Dia dan Musik

6.6K 48 7
                                    

Dia dan Musik

Hei semuanya, A.P. Racta disini. Selagi aku menyelesaikan serial Barbie Girl, untuk sementara pembaca bias membaca ceritaku yang satu ini (cerita ini sudah tamat jadi tidak perlu repot-repot menunggu lanjutannya). Kuharap teman-teman semua menyukai karyaku yang ini. Lagi-lagi harus kukatakan kalau sebenarnya karya ini kubuat untuk tugas Bahasa Indonesia-ku sewaktu SMA dulu. Jadi maaf ya kalau aku memakai Bahasa yang terlalu kaku karena guruku mewajibkan untuk menggunakan bahasa baku.

Ya ampun, panjang sekali kata pengantarnya, oke, lupakan! Ini ceritanya...

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dia dan musik, dua hal yang tak dapat dipisahkan. Andai saja itu menjadi Dia, Aku, dan Musik karena aku selalu berharap dapat menjadi bagian dari dirinya seperti musik yang sudah menyatu dengan jiwanya. Dia bagai melodi tersendiri dalam hidupku dan akan menjadi melodi yang selalu indah untuk didengarkan seumur hidupku. Tetap indah meskipun sebenarnya cukup menyayat hati.

Dia dan musik. Aku tidak akan pernah lupa dengan cara yang dipakainya untuk mengekspresikan musik. Begitu murni seakan-akan dia sedang menjelaskan tentang dirinya sendiri. Dan itulah yang membuatku sulit untuk melupakannya. Karena setiap lagu akan mengingatkanku tentang dirinya.

****** --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hari pertama belajar sebagai murid kelas 2 SMA. Horeee!!! Horeee!!! Akhirnya aku memiliki para junior yang bisa dikerjai. Ups, niat buruk itu sepertinya sudah ada di dalam kepalaku. Tapi tenang saja, mana mungkin aku yang begitu baik seperti malaikat ini tega mengerjai para junior yang masih polos. Jadi aku tetap memilih menjadi senior yang baik.

"Percy, album perdana Gita Gutawa sudah beredar!" Tia, temanku yang satu ini memang selalu lebih terlambat dari yang lain. Albumnya itu sudah keluar beberapa minggu yang lalu. Sungguh terlambat kalau baru mengetahuinya sekarang.

"Sudah tau." Jawabku singkat.

"Yah Percy, jangan sinis begitu donk. Aku kan hanya ingin memberitahumu. Aku sudah mendengar lagu-lagunya. Aku pikir suaramu tidak terlalu kalah lho dengan Gita Gutawa. Kalau kamu terus mengasah kemampuan vokalmu, aku yakin kau akan menjadi penyanyi terkenal seperti cita-citamu."

Meskipun awalnya aku kesal padanya karena kebiasaannya yang 'selalu terlambat' itu, tapi akhirnya aku luluh juga mendengar pujian yang begitu tulus keluar dari mulutnya, "Terima kasih Tia untuk pujianmu. Semoga apa yang kau katakan itu bisa menjadi kenyataan untukku."

"Iya sama-sama. Oh ya, aku juga sudah mendownload lagu-lagu itu kedalam format MP3. Mau coba dengar?"

"Mmm..maaf, tapi jangan sakit hati ya. Sebenarnya aku juga sudah lebih dulu mendownload lagu-laggu itu."

Tak lama kemudian bibir Tia maju sekitar 2 cm kedepan, "Yah, Tia ketinggalan lagi deh."

"Hahaha, begitulah. Tapi sebenarnya ada satu lagu Gita Gutawa yang tidak berhasil kutemukan di internet. Urgh, padahal itu lagu yang paling kusuka."

Sayup-sayup aku mendengar melodi yang indah dari komposer kondang, Erwin Gutawa dan juga suara emas dari Gita Gutawa. Melodi dan suara itu sungguh menyatu membentuk harmoni yang indah. Tapi ada satu suara lagi yang mengikutinya. Suara laki-laki yang ikut menyanyikan lirik yang dinyanyikan Gita Gutawa.

"Your head up high...Smile on your face .......And wish, that you will always be loved....The stars will lead you every steps you take"

Suara itu, ditelingaku terdengar seperti suara malaikat. Walaupun lagu Gita Gutawa sesungguhnya adalah lagu yang dinyanyikan oleh perempuan, tapi laki-laki-yang-aku-tidak-tau-siapa menyanyikan lagu itu dengan sempurna seakan-akan menyanyikan lagu Your Love itu dalam versi yang berbeda.

"Lagu itu!" Segera aku tersadar dan segera berlari mencari asal melodi itu. Ya, lagu yang berjudul Your Love itulah yang sangat aku inginkan. Sulit sekali mencari lagu itu di internet. Bagaimanapun caranya, aku harus mendapatkan lagu itu untuk handphone-ku.

Ternyata asal suara itu tak jauh dari tempatku berasal tepat didepan pintu kelasku. Awalnya aku mengira yang berdiri disana adalah patung pualam karena wajahnya yang terpahat sempurna. Postur tubuhnya tegap, dan dadanya begitu bidang. Rambutnya hitam, kulitnya mancung, dan matanya sipit seperti orang Cina. Mungkin dia memang merupakan warga peranakan Cina karena memang banyak warga keturunan Tionghoa yang bersekolah disini. Saat aku datang, dia masih terus bernyanyi mengiringi suara Gita Gutawa yang dia dengarkan secara seksama dari handphone-nya.

"Kamu! Lagu Gita Gutawa itu berasal dari HP-mu ya?" Tanyaku sok akrab. Uh Percy, kamu itu bagaimana sih! Seharusnya kan kamu mengajaknya berkenalan dulu!

Mungkin dia takut salah orang dan memperhatikan sekelililngnya, memastikan kalau memang dialah yang kuajak bicara, "Aku?"

"Iya, kamu! Wah, sudah dari kemarin-kemarin aku menginginkan lagu itu. Bisakah kamu mengirimkan lagu itu via bluetooth kepadaku?"

"Oh, tentu." Katanya. Kemudian dia mengotak-atik HP-nya dan siap mengirimkan lagu itu kepadaku. "Oh ya, namaku Cesar. Kamu?" Katanya sambil mengulurkan tangan.

Dengan ragu-ragu aku menyambut uluran tangan itu. Heran, kan aku duluan yang mengajaknya berbicara, kenapa justru dia yang mengajakku berkenalan? "Percesvhy, itu namaku. Sedikit susah menyebutkannya jadi kamu boleh memanggilku dengan nama kecilku, Percy. Orang-orang memanggilku begitu."

"Percy?" Sekarang giliran dia yang heran. "Cukup aneh juga namamu. Boleh aku minta nomor HP-mu? Jadi kalau nanti ada lagu Gita Gutawa, atau lagu lainnya aku bisa langsung memberitahumu."

Namaku aneh? Oke harus kuakui namaku memang sedikit asing, tapi bukannya namanya juga aneh?

Aneh, gumamku dalam hati. Baru pertama bertemu sudah bertukar nomor HP. Tapi tidak apa-apalah, "Lagunya sudah terkirim. Terima kasih, Cesar."

Dan begitulah awal pertemuanku dengannya. Lagu Your Love yang menyatukan kami.

Every time I close my eyes

And say my prayer at night

I thank God each day for your love

That gives me wings so fly up high

To reach my dream aim for the sky

You always said...

Your head up high, smile on your face

And wish that you will always be loved

The stars will lead you every steps you take

Don't you ever be afraid, believe in you

I'll be there to guide you

Wherever you may go...

Thank you for your love, forever...

***

Dia dan MusikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang