03

542 45 6
                                    

Play video diatas sebagai background music.
____


"Chanyeol sungguh tak memberitahumu?"

Irene menggelengkan kepala sebagai jawaban. Memang benar, Chanyeol tak pernah mengatakan apapun padanya tentang peresmian gedung baru yang juga bertepatan dengan acara lelang; pengumpulan dana untuk anak-anak penderita Leukemia, esok lusa.

Bahkan tiga hari sudah ia tak pulang ke rumah tanpa kabar.

"Kami bertemu tiga hari lalu dan dia tidak mengatakan apapun,"

Wendy menghela napas panjang dan menggenggam jemari Irene erat. Ia tahu apa yang terjadi di antara mereka. Karena itu, Wendy tidak ingin mengajukan pertanyaan lain yang mungkin akan membuat sahabtanya lebih sakit lagi.

"Pergi denganku, ya?" pinta Wendy.

Yang ditanyai diam berpikir.

"Apa kau tega membiarkan aku datang sendiri?"

Irene menatap Wendy. "Brian?"

"Jangan bicarakan dia," kata Wendy malas.

"Bertengkar lagi?"

Wendy menggeleng. "Tidak," jawabnya cuek. "Jadi bagaimana? Mau menemaniku tidak?"

Irene diam. Lagi.

"Aku janji tidak akan lama, kedatangan ku hanya formalitas saja. Setelah dari pelelangan, kita makan malam bersama, aku yang traktir. Hm?"

"Aku yakin jika menolak sekalipun, kau tetap akan menyeret ku kesana, kan?"

Wendy tertawa dan mencubit pipi Irene gemas. "Kenapa kau selalu bisa membaca pikiran ku?"

####

Malam itu ramai. Wendy datang dengan Irene, sementara yang lain bersama dengan pasangan masing-masing. Wanita itu tidak terlalu peduli tentang rekan kerjanya yang selalu saja menanyakan dimana Brian, mengapa tak pernah datang bersama sedang mereka bekerja di divisi yang sama.

Wendy lelah. Ia muak. Terutama pada pertanyaan mengenai Brian. Dokter muda nan tampan yang 3 tahun lebih muda, sekaligus menjabat sebagai kekasihnya.

Hubungan mereka sudah terjalin sekitar dua tahun lalu, Brian masih menjalani masa koas nya saat itu.

Sejak awal Wendy sudah tahu, berhubungan dengan pria yang lebih muda pastilah berbeda. Ia akan menghadapi masa dimana jiwa muda Brian yang menggebu-gebu mencuat ke permukaan. Tapi tak ia sangka, akan separah ini jadinya.

"Kau tunggu disini sebentar, aku akan menemui ketua dulu,"

Irene hanya mengangguk sambil melihat-lihat keadaan di sekitar, barangkali ia akan bertemu seseorang yang dikenalnya.

"Kenapa dia lama sekali?" gumam Irene pelan. Kemudian ia memutuskan untuk mengambil segelas jus jeruk ketika tenggorokan nya terasa kering, selagi menunggu Wendy datang.

-

Wendy mengikuti arah pandang Dokter Song, ketika wanita itu tampak mengagumi sosok yang baru saja muncul sesaat sebelum acara utama di mulai. Mata Wendy memicing ketika melihat sepasang pria tampan dan wanita cantik yang berdiri di dekat pintu masuk. Bukan rasa kagum, tapi tautan jemari kedua orang itu membuat Wendy marah sekaligus kecewa.

Ia segera berbalik dan menghampiri Irene untuk menariknya sahabatnya itu keluar.

"Wendy, ada apa? Kita akan kemana?"

IF YOU ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ