Prologue

2.5K 220 11
                                    

Tae Hyung POV

Pergi di sore hari sudah menjadi rutinitasku sehari–hari. Tak tahu mengapa aku bisa menyukai kegiatan ini, menurutku ini sangat menyenangkan, aku bisa menikmati kesendirianku.

Musim hujan yang berkepanjangan membuatku sulit untuk keluar rumah, tak mungkin aku keluar ketika ribuan air berjatuhan dari langit, orang-orang akan mengira aku gila atau frustasi. Untuk beberapa hari aku harus bersabar, hujan benar-benar membuatku terkurung di dalam kamarku sendiri. Setelah menunggu cukup lama akhirnya hujan reda. Tanpa berfikir panjang aku langsung mengambil mantelku dan pergi.

Dengan terus mengoseh sepedaku sampailah aku di taman, aku memberhentikan sepedaku. Aku tersenyum ketika aku melihat sebuah pelangi yang indah di ujung langit.

Tuhan ciptaanmu sungguh indah.

Aku selalu kagum pada keindahan dunia. Tuhan benar-benar menciptakan semuanya dengan sempurna. Namun ada satu hal yang dapat memalingkan perhatianku dari 7 warna yang masih menghiasi langit. Aku memandangnya, betapa indahnya ketika aku dapat melihat langsung senyuman manisnya, dia terlihat begitu cantik dengan bunga-bunga taman yang nampak merekah segar setelah di guyur air hujan. Bahkan senyumannya lebih indah dari bunga itu.

“Tuhan.. dia ciptaanmu yang paling indah.” Desisku tak lekat memandangnya.


🌹🌹


Aku tersenyum kembali mendapati dirinya yang terus tersenyum dan segera aku turun dari sepedaku, pergi mendekatinya setelah ku turunkan standart sepedaku untuk menyanggah agar tetap berdiri.

Kini aku berdiri di sampingnya. Kedua matanya berbinar hanya dengan melihat bunga-bunga seolah dia sedang melihat seorang pangeran tampan, ya ... aku menatapnya seperti itu. Setelah aku melihat dia dari jarak dekat aku semakin mengangguminya. Dia benar-benar gadis yang sangat cantik, sangat menawan. Apakah dia dewi bunga?

Aku tersenyum lalu kulihat bunga mawar putih yang nampak merekah sempurna dengan butiran air hujan yang masih membasahi kelopak bunga itu. Aku memetiknya dan mengarahkan kepadanya.

“Bunga yang indah untuk gadis secantik dirimu,”

Sebelumnya aku tidak pernah seperti ini, menggoda gadis hanya karena mengangguminya.

Senyum indahnya menghilang sesaat ketika melihat petikan bunga yang di hadapannya. Dengan kasar dia mengambil bunga itu dari tanganku. Dia mengangkat kepalanya menatapku sinis. Dia terlihat begitu marah, kedua matanya menatapku tajam. Ini seharusnya menyeramkan tetapi mengapa aku nampak bergairah, dia terlihat seksi.

“Apa yang kau lakukan dengan Bunga-ku. Berani sekali kau merusaknya!” Sentaknya dengan berdiri masih menatapku sinis.

Aku memekik terkejut dengan apa yang baru saja aku dengar. Apakah dia marah hanya karena aku memetik bunga ini? Hei ... Ini di Taman, semua bebas memetiknya. Tetapi gadis ini mengklaim bahwa bunga ini miliknya. Ada apa dengannya?

“Hei .. cantik, aku memetiknya untukmu.”

“Kau merusaknya. Bunga ini akan mati, dia akan mati. Kau lelaki jahat, bagaimana bisa kau merusak bunga seindah ini. Seharusnya kau biarkan dia tetap hidup. Dia akan mati dan aku akan kehilangannya. Kau jahat.”

Aku menggaruk kepalaku meskipun tak merasa gatal hanya saja otakku yang tak mengerti. Apa arti bunga sebenarnya untuknya. Ini hanyalah bunga mau di petik ataupun tidak dia akan tetap menghilang dengan sendirinya.

Aku tak tahu dan tak mengerti situasi seperti ini. Aku hanya terdiam melihatnya masih mengelus bunga pemberianku dengan sayang. Wajah-nya nampak begitu sedih membuatku menyesal karena telah memetik bunga itu dan membuatnya bersedih.

F L O W E R ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora