[XV] Climax, Part-2

4.5K 541 46
                                    


[XV] CLIMAX Part-2


Akan selalu ada banyak pilihan di dunia ini, yang disimpulkan dengan dua kata, ‘ya atau tidak’, masih ingat teori ini? Tidak ada pilihan yang benar-benar tepat, yang ada hanyalah salah satu yang lebih bisa menguntungkan atau salah satu yang memiliki tingkat keberhasilan dengan presentasi sedikit lebih tinggi dari pilihan lainnya.

Jalan keluar bukan tentang pilihan yang tepat, namun tentang pilihan yang membuat jalan itu semakin terlihat terang dan kau bisa keluar dari masalah itu. Semua tidak tergantung saat kau berkata ya atau tidak, tapi saat kau mau berusaha untuk membuat semuanya menjadi lebih baik.

“Ayo tangkap! Chesee! Lompat lebih tinggi!” Kinan melempar benda pipih berbentuk cakram  dengan sangat kuat, hingga benda itu melayang dengan sangat cepat. Anjing Korean jindo berbulu abu-abu itu berlari mengejarnya.

“Gough—“ anjing itu menuruti perintah tuannya dan dia melompat hingga mulutnya bisa menangkap benda pipih itu dengan sempurna.

Kinan berlari mendekat ke arahnya, dari posisi awalnya dia berlari sekitar lima belas meter, lemparan yang baik. “Good boy! Charanda—“ gadis itu menghambur memeluk anjing jantan kesayangannya. Chesee-nya tumbuh menjadi anjing yang hebat dan kuat. Chanwoo melatihnya dengan sangat baik.

Gadis itu menangkup wajah chesee dengan kedua telapak tangannya, “Chesee, kita rekan satu tim. Kau adalah partner-ku! Kau ingat?” gadis itu bertanya dengan suara gemetar juga air mata yang sudah meleleh memberi garis di pipi putihnya. “Kau ingat misi kita ‘kan? Kita akan menyelamatkan Jungkook. Kita akan membebaskan pria bodoh itu sepenuhnya. T-tapi… tapi, kau jangan memberitahu Jungkook tentang ini. Mengerti?” salah satu kebiasaan buruk Kinan jika dia sedang bersama chesee, bermain drama monolog. Dia akan bicara terus –menerus seakan anjing jantannya mengerti sepenuhnya. “Ah—ini adalah hadiah untuk Jungkook. Chesee mau memberi hadiah pada Jungkook juga?”

Air mata gadis itu kian menderas. Ya—ini hadiah untuk Jungkook. Hadiah untuk prianya yang bodoh, hadiah untuk pria yang sangat dia cintai.

“Gough!” Chesee manyahut dengan semangat, membuat gadis itu mau tidak mau menarik sudut bibirnya untuk tersenyum.

Good boy… uri chesee memang yang terbaik. Aku juga akan melindungimu, kau sahabat kami yang berharga. Kau, Jungkook, bunda, papa, dan semua penghuni panti adalah keluargaku. Kalian berharga untukku. aku akan melindungi kalian apapun yang terjadi. Tak akan kubiarkan Bang Shi Hyuk dan Bulletproof-nya mengusik kalian lagi. Karena itu, chesee harus hidup dengan bahagia ya? Jangan sering merepotkan Jungkook atau bunda, ya?” anjing itu hanya diam mendengarkan tuannya yang sejak tadi mengoceh sambil menangis, suaranya bahkan tersendat-sendat dan parau karena hidungnya memerah.

Gadis itu berdiri dan mengambil sebuah benda bulat seperti mangkuk namun dengan sisi yang lebih pendek, itu tempat makan anjing berwarna merah dengan tulisan ‘MILIK CHESEE’ berwarna hitam. “Nah… ini tempat makan baru. Jangan makan di sembarang tempat. Nanti perut chesee sakit. Mengerti?”

Lagi-lagi anjing itu hanya menyahut dengan semangat, dan gadis itu akan menghadiahkan sebuah pelukan pada anjing jatan itu. Dalam hati, dia berbisik~ ‘Apapun yang terjadi padaku, kalian harus hidup.’

“Sedang apa kalian?” Kinan tersentak saat mendengar suara Jungkook, cepat-cepat dia mengahapus air matanya, Jungkook tidak boleh melihatnya dalam keadaan seperti ini.

Berbeda dengan chesee yang langsung berdiri dan menghampiri Jungkook, gadis itu malah terus memunggungi pria itu. Tubuhnya terasa kaku untuk digerakan.  Dan akhirnya pria itu yang bergerak maju sampai kini sudah berdiri di depannya.

THE RED BULLET [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang