5-Busy Tae

1.2K 135 8
                                    

[BUSY TAE]

Taehyung POV

Hooeekkk … Hooooeeekkk ….
Pagi ini aku kembali terbangun karena suara itu. Suara yang sudah seperti menjadi alarm pagi selama dua minggu ini. Aku baru tahu jika hamil tak semudah membuatnya. Aku kira wanita hamil tak akan mengalami masa-masa sulit. Ternyata aku salah besar. Irene terus mendapatkan rasa sakit karena kehamilannya seperti rasa mual, pusing bahkan emosinya semakin tak stabil. Nafsu makannya pun berkurang, bagaimana tidak setiap baru satu sendok dia sudah mengeluarkannya lagi membuat tubuh yang sudah kurus menjadi lebih kurus yang tersisa hanya perutnya yang mulai membesar. Bukankah dia seperti orang busung lapar? Oh tidak! Aku memenuhi dia gizi yang seimbang.

Aku masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa segelas air putih hangat untuknya. Dia masih berusaha untuk mengeluarkan seluruh isi dalam perutnya tetapi seperti biasa hanya air masam yang keluar. Aku memijat tengkuknya sesekali mengelus punggung yang semakin keras karena tulang yang semakin terlihat. Aku tidak tega melihatnya.

“Ini minumlah,” Ujarku memberikan gelas berisikan air hangat untuknya. Wajahnya yang pucat tangannya yang dingin mengambil gelas itu dariku dan meminumnya perlahan.

Setelah dia sedikit bernafas aku menuntunnya untuk keluar dari Kamar mandi. Dengan perlahan aku membantunya merebahkan tubuh kecil itu di atas ranjang. Aku menyelimuti setengah tubuhnya.

“Akan kubuatkan bubur untukmu agar kau bisa sarapan dan meminum obatmu.”

“Aku tidak mau makan bubur buatanmu. Rasanya benar-benar membuat perutku tambah sakit.”

“Baiklah, aku akan membelinya.”

“Tidak mau!”

Aku menarik nafasku dalam-dalam, selama dia hamil aku belajar tentang kesabaran. “Lalu, apa yang kau inginkan?”

“Aku ingin bubur buatan ibuku.”

“Apa?”

Aku terkejut bukan main. Ini bukan masalah aku tidak sudi untuk datang kerumah orang tuanya dan meminta Ibunya untuk membuatkan bubur tetapi pagi ini aku ada pertemuan dengan kolegaku.

“Bisakah kita membeli bubur saja? Pagi ini aku ada pertemuan penting.” Tanyaku berharap dia akan mengerti.

“Aku tidak mau! Aku hanya ingin makan bubur buatan Ibuku.” Dia semakin tegas

Aku mendengus kesal, kulirik jam masih menunjukkan pukul 06.30 pertemuanku dimulai pada pukul 09.00. Apakah aku bisa datang tepat waktu?

“Baiklah. Aku akan pergi ke rumah orang tuamu. Kau tidurlah lebih dulu.”

Aku segera beranjak dari ranjang dengan buru-buru aku mengambil mantel dan kunci mobilku lalu segera pergi meninggalkan rumah.

Di perjalanan menuju rumah orang tua Irene, aku menghubungi Ibu terlebih dahulu dan memberitahu keinginan Irene juga aku sedang dalam perjalanan menuju rumahnya. Aku melakukannya agar aku bisa menghemat waktuku berhubung aku tidak memiliki banyak waktu. Aku tidak bisa telat apalagi tidak datang. Sebisa mungkin aku harus mempercepat segalanya dan aku berharap ini akan lancar.

Sesampainya aku di Rumah mertuaku, Ibu langsung menyuruhku masuk dan kini aku berada di dapur melihat Ibu masih mengaduk bubur yang sudah ia buat. Aku terus melihat kearah jam tanganku, sudah menunjukkan 07.55 membuat desiran jantungku semakin tak enak.

“Bagaimana dengan Irene?” Pertanyaan Ibu menyadarkanku dari lamunanku.

“Setiap pagi dia terus muntah, Bu. Apakah wanita hamil selalu seperti ini?” Tanyaku

F L O W E R ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang