Masalah

558 19 0
                                    

Jam rehat aku hanya duduk-duduk di dalam line. Tiba-tiba ada chat masuk. Nadia. Alamak.. aku lupa. Aku melupakan Nadia.

    "Kayaknya kamu gak pernah pulang? Tidur dimana?"

Aku bingung mau balas apa. Aku lupa, minggu kemarin aku nggak balik rumah.

    "Nanti aku ceritain!" Jawabku.

    "Ada masalah apa?"

    "Nggak ada! Nanti kalau ketemu aku ceritain!"

Aduh.. kenapa aku bisa lupa. Aku tak ambil pusing. Minimal aku punya waktu seminggu buat cari alasan. Ah.. tapi sampai kapan aku bisa menjaga rahasia.

     Kehidupanku dengan Fian berjalan seperti aku menyewa gratis dirumahnya. Kita suami istri, tapi hubunganku tak lebih seperti orang serumah saja. Aku hanya menyiapkan makanan untuknya setiap hari. Tapi aku tidak tau masalah Fian. Fian pergi kemana, Fian berbuat apa diluar, aku tidak tau. Bukan kita sering berbicara. Kita hanya berbicara saat makan saja.

Tapi Fian tetap berusaha menjadi suami yabg bertanggung jawab. Nafkah tak pernah absent satu kali pun. Biar sedikit Ia tetap memberi. Kadang-kadang pun dia mengajakku keluar makan. Mungkin kadang dia bosan masakanku. Tapi semua berjalan hambar, aku tau Fian tidak memiliki perasaan padaku.

     Hari sabtu malam, aku pulang ke hostel. Lagipula Fian pasti keluar dengan temannya. Aku tidak mau sendirian dirumah. Lebih baik aku di hostel dan bermalas-malasan. Jujur, tinggal dirumah Fian agak membuatku lebih sibuk. Aku lelah juga.

     Minggu pagi, aku sengaja menunggu Nadia datang. Dia pasti menunggu jawabanku. Aku sekamar hanya berdua dengan Nadia. Tapi teman serumah yang lain pasti curiga juga aku tidak pernah pulang.

    "Eh pulang juga! Aku ingat nggak pulang lagi!" Kata Nadia begitu masuk kamar.

Nadia itu temanku dari kampung. Jadi dia pasti tau semua apa yang terjadi padaku. Begitu pun aku dengan dia. Saling menjaga di rantauan istilahnya.

    "Emang aku nggak punya rumah!" Kilahku.
   
    "Sinta bilang, satu minggu kamu nggak pulang! Kemana hayo?!"

    "Aku mau bilang sesuatu tapi jangan marah! Kamu belum telpon rumah?"

    "Belum! Kenapa sih?!"

Tapi nggak mungkin juga kan orang tuaku bilang ke orang-orang kalau anaknya udah nikah di luar negeri. Itu termasuk skandal juga kan.

    "Aku.. udah.. nikah!"

Nadia tiba-tiba terbangun dari pembaringannya.

    "Jangan bercanda!" Serunya.

    "Please.. aku mohon sama kamu jangan cerita siapa-siapa! Aku nggak cerita siapapun! Kalau anak-anak nanya kenapa aku nggak pulang, jawab aja aku sewa bilik diluar! Alesannya jawab aja nggak tau.. please.. "

Nadia tampak shock.

    "Beneran? Terus ayah sama ibu, gimana?" Tanyanya panik.

    "Udah tau.. tenang!"

    "Rissa!!! Kenapa aku nggak tau apa-apa!" Serunya agak nggak terima.

    "Kan kita baru ketemu! Udah.. akhir-akhir ini aku stress banget soal ini Nad! Aku sakit-sakitan!"

    " Iya.. aku denger kamu pingsan, aku chat juga nggak pernah dibales! Aku kira cuma gara-gara galau biasa! Aku mau nanya langsung, kamu nggak pulang! Jangan-jangan kamu hamil Sa!" Cerocos Nadia.

   "Husss!!! Jaga mulut kamu ih!"

    "Ya terus.. kenapa tiba-tiba nikah?!"

    "Kecelakaan!" Jawabku asal.

JIRAN ✔Where stories live. Discover now