EUPHORIA

1.5K 148 4
                                    

EUPHORIA

***

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu sampai kapanpun! Kau harus menerima balasan karena sudah membuatku jatuh sedemikian dalam. Jangan pernah berlabuh di pulau asing, Im. Kau hanya harus terus tenggelam-bersamaku. Selamanya."

Mata itu, kenapa Jungkook terlihat sangat frustasi, suara rendahnya, juga napas gusarnya, jangan harap Kinan tidak bisa menangkap sinyal marah itu dengan baik. Kinan tahu. Hanya saja penyebabnya tidak bisa dia temukan dalam bola mata Jungkook yang semakin lama semakin menggelap.

"Ada apa, Jung? Kau kenapa? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya gadis itu. secepat kilat dia menangkup wajah yang beberapa inci lebih tinggi darinya itu. "Kau sakit?" Tanyanya lagi.

"Im, aku bukan apa-apa-tanpamu. Kau tahu itukan?"

Kinan mematung, diam, tidak menjawab pertanyaan Jungkook. Dia bingung, dia harus menjawab apa?

"Kau mau berjanji?" Tawar Jungkook.

"Untuk?"

"Untuk tidak akan pernah meninggalkanku."

Jungkook sudah terlelap meski lengannya tetap tidak dia lepaskan dari tubuh gadis itu. Jungkook yang tidur dengan posisi tengkurap dan menindih tubuh terlentangnya ini benar-benar membuat tubuhnya pegal. Tapi, Kinan bisa apa? Jika dia bergerak untuk melepaskan diri, Jungkook akan terusik dan menggumamkan kata jangan-seperti yang sudah tiga kali dia lakukan.

Rambut halus Jungkook jatuh sepenuhnya di wajah gadis itu, membuatnya geli sekaligus nyaman. Wangi rambut Jungkook membuatnya tenang. Dan lagi, napas hangat Jungkook menerpa wajahnya yang mendidih, ah, tetap saja ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama, Kinan bisa hilang kendali dan menyerang Jungkook jika dia tetap di posisi ini. dia harus segera melepaskan diri!

Tangan gadis itu sudah bertengger di pinggang Jungkook-untuk mengenyahkannya dari atas tubuhnya tentunya. Dan Kinan merasa sesuatu mengganjal di sana, di dalam saku jaket yang dipakai Jungkook ada bunyi aneh, apa yang Jungkook sembunyikan di sakunya?

Kinan melirik ke arah Jungkook, memastikan bahwa pria yang setengah mati dia cintai ini benar-benar tertidur.
Dan masuklah tangan kecil miliknya ke dalam saku jaket Jungkook, membuat Kinan menggigit bibir bawahnya. Argh, ini bahkan lebih sulit dari memecahkan kode atau mencari sambungan untuk menjinakkan bom. Sampai ujung jarinya menyentuh sebuah benda yang sontak membuatnya terdiam beberapa saat.

Ini seperti sebuah kertas, cepat-cepat Kinan menariknya keluar. Tangan kanannya sudah menggenggam kertas itu dengan sempurna. Gadis itu menatapnya penuh selidik, kertas ini begitu lusuh, seperti sudah sangat lama tersimpan di sana, atau mungkin bahkan sudah sampai tercuci dan kembali kering.

Kertas yang malang~

Penampilannya tidak meyakinkan, maka Kinan akan berbaik hati membuangkannya untuk Jungkook.

Yah~ apapun demi Jungkook yang dia cintai.

Kinan nyaris saja melemparnya ke sembarang arah, dan satu buah lambang hati tertangkap oleh pupil matanya-menahan gerakannya.

Apa mungkin ini surat?

Susah payah gadis itu berusaha membuka lembaran surat ini hanya dengan satu tangan, tangan kirinya kan ditindih Jungkook.

Dan terpampanglah isi surat itu.

EUPHORIA

Tidak banyak orang yang bisa mewujudkan mimpinya, hingga kau membuktikan bahwa kau bisa dan menyeretku ke dalam keberuntungan yang tidak didapat banyak orang itu. Kata terima kasih saja, sepertinya tidak akan cukup kan? Tapi, aku akan tetap menuliskannya di sini agar bisa kau baca.

Terima kasih.

Tidak banyak; Hanya, separuh dunia terasa berubah. You are the cause of my euphoria. Im Kinan.

Jika kau bertanya kenapa tulisan ini aku beri judul EUPHORIA, itu karena dalam ilmu psikologi, euphoria diartikan sebagai rasa bahagia yang meluap-luap secara berlebihan dan terjadi terus-menerus pada rentan waktu yang singkat, yang timbul karena sebuah situasi baru yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga situasi baru tersebut diterima seseorang sebagai sesuatu yang sangat menakjubkan.

Seperti dirimu, hal paling menakjubkan-hadiah terbaik yang Tuhan sisipkan di lembar kertas buram kehidupanku. Titik putih yang dengan indah menyebar-memperluas wilayah-menutupi hitam dan kelamnya kehidupanku sebelum bertemu denganmu. Untuk sekarang, besok, nanti, dan selamanya, maukah kau tetap memegang tanganku dan berjanji untuk tidak akan pernah melepasnya?

Kerikil itu ternyata memang menyakitkan, ya? Tapi ternyata itu tetap tidak bisa menjadi 'penunda sementara' atas keinginan kita untuk sampai di sana

Selamanya, aku tidak akan pernah melupakannya. Kita pernah ada di satu ruas berbeda, meski terseok-seok kaki pincang ini tetap bisa memaksakan diri untuk tetap melangkah pelan-menuju dirimu yang sama pincangnya-yang sama terseoknya denganku. Berusaha untuk tetap bertahan adalah kekuatan yang begitu besar, dan kalimat 'Aku mencintaimu' adalah mantra paling ajaib yang pernah ada. Hingga titik tengah adalah akhir yang menyatukan kita. Entah bagaimana lagi aku harus bersyukur atas apa yang Ia berikan padaku.

Im, katanya; Aurora adalah yang terindah. Namun, Pelangi tetap saja tidak bisa dibilang sederhana. Iyakan?

Aku mencintaimu.

Selamanya.

Meski mungkin, malam ini aku sedang bermimpi-menemukanmu di sampingku saat mataku terbuka. Tidak apa-apa. Aku akan memejamkan mataku lagi dan melanjutkan mimpi indah ini.

Dan kalimat terakhir membuatnya sadar jika air matanya sudah berderai, Kinan mendengus, "..., sejak kapan dia bisa merangkai kalimat melankolis seperti ini? dia benar-benar keterlaluan!" Tangan kanannya yang bebas menggenggam surat itu erat sambil memeluk Jungkook tak kalah erat.

END~

Masih pada gak mau baca BETWEEN 6CM nih???? 😂😂

Ayuk dong dibaca^^

Regards,

Dewiathena

THE RED BULLET [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang