33. Dugaan

2.9K 545 25
                                    

"Setiap kemunculan benda-benda dari Tuan R, pasti sebelum dan sesudahnya ada Rendy."

---000---

"Kalau Tuan R bukan Reynan terus siapa dong?"

Keyla diam, setengah menit kemudian dia mengerlingkan mata seraya menjawab. "Rendy."

Vania terkekeh mendengar nama itu. "Rendy? Si upil? Tuan R? Ngaco lo! Sehari marahan sama Tristan aja otak lo geser gini." Vania tertawa.

Keyla berdecak kesal. "Gue serius boneka santet!" Kata Keyla dengan penekanan pada kata boneka santet.

Vania menghentikan tawanya lalu melotot tajam ke Keyla "Jangan panggil gue boneka santet!"

"Iya-iya cuma Rendy aja yang boleh manggil lo boneka santet."

"Apaan sih!"

Vania mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi whatsapp dan membalasi chat yang masuk satu persatu.

"Setiap kemunculan benda-benda dari Tuan R, pasti sebelum dan sesudahnya ada Rendy." Kata Keyla.

Vania menatap Keyla dengan tatapan tidak mengerti.

"Lo nggak bisa main ambil kesimpulan dan percaya gitu aja kalau Reynan itu Tuan R."

Keyla mengunyah snacknya dengan lahap sementara Vania diam memikirkan apa yang Keyla katakan mengenai kemungkinan-kemungkinan sosok Tuan R.

"Reynan juga selalu ada sebelum kemunculan benda dari Tuan R." Vania mengingat-ingat. "Waktu gue dapat minuman setelah olahraga dan kena timpuk bola, Reynan juga ada dan dia juga liat kalau gue habis kena timpuk bola voli. Dan yang nimpuk gue itu Rendy."

Vania memutar bola mata malas. "Ya kali setelah Rendy nimpuk gue pakek bola voli terus dia juga yang ngasih gue minum dan ucapan cepat sembuh?"

"Bisa aja kan. Lo kayak nggak tahu si Rendy aja, dia itu kan orangnya susah ditebak."

"Dan yang paling gue ragukan itu ketika Reynan ngasih lo pembalut dan kiranti. Itu nggak mungkin!"

"Kenapa nggak mungkin Key?!" Nada bicara Vania naik, tidak terima.

Keyla terlalu memihak Rendy hingga segala yang Vania yakini mengenai Reynan bagi Keyla itu tidak mungkin dan salah. Menyebalkan sekali!

"Nggak ada yang tau pasti kalo Reynan ke UKS. Dan petugas UKS itu, dia juga nggak tau pasti kan? Sementara kedatangan Rendy ke UKS itu pasti, jelas. Gue, elo, dan petugas UKS itu juga tahu si Rendy yang nganter lo ke UKS."

"Cuma nganter Key! Bukan naruh kresek isi pembalut sama kiranti itu."

"Ada satu lagi Van yang nggak lo tahu. Setelah pelajarannya Pak Narto, si Rendy cabut keluar kelas, ijinnya sih ke toilet tapi lama banget nggak balik-balik."

"Nggak balik-balik karena dia BAB sembelit. Fesesnya keras makanya itu susah keluar jadinya dia nggak balik-balik." Ucap Vania ngasal.

Keyla menghela napas dalam. Snack yang dia makan sudah habis.

"Sebelum Rendy balik ke kelas, si Wanda bilang dia liat Rendy ke UKS sambil nenteng kresek hitam. Dan waktu gue ke kantin, ada kakak kelas, anak IPA, ngeledek Rendy karena dia sempet liat Rendy beli pembalut sama kiranti di Indomaret depan sekolah."

Keyla beranjak dari ayunan menuju tempat sampah untuk membuang bungkus snacknya. Setelah itu dia kembali duduk di ayunan. Vania mendorong ayunannya pelan.

"Van."

"Apa?"

"Lo sadar nggak, hari dimana lo nggak dapat puisi dari Tuan R. Si Rendy nggak masuk sekolah."

"Kebetulan aja. Rendy waktu itu sakit."

Keyla menghela napas dalam. Keyla mendorong ayunan yang dia duduki dengan kakinya.

"Kenapa sih Key kok lo kayaknya dukung si Rendy banget?"

Keyla menoleh lantas tersenyum. "Jujur ya Van, gue itu lebih suka lo pacaran sama Rendy dari pada sama Reynan. Sejak lo pacaran sama Reynan mana pernah gue liat lo bahagia karena dia, yang ada dia nyakitin lo terus."

"Lo sama Rendy itu unik. Boneka Santet-Upil. Susah nyari cowok kayak Rendy tuh." Keyla terkekeh.

"Lo suka gue punya cowok suka kentut, konyol, cerewet, ceplas-ceplos dan jahil kayak dia?" Vania mendengus sebal.

"Setidaknya dia itu apa adanya Van. Lo cuma lihat Rendy dari sisi buruknya aja Van. Rendy itu pinter, baek, lucu, dan yang buat dia beda... dia sederhana."

Keyla mendorong ayunan yang dia naiki dengan kencang. Vania juga mendorong ayunan yang dia naiki tetapi dengan kecepatan pelan. Setelah ayunan yang dinaiki Keyla berhenti sendiri, dia kembali bertanya pada Vania.

"Kenapa lo suka sama Reynan Van?"

"Karena dia Tuan R."

"Kalau ternyata Reynan benar-benar bukan Tuan R lo gimana?"

"Ya nggak gimana-gimana. Lagian gue suka Reynan bukan karena itu aja, tapi lebih karena dia ganteng, pinter, ketua OSIS, wakil ketua PMR, trus juga walaupun dia aktif organisasi tapi nilainya nggak turun."

"Semakin kesini gue semakin yakin kalau lo nggak cinta sama Reynan tapi lo cuma kagum sama dia. Karena cinta hadir tanpa alasan. Cinta sama kagum itu beda tipis Van."

🌾🌾🌾


CRUSH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang