[VI] Not Ordinary Human Love

5.6K 681 72
                                    

[VI] NOT ORDINARY HUMAN LOVE

In your world, there wasn’t any place for me. That place was getting smaller so I got scared.
But, I still like you.


“Apa yang kau lihat dariku?” Tanya si pria, mereka masih tetap pada posisinya. Tatapan mata pria itu membuat si gadis sedikit kelabakan. Bagaimana bisa dia bertanya dengan tatapan yang tetap datar. Pria ini memiliki masalah! Kinan yakin itu.

Gadis itu berdehem kecil, lalu berusaha menyamankan posisinya. “Bisa lebih rinci? Maksudku, kau bertanya tentang kau yang sekarang, atau kau yang dulu?” Jawab gadis itu.

“Apa yang kalu lihat dari aku yang sekarang? Sudah jelas?”

Si gadis tertawa kecil, “Kau ini terlalu dingin. Jawabannya, tidak banyak yang aku lihat. Karena aku sudah terlalu banyak melihatmu, dulu.”

“Dulu dan sekarang, berbeda.” Kinan menatap tajam pria itu, tapi tak membuatnya bergeming. Untuk kali ini, Kinan benar-benar merasa semua yang dia lakukan sia-sia. Jungkook tidak menghargainya sama sekali.

Gugup, marah, namun tetap mencintai pria itu. Oh, kenapa perasaan wanita selalu sekuat ini? Membuat jengkel sekaligus menurunkan harga diri. Gadis itu memejamkan matanya, “Tapi perasaanku tetap sama.”

“Im—“ Tak sampai untuk menyela, gadis itu merenggut hak bicara milik pria itu dengan cepat.

“Ssstt…,” Kinan menggelengkan kepala, lalu meminta Jungkook untuk diam dengan jari telunjuknya yang dia letakan di bibir pria itu. “Aku mohon, jangan salahkan perasaanku. Lebih baik kau salahkan dirimu yang tidak berbalik mencintaiku.”

“Aku punya dunia baru, yang tidak memungkinkan untuk membawamu masuk ke dalamnya.” Harus berapa kali Jungkook menjelaskannya? Ini sudah terlalu membosankan, gadis itu lebih keras dari baja.

Si gadis hanya bisa tersenyum, mau bagaimana lagi. Perasannya tidak mau berubah. “Aku punya cinta yang tidak biasa, jadi nikmati penderitaanmu. Kita sudah sepakat, tuan Jeon.” Kinan merasa Jungkook kalah telak.

Jungkook kembali dibuat tertegun, gadis ini membuatnya gila, baiklah, dia mengalah. Apa ini yang membuatnya dijuluki The Red Bullet? Kekuatan dari dorongan yang dia lakukan begitu kuat, sulit sekali untuk berbalik memantulkannya. Gadis itu mengerikan sekali, pikir Jungkook.

“Karena kita sudah sepakat, ijinkan aku tidur. Jangan terus-menerus bergerak, kau menggangguku!” Jungkook bicara sambil memejamkan mata, tapi tangannya yang bebas mencengkarm erat tangan Kinan yang menyentuh dadanya. Gadis itu benar-benar seorang pengganggu, entah berapa lama mereka berdua terbaring di ranjang ini, dan entah sudah berapa lama pula gadis itu terus bergerak. Dia seorang pria normal, berada di dalam kamar kecil, juga tidur di atas ranjang yang sama dengan  seorang gadis yang bisa dibilang terlalu aktif, itu menyulitkannya untuk bisa mengendalikan diri, dia terlalu banyak mendapat rangsangan. Gadis itu pura-pura tidak tahu, atau sengaja?

“Tidur ya tidur saja, apa susahnya?” Gadis itu mencibir, beruntung Jungkook tidak membuka mata. Jadi dia bebas menjulurkan lidah pada pria itu. Mungkin benar, dia sudah terlalu mengganggu pria itu, tapi, ini hanya satu malam yang entah kapan akan terulang kembali. Harusnya mereka terjaga sepanjang malam dan saling berinteraksi lebih. Tapi, Kinan tidak buta. Dia bisa melihat dengan jelas lingkar hitam yang mengelilingi mata Jungkook, pria ini terlihat sangat lelah. Kinan harus berbangga karena sudah sedikit menyita waktu istirahat pria itu.

“Ya sudah. Tidurlah. Aku keluar.” Ucapnya lirih.  Gadis itu hendak beranjak. Wajahnya sudah terlipat tak teratur. Jungkook bisa dengan  mudah membuatnya terbang, tapi, mudah juga untuknya membuat gadis itu kembali mendarat tiba-tiba. Sepertinya Kinan harus sedikit terbiasa, dan belajar untuk lebih memahami tabi'at Jungkook yang sekarang. Meski pria itu tidak banyak berubah, namun ternyata perubahannya yang tidak banyak itu membuatnya tidak lagi mengenali pria itu.

THE RED BULLET [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang