[XI] AN ANSWER

4.8K 653 83
                                    

[XI] AN ANSWER

Tell me what is love—Jungkook

Love is always this cruel
Love is always this sharp
Love is always like fire
Even when we know this, we still love (CNBLUE- Love is ...)

Love is you, Jungkook—Kinan

Entah ini hanya perasaanya, atau memang keadaan seakan mendukung gejolak jiwa dalam diri gadis itu. Terlepas dari rasa lelahnya karena berlari, gadis itu lebih merasa tenaganya terkuras habis karena melihat sosok itu—sosok yang kini duduk berdua dengan chesee. Sosok yang bisa membuatnya bangkit dan hancur sekaligus.

“Kau sudah datang?” Pria itu bangkit dari duduknya, dan gadis itu—Kinan mengangkat senjatanya sambil terus melangkah—mendekat. Chesee yang duduk di samping Jungkook hanya menatap Kinan dengan mata berbinar, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Chesee mungkin ingin berbangga karena sudah menemukan tuannya yang satu lagi, tapi tanpa chesee tahu, ini adalah awal dari peperangan yang akan segera dimulai. Bangunan tua—bekas stasiun kereta api itu, akan menjadi saksi bisu pertarungan mereka.

Kedua orang itu berhadapan, mereka sudah memerankan peran sebagai malaikat—dan—iblis—dua makhluk yang ditakdirkan untuk selamanya menjadi musuh. Mereka yang selamanya akan berada di sisi yang berbeda, malaikat di sisi kanan, dan iblis di sisi kiri. Malaikat yang putih dan iblis yang hitam. Ah, lupakan tentang pakaian serba hitam yang sama-sama mereka kenakan saat ini. Itu pengecualian. Malaikat dan iblis hanya perumpamaan dari betapa berbedanya mereka.

“Apa kau sudah menyerah?” Manik kelam berwarna hitam—gelap itu menatap tajam sosok malaikat di depannya. “Kau sudah berani mengangkat senjata dan mengarahkannya padaku? sebuah peningakatan yang baik.” Pelan—lirih—namun penuh penekanan di setiap ucapannya. Suara berat Jungkook yang langsung bisa dia dengar itu, membuatnya sedikit—lebih mengeratkan pegangan pada pistol yang dia genggam. Mata tajamnya yang indah mengunci sosok itu dengan erat.

Tapi, Kinan tak akan gentar dengan gertakan itu, ini adalah janji yang harus Kinan tepati, saat itu Kinan dengan yakin mengatakan bahwa jika mereka bertemu lagi, dia tak akan segan untuk mengangkat senjata ke arah pria itu, dan kali ini, dia tak akan mengingkarinya. “Bukankah ini yang kau mau? Tidak ada Im Kinan, tidak ada Jeon Jungkook. Aku adalah peluru merah dan kau adalah anti peluru. Kita adalah musuh.” Jawab si malaikat, tak ada garis keraguan di raut wajahnya yang kini mengeras. Yang ada hanya tatapan tajam yang balik menusuk manik kelam milik sosok iblis di depannya. Ya, tidak ada lagi alasan untuk menghindari pertarungan ini. Sekalipun itu adalah perasaannya. Untuk saat ini, Kinan mau perasaannya menguatkannya, bukan melemahkannya seperti sebelum-sebeumnya. Gadis itu butuh kekuatan untuk bisa menarik Jungkook.

“Bagian tubuhmu yang terkuat, boleh aku tahu? Aku akan menghancurkannya lebih dulu.” Tangan kiri pria itu kembali menggenggam erat gagang pedangnya, bersiap menyerang kapan pun. Pria itu sengaja menggesekan ujung pedangnya ke lantai, sehingga menimbulkan bunyi gesekan yang membuat ngilu.

Si malaikat hanya tersenyum kecil menanggapinya, “Yang terkuat? Hati. Hati adalah bagian tubuhku yang terkuat. Kau membenciku selama delapan tahun, dan aku masih mencintaimu sampai saat ini, nanti, dan selamanya. Apa jawabanku cukup masuk akal untuk bisa kau terima?”

Gerakan tangannya, terhenti. Si iblis diam, tak mampu membalas perkataan si malaikat. “Tak perlu membayangkannya, fantasimu tak akan sampai karena kau bahkan tidak memiliki apa itu yang namanya hati, iyakan, Bulletproof? Sesuai perjanjian kita, mari kita akhiri semuanya sekarang. Biarkan aku mati di pelukanmu. Aku akan merasa sangat bahagia.”

THE RED BULLET [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang