Dia dan Musik (part 5)

2.5K 52 13
                                    

Setahun kemudian...

Tidak banyak yang terjadi setelah setahun berlalu. Hari-hari berlalu begitu saja tanpa kehadiran Cesar. Tak lama setelah aku pindah, handphoneku hilang sehingga nomor HP Cesar hilang dan otomatis hubunganku dengannya terputus. Kucoba menghubunginya lewat e-mail yang masih kuingat. Tapi ternyata dia sudah tidak pernah mengecek e-mailnya lagi.

Sekarang aku sudah kuliah. Aku sudah tidak tinggal dengan orang tuaku lagi melainkan tinggal di asrama bersama teman-teman lain yang sama-sama mendapatkan beasiswa untuk kuliah di negara ini. Sekarang aku kuliah di Berlin. Meskipun sudah kuliah, aku masih aktif bernyanyi dan mengikuti berbagai perlombaan berharap aku akan menemukan Cesar dalam berbagai perlombaan tapi ternyata aku tidak menemukan siapa-siapa. Aku justru menemukan saingan-saingan baru yang levelnya jauh lebih tinggi. Hmm, dunia ini memang luas.

AKu tidak tahu bagaimana kabar Cesar sekarang. Yang jelas perasaanku terhadapnya masih tersimpan rapi dalam hatiku. Mungkin memang aku harus melupakan Cesar. Mungkin Cesar memang bukan takdirku.

Tuhan maafkan diri ini

Yang tak pernah bisa menjauh dari angan tentangnya

Namun apalah daya ini

Bila ternyata sesungguhnya aku terlalu cinta dia

Mungkin lagu milik Rosa yang berjudul Terlalu cinta itu sangat pas untuk menggambarkan keadaan hatiku. Berkali-kali kucoba untuk melupakannya meyakinkan diri kalau dia bukan takdirku. Tapi aku tetap saja tidak bisa menerima kehadiran orang lain selain Cesar. Kenapa perasaan ini sebegitu dalamnnya?

Mengenai lagu yang Cesar berikan sebelum aku pindah, aku tidak terlalu mengerti artinya. Aku hanya bisa mengerti satu kalimat dalam lagu itu yaitu Time to say goodbye. Mungkin kurang lebih lagu itu berarti kata-kata perpisahan.

Kaset itulah yang selalu menemaniku satu tahun ini. Aku mendengarnya melalui walkman dan menggunakan headset sehingga orang lain tidak dapat mendengarnya seakan-akan lagu ini memang hanya untukku. Hingga pada suatu hari kaset pemberian Cesar tersebut ditemukan oleh temanku, Jasper Whitlock. Iseng dia memutar kaset itu pada tape-nya. Jasper mendengarkan lagu yang dibawakan oleh Cesar sampai habis kemudian memberi komentar dalam bahasa Inggris.

"Siapa laki-laki itu? Dia sungguh pandai menyanyikan lagu ini. Saya sendiri sangat menyukai lagu 'con te partiro' ini dan saya sungguh kaget mendengar orang lain yang juga dapat menyanyikan lagu ini dengan baik."

"Jadi kamu tau lagu ini?" aku balik bertanya. Tentu saja dengan Bahasa Inggris karena Jasper tidak mengerti Bahasa Indonesia.

"Tentu saja."

"Bisakah kamu terjemahkan lagu ini kedalam Bahasa Inggris, please?" Pintaku

"Oke, tentu saja bisa. Untukmu segalanya akan kulakukan."

"Thanks, Jasper."

Aku menyerahkan selembar kertas dan pena agar Jasper dapat menuliskan terjemahannya kedalam Bahasa Inggris sehingga lebih mudah kupahami. Setelah selesai ia tersenyum dan menyerahkan kertasnya padaku.

When I'm alone

I dream on the horizon and words fail

Yes I know there is no light in a room

Where the sun is not there

If you are not with me

At the windows

Shows everyone my heart which you set alight

Enclose within me

The light you encountered on the street

Dia dan MusikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang