51. Terciduk

6.1K 380 91
                                    


Setelah mengantar Seje dan Una kembali ke rumah jeki. Jimi segera melajukan mobilnya menuju kantor. Ia masih ingat apa yang dikatakan Viki malam itu di apartemennya.

"Jim"

"hmm?"

Viki menghempaskan punggungnya ke bantalan sofa, menyilangkan tangannya kebelakang kepala. Bersandar penuh rasa pasrah. Menghela nafas panjang entah untuk apa. Seperti ada beban berat yang bersarang di pundaknya.

Sedang Jimi beranjak dari tempat duduknya, meraih dua botol cola dari dalam kulkas lalu melemparnya asal ke arah Viki, beruntungnya lemparan itu tepat sasaran.

"thanks, tau aja kalo gue haus"

"jadi lo mau ngomong apa?"

"Jim, gue sempet kepikiran soal ucapan lo waktu itu. Menurut lo kalo kali ini gue maju apa gue bisa dapetin Sheren?"

"who knows Vik? Mungkin memang ini takdir kalian. Siapa tahu Sheren itu jodoh lo dan lo Cuma harus sedikit lebih sabar aja, Vik ini kesempatan lo buat dapetin hati Sheren. Jeki sudah memilih jalannya sendiri dengan menikahi Una. Sekarang gilaran lo yang menentukan akhir dari kisah cinta kalian"

"gimana kalo ternyata Sheren nggak bisa lupain Jeki dan bersikeras buat kembali"

"itu tugas lo buat yakinin dia bahwa lo seribu% lebih baik dari Jeki dan Cuma lo orang yang bisa mencintai dan membahagiakan dia lebih dari siapa pun"

"jim apa Jeki cinta sama istrinya?"

"dari yang gue lihat sepertinya iya"

"apa lo bisa jamin kalo itu beneran cinta atau Cuma pelarian semata?"

Jimi bingung dia bukan cenayang atau paranormal yang bisa membaca pikiran orang. Dalamnya laut bisa diukur, tapi dalamnya hati manusia siapa yang tahu? Jimi tidak bisa memastikan 100% apakah Jeki sudah benar-benar melupakan Sheren atau belum.

Jika dilihat dari kejadian dimana Shocknya Jeki saat mendengar korban kecelakaan di depan kantornya bernama Sheren, Jimi tahu pria itu masih peduli pada mantan kekasihnya.

Namun melihat sikap Jeki kepada Una, juga membuatnya yakin bahwa sahabatnya itu benar-benar menyayangi istrinya. Kalau begini jadi Jimi yang pusing, sudah dibilang dia benci berada di tengah-tengah mereka.

Rasanya ingin membelah diri saja atau menghilang sekalian. Tapi lari dari masalah juga tidak akan menyelesaikan apa-apa. hufttt, terkadang hidup membingungkan apa lebih baik mati saja? Jangan Jimi belum nikah, belum pernah ena-ena jadi biarkan dia hidup lebih lama.

"gue takut Jim, gue takut disaat gue udah berusaha, pada akhirnya Sheren akan kembali pada Jeki. Apalagi saat dia tahu bahwa hati Jeki masih miliknya. Terus gue akan patah hati lagi untuk yang kesekian kalinya"

"hahaha, ternyata cinta bisa bikin orang seambisius lo jadi cemen juga ya"

Viki reflek menelengkan kepalanya ke arah Jimi, tatapannya berubah serius.

"Vik, sejak kapan kapten basket terbaik di sekolah takut kalah. Bukannya pantang buat lo menyerah sebelum bertanding? Lo Cuma harus ngelawan Jeki bukan Lord Voldemort"

"ya tapi ini bukan basket atau soal kemampuan sihir, ini masalah hati Jim beda urusannya."

"iya gue tahu, nggak ada yang bisa ngendaliin hati seseorang, tapi Vik kalo emang lo ngerasa Jeki adalah musuh terbesar lo, maka yang harus lo lakukan Cuma satu, jangan pernah biarin Sheren ketemu sama Jeki. Sekarang Cuma lo yang tahu Sheren ada dimana, dan Cuma lo yang bisa mencegah pertemuan itu"

Kawin Kontrak (eunkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang