Una senang karena hari ini Jeki mengajaknya berkunjung ke rumah orang tua Jeki. Melihat betapa ia diterima dikeluarga itu, tentu saja membuatnya lega sekaligus bahagia.
Una diperlakukan layaknya princess disini, dilayani dengan baik, di suguhkan ini itu, dan disambut semeriah mungkin. Untung tidak ada balon-balon selamat datang di depan pintu.
Bayangan tentang ibu mertua galak yang suka mengintimidasi menantunya, seketika sirna saat Una bertemu dengan ibu mertuanya. Pelukan dan ciuman sayang bertubi-tubi ia terima dari ibu mertuanya. Sikapnya yang ramah dan penyayang membuat Una sanga nyaman berada di dekatnya.
Ayah mertuanya tidak kalah baik, bahkan Una kaget ketika ayahnya memarahi jeki soal insiden kecebur kolam yang membuatnya sakit tempo hari. Ia bukan lagi menjadi menantu dirumah itu, tapi dia sudah dianggap sebagai putri kandung oleh mertuanya sendiri.
Membuat Una ingin sekali menangis haru. Belum pernah ia merasa punya keluarga selengkap ini. Ada ayah, ada ibu dan kakak laki-laki, yang sangat menyayanginya. Una merasa dirinya sangat beruntung sekarang.
Ternyata pernikahan tidak seburuk yang ia pikirkan selama ini. buktinya ia bisa mendapatkan keluarga baru disini. Untuk saat ini, hanya itu yang bisa ia syukuri dari pernikahannya bersama jeki.
"Una, liatin apa nak?" pertanyaan ibu mertuanya membuyarkan lamunan Una
Una masih berdiri diambang pintu yang menghubungkan antara ruang keluarga dengan halaman belakang rumah Jeki. Ketika mendengar panggilan ibunya, sontak dia menoleh kaget.
"ahhh, nggak apa-apa mah"
Ibu mertuanya memang menyuruh Una untuk memanggilnya mamah seperti yang Jeki dan Wonu lakukan.
"ngapain bengong di situ, mending sini bantuin mamah kasih makan keluarga besar kita yang lain"
Una mengernyitkan dahinya. Keluarga besar? Jangan bilang si mamah mengundang seluruh keluarganya hari ini. Una benar-benar gugup.
"i..iyah mah" jawabnya dengan nada ragu
Kini mereka sedang berjalan ke arah kebun di belakang rumah. Jangan-jangan keluarga besar Jeki sudah menunggu di belakang daritadi. Mampuslah Una bingung harus kayak gimana nanti.
"nah sampe"
Mereka berhenti di tengah kebun yang dibatasi pagar kecil, terlihat seperti arena bermain anak. Namun ini terlalu mini untuk anak-anak, sebenarnya Una mau ketemu siapa sih? batinnya sangat tidak sabar.
"kuki, ayo panggil istri dan anak-anak kamu sayang. Udah waktunya makan siang" celoteh si mamah kepada seekor kelinci berbulu coklat yang ada di tengah kebun.
Kelinci itu langsung lari ke dalam kandang, melompat-lompat kecil seperti memberi pengumuman bahwa makanan sudah datang, karena setelah itu tiba-tiba datang segerombol kelinci lainnya.
YOU ARE READING
Kawin Kontrak (eunkook)
Fanfiction"ayo kita bikin kontrak" "Kontrak apaan?" "Kontrak nikah lah apalagi" berawal dari KAWIN KONTRAK akankah pernikahan mereka bisa berlanjut atau berakhir sesuai Kontrak yang mereka buat sendiri. Who knows?