Again

4.8K 328 10
                                    

Sasuke POV

-Sab'tu-

"Hai," Sapaku untuk menghindari kecanggungan, aku tak tahu harus berkata apa padanya untuk mengawali percakapan.

Matanya berkeliaran, lalu ia kembali menatapku lewat bulu matanya. "Hai," Balasnya, Sakura menipiskan bibirnya, aku bersyukur ia tak menggigitnya jika tidak, aku tak tahu lagi apa yang akan terjadi untuk menahan diri, "maaf membangunkanmu." Kepalanya menunduk penuh penyesalan.

Aku tertawa, aku sudah memikirkan cara terbaik untuk menghadapinya berjam-jam yang lalu, sekarang ia menemukanku dalam keadaan yang konyol, jujur saja aku malu tapi ini lucu. Dan bertambah lucu karena ia meminta maaf karena membangunkanku, seharusnya ia meminta maaf karena telah mengacaukan rencanaku. "Aku tak mengira akan begini jadinya." Ucapku masih tak bisa menghentikan tawaku, Uchiha Sasuke mempermalukan dirinya sendiri. Namun hanya beberapa detik saja. Tiba-tiba rasa takut kembali menyerang relung hatiku. Tawaku perlahan menyurut, aku menatap langsung kedalam matanya.

"Aku merindukanmu Sakura." Kata-kata itu keluar tanpa dapatku kendalikan lagi. Mata Sakura membulat, ia membisu. Aku senang saat menyadari pipinya merona. Ia terlihat sangat cantik sekarang.

Aku merasakan dorongan kuat untuk memeluk Sakura. Dengan cepat aku menarik tangannya, menenggelamkan wajahku diperpotongan lehernya, kehangatan menjalar dari dadaku hingga wajahku. Kenyamanannya membuatku ingin mencari lebih.

Aku mengeratkan pelukanku memastikan tak ada lagi jarak yang tersisa. Tangan kananku bergerak mengelus rambutnya yang lembut. Wangi tubuh Sakura menguar, tangan kiriku menariknya lebih rapat dan lebih dalam lagi.

Selama beberapa menit kami dalam posisi seperti ini, aku tak berniat untuk melepaskannya, kami berdua begitu menikmati moment ini. Sakura bahkan tak melawan, ia seperti mengerti bagaimana perasaanku. Perasaan rindu yang memuncah yang menyesakkan dadaku kini telah pudar di gantikan kehangatan Sakura.

Dinding baja yang telah aku bangun selama bertahun-tahun untuk melindungiku dari perasaanku sendiri kini semua telah runtuh. Yang ada hanya rasa takut kehilangan dan cinta yang semakin lama, semakin berkembang pesat.

Tubuhku bergetar, "Aku pikir, aku akan kehilanganmu." Aku semakin mengeratkan pelukanku, seakan-akan Sakura akan menghilang jika aku sedikit saja melonggarkannya.

Tanpa sadar air mata mengalir dari sudut mataku tanpa terkendali, aku menangis dalam diam. Menyesali waktu yang telah terbuang dan segala hal yang telah kulakukan kepada Sakura. Aku tahu jika Sakura sering menangis karenaku. Tapi aku selalu berusaha mengabaikannya. Ia ingin menyerahkan dirinya secara suka rela demi kebahagiaanku tapi aku selalu saja menolaknya mentah-mentah dan mencari pelampiasan yang lain. Aku tahu betapa brengsek dan jahatnya aku. Akhirnya kini aku bisa menghentikan semua itu untuk mulai melindunginya dan mencintainya secara tulus.

Tangan Sakura bergerak mengusap kepalaku penuh sarat akan kasih sayang, aku dapat merasakannya. "Maafkan aku, tapi aku sudah berada disini."

Aku menggeleng, masih menenggelamkan wajahku diperpotongan lehernya untuk menyembunyikan tangisku. Sekarang aku terlihat seperti anak delapan tahun yang menyesali perbuatanku. "Jangan minta maaf Sakura, aku pantas mendapatkan ini. Perasaan tersiksa ini. Aku pantas mendapatkannya." Sangahku dengan suara serak.

Sudah ku putuskan aku akan menyatakannya tanpa memikirkan banyak hal lagi, semua bisa diatur belakangan. "Aku mencintaimu Sakura." Ucapku tulus, matanya berkaca-kaca.

Tubuhku merosot kebawah, aku akan mengulangi segalanya. Aku akan membuat semuanya sebagaimana mestinya. Aku mendongak, mataku menerobos masuk kedalam matanya yang sehijau daun. Aku mengenggam kedua telapak tangannya lembut dan perkataanku selanjutnya sukses membuat air mata Sakura jatuh, kini bukan lagi air mata kesedihan yang biasanya terjadi karena kesalahanku melainkan kebahagiaan. "Haruno Sakura maukah kau menikah denganku?" Sakura tersenyum tipis.

SASUSAKU - A Beautiful Lieजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें