menelpon, jika sempat Abqary diminta menjemputnya dari sebuah butik busana muslimah. Dan seperti biasanya, Abqary memprioritaskan wanita nomor satu di hidupnya itu.

Arsyi dan Dheea sudah dijemput supir mereka masing-masing, sementara Saras mengendarai mobil Ferrari kesayangannya, Fardan dan Haidar sudah menaiki motor gede mereka. Lantas Nizzar, pria itu lebih suka angkutan umum, karena mobilnya masih mendiami sebuah bengkel.

Lain hal dengan Lathifa, karena tadi pagi ban motornya bermasalah, ia diantar oleh supir pribadi ibunya. Dan biasanya jam-jam ini supirnya pasti sudah datang, tapi entah mengapa sekarang supirnya ngaret.

Gadis itu berdiri gusar di halte tempat tadi pagi ia diturunkan oleh supirnya atas permintaannya sendiri. Dia agak tidak nyaman jika teman sekolahnya tahu dia putri seorang Edward Aydin Mustafeed.

Kebanyakan orang berteman karena status sosial, di jaman ini sulit mendapatkan teman yang tulus. Tapi Lathifa beruntung, teman-temannya adalah anak baik-baik yang tidak gila harta. Dan kalau diingat-ingat, mereka dari kalangan yang sama. Sama-sama putra putri pengusaha.

"Wah lihat guys. Ada cewe cantik sendirian" seru seorang pria dengan penampilan acak-acakan pada seragam putih abunya.

Lathifa memperhatikan sekelompok siswa sekolah lain yang terlihat memegang botol minuman, tatapan mata mereka sayu. Gadis itu bergidik ngeri, tidak semuanya pria sih, ada perempuan juga yang bersama mereka, dengan keadaan sama.

"Hai cantik" godanya seraya berusaha meraih bahu gadis itu

Lathifa berjalan mundur, merasa terancam kala aroma alkohol menghinggapi penciumannya.
"Jangan ganggu saya!" Gertaknya

"Nggak ganggu kok cantik, cuma ngajak main. Ikut yuk" racau orang yang berhasil memeluk leher Lathifa, membuat gadis itu menggigil ketakutan.

"Jangan sentuh!" Teriak Lathifa mendorong pria itu

Meskipun Lathifa punya kemampuan bela diri, tetap saja dia perempuan kan? Dia punya rasa takut yang manusiawi jika berada pada posisi semacam ini. Diantara pria-pria setengah sadar.

Dua dari mereka menangkap pergelangan tangan Lathifa, berusaha menghimpit gadis itu namun mereka tersentak saat seorang pria mendorong dan memukul mereka.
"Ini tempat umum! Beraninya kalian bertingkah seperti itu?! Pergi!" Tegurnya dingin

"Apa lo? Nggak usah sok pahlawan!" Bentak pria yang lain

Bugh

Dugh

Lathifa memukul wajah dan menendang kaki dua pria yang menahannya, lalu dia berlari, bersembunyi dibalik punggung tegap pria yang membelanya. Lathifa lega, yang menolongnya adalah kakak sepupu Abqary.

Senja Bersimbah DarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang