02

675 56 5
                                    

Play video diatas sebagai background music.
____


Irene terbangun dan menggeliat kecil untuk meregangkan ototnya yang terasa sangat pegal. Ia membuka mata perlahan dan mendapati suaminya berdiri dekat jendela kaca; manatapnya lekat dan bersedekap dada.

"Berapa lama kau menungguku kemarin?" dingin sekali suara itu di telinga Irene.

"Ti- tidak lama," jawab Irene pelan yang masih dalam posisi berbaring.

"Jangan bohong. Kakimu membengkak dan bernanah."

"Hah?" Irene membuka selimut dan melihat kakinya yang baik-baik saja, meski bengkak namun tidak bernanah seperti yang suaminya katakan.

"Aku sudah membersihkannya," ujarnya seolah mengerti arti tatapan Irene. "Kau ini bodoh atau apa? Jika 30 menit aku tidak datang, harusnya kau pulang saja,"

"Ku pikir kau akan datang meski sangat terlambat."

"Jangan menunggu lagi," kalimat itu begitu dingin hingga membuat Irene membeku. "Mandilah, setelah itu sarapan. Aku menunggu di meja makan," ujarnya kemudian pergi dari kamar itu, menyisakan Irene yang tertunduk diatas tempat tidurnya.

Bahkan tidak ada permintaan maaf?

Irene meraih tongkatnya dan bangkit menuju kamar mandi. Hanya butuh waktu 20 menit untuknya membersihkan diri, berpakaian rapi, kemudian pergi ke dapur menemui suaminya yang sudah menunggu.

"Maaf, aku bangun kesiangan,"

"Duduk dan makanlah,"

Irene duduk, mengambil mangkuk dan mencoba sup ayam yang ada di hadapannya. Ia tersenyum tipis setelah mencoba sup ayam hangat itu. Masakan suaminya masih sama, tidak pernah berubah; selalu enak dan sesuai dengan seleranya.

Keheheningan menyelimuti pagi itu, tidak ada yang berniat buka suara sama sekali hingga keduanya selesai dengan sarapan masing-masing.

"Terimakasih,"

Tanpa jawaban dari sang suami, Irene berdiri mengambil kain untuk membersihkan meja makan, kemudian mencuci semua piring dan peralatan masak yang kotor.

"Kau tidak bekerja?" tanya Irene setelah ia menyelesaikan acara beres-beresnya dan melihat jam di dinding yang menunjuk ke angka 9.

"Bekerja, nanti siang. Semalam aku menangani operasi dadakan, jadi jam kerja ku mundur hari ini."

Sekarang Irene mengerti kenapa suaminya tak datang kemarin. Kata-kata itu sudah sangat menjelaskan keadaan hingga ia tak perlu bertanya lagi kenapa pria itu tak memenuhi janji yang mereka buat.

####

Irene menjalankan aktifitas seperti yang biasa ia lakukan, mencuci, membereskan rumah dan memasak untuk makan siang. Ia tidak menyadari jika gerak geriknya terus diperhatikan oleh sang suami,
"Apa kau selalu mengerjakan hal-hal itu?"

"Eung?"

"Aku bertanya apa kau selalu melakukan pekerjaan rumah?" ulang pria itu dengan kata-kata yang lebih jelas.

Irene mengangguk, "Tentu saja, ini sudah tugasku,"

"Besok aku akan memanggil orang untuk melakukan pekerjaan rumah,"

"Ti- tidak perlu, Chanyeol. Aku senang dengan apa yang ku lakukan. Sungguh," balas Irene gugup.

"Aku memang jarang di rumah, tapi aku tidak buta untuk menyadari kaki mu yang sering bengkak. Pasti itu semua karena aktifitas harian mu." wajah Chanyeol terlihat datar seperti biasa meski terselip nada khawatir dalam kalimatnya.

IF YOU ✔Where stories live. Discover now