3. Akad

6.3K 436 46
                                    


Baru sebentar memejamkan mata, Luna teringat sesuatu yang membuatnya lompat dari ranjang ayahnya. Luna baru ingat kalo ka Tiway masih nunggu di depan. Buru-buru dia keluar.

"maaf ya kak, aku.." ucapnya terpotong ketika melihat Tiway sudah tidak ada di tempatnya

"lah kemana nih orang" gumamnya sambil celingukan, mencoba mencari bayangan Tiway, siapa tahu belum jauh.

Luna bahkan belum ngucapin terima kasih karena sudah diantar ke Rumah sakit. Alih-alih nemu kak Tiway, dia malah bertemu sahabatnya Seje di ujung koridor.

"Luna lo ngapain? Bokap lo gimana keadaannya?" tanya Seje khawatir

"baik kok baik, sekarang dia lagi tidur" katanya sambil nengok kanan-kiri, berharap kak Tiway muncul didepannya.

"lo nyari siapa sih?" tanya Seje mengikuti arah pandangan Luna

"kak Tiway, gue belum sempet ngucapin terima kasih, tapi pas gue samperin tuh orang udah pergi aja"

"owh kak Tiway, dia udah pulang" jelas Seje

Luna menatap sahabatnya dengan tatapan menyelidik.
Kok Seje bisa tahu kak Tiway udah pulang, mencurigakan. Jangan-jangan sebenernya Seje udah deket duluan sama kak Tiway. Pikirnya saat itu.

"lo ngapa ngeliatin gue aneh gitu?" mengerti akan tatapan aneh sahabatnya, sepertinya Seje tahu inti masalahnya dimana.

"tadi gue ketemu kak Tiway di depan, dan gue disuruh nyampein ini ke lo. Maaf dia pergi tanpa pamit, soalnya dia buru-buru, ada urusan juga diluar katanya gitu" Seje buru-buru mengklarifikasi keadaan, dia hanya takut Luna salah paham.

"owh gitu, yaudah nanti gue wa aja deh. Atau nggak, gue ajak ketemuan lagi kali ya Je, alibinya mau ngucapin terima kasih, iyah nggak. hahaha kadang gue bangga sama otak cerdas gue Je hehe" Luna malah narsis sendiri.

"bisa nggak sih lo kalem dikit Na, gue Cuma takut kak Tiway risih sama lo yang ngegas terus. Rem dikit kenapa, biasanya lo juga suka tarik ulur gebetan lo kan, biarin dia penasaran sama lo dulu Na" Seje mulai jadi penasihat cintanya lagi.

"aduh Je, kalo sama kak Tiway rem gue udah blong hehe. Dia tuh nggak bisa ditarik ulur Je. Cowok-cowok cuek gitu emang harus di gas"

Seje mutar bolamatanya malas, jengah akan kelakuan sahabatnya dia hanya bisa menarik nafas dan menghembuskannya pelan.

"terserah lo Na, sekarang anterin gue ke ruangan bokap lo. Gue mau jenguk bokap gue"

"okay baby" Luna merangkul sahabatnya, membawa Seje menuju kamar ayahnya.

Seje memang sudah menganggap ayah Luna sebagai ayahnya sendiri. Luna dan Seje selalu menganggap bahwa mereka adalah anak kembar namun dilahirkan dari rahim yang berbeda. Mereka hidup saling melengkapi dan saling ketergantungan.

Saat umur Seje lima tahun, ayahnya meninggal karena kecelakaan. Sejak saat itu dia tidak pernah merasakan kasih sayang ayah. Terbalik dengan Luna yang ditinggal ibunya sejak lahir karena alasan yang nggak pernah Luna tahu, dia hanya tinggal dengan seorang ayah.

Maka mereka saling bertukar kasih sayang. Seje mendapatkan kasih sayang seorang Ayah dari ayah Luna, sedangkan Luna mendapatkan kasih sayang seorang Ibu dari Ibu Seje.

Sebenarnya mereka ingin sekali menjodohkan kedua orang tua itu, namun mereka sudah berjanji untuk tidak menikah lagi, dan tetap menjaga cintanya sampai mati.

Kadang Luna benci sama pemikiran tersebut, bisa-bisanya orang berkorban sebesar itu demi cinta. Dia makin alergi sama cinta dan kehidupan rumah tangga.

Kawin Kontrak (eunkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang