Luna menggeram marah dan melepas serangan pertamanya dengan melempar sebuah baru besar ke arah pasukan White Witch.

Tiffany segera menciptakan angin besar untuk mengubah arah jatuhnya batu tersebut.

"Lawanmu adalah aku saat ini, bukan mereka," desis Leonore tajam dan membawa Luna pergi dengan kekuatannya yang dapat mengendalikan ruang dan waktu.

Saat ini mereka berada di sebuah ruang hampa, sepi, gersang, dan pastinya, hanya ada mereka berdua di sana.

"Tidak ada perhitungan waktu di sini, kalau mau keluar, kau harus membunuhku."

Luna mendecih pelan. "Dasar memuakkan, karena harus berhadapan denganmu, terpaksa aku harus mengeluarkan senjata kerenku ini. Dia tidak sabar, untuk turut melahapmu Leonore!" teriaknya disertai dengan tawa yang kian mengencang.

Luna merapalkan sebuah mantra dan sebuah sabit besar muncul di tangannya.

"Kau sudah tahu dia kan? Perkenalkan, namanya Dark Rose. Dia belum pernah mengijinkan siapapun bebas dari kutukannya."

"Sungguh menakutkan," balas Leonore datar.

Leonore mengawasi pergerakan bayangan hitam yang menguar liar dari senjata maut itu.
Leonore melesat maju dan menyabet senjata itu dengan lecutan air berkekuatan listrik. Setelah ujung lecutan hampir menyentuh senjata itu, bayangan hitam tak berbentuk itu  justru melahapnya dan tidak menyisakan apa-apa.

"Apa-apaan senjata macam itu?" batinnya kesal.

Leonore kini menyadari, ada banyak hal yang masih belum ia ketahui dari Moris. Leonore mendecih pelan, usahanya belum mencapai puncaknya. Kini, ia mendapat satu titik terang, sepertinya senjata itu adalah senjata kombinasi antara senjata iblis dengan kekuatan hitam buatan Moris, kalau ia tidak salah menebak.

"Bukannya sudah kubilang Leonore, senjataku ini tidak terkalahkan," balas Luna sambil tertawa keras.

"Kau tidak ada apa-apanya dibanding senjataku ini, kau lemah dan yang lemah akan kalah," tambahnya.

Leonore tersenyum miring. "Kau salah. Lemah tidak berarti kalah. Kuat juga tak berarti menang. Yang menang adalah dia, yang mengetahui kelemahan musuhnya terlebih dahulu. Seharusnya kau tahu itu Luna."

"Aku tahu aku yang akan kalah. Itu karena kau sudah mengetahui kelemahanku sebelum aku mengetahui apa kelemahanmu."

Leonore mengacungkan tongkat sihirnya dan merapalkan senjumlah mantra. Matanya bercahaya dan sesaat kemudian, air bah datang Dan menghanyutkan benda-benda di sekitarnya. Luna ikut terseret arus dan mendapatkan sengatan listrik hingga membuatnya terpaksa berteriak kencang, saat merasakan betapa sakitnya mendapat serangan tersebut.

Beruntung lagi, kemampuan regenerasinya lagi-lagi menyelamatkan hidupnya. Leonore terus menyerang, menciptakan makhluk besar dari air, yang siap melawan siapa saja yang melawan tuannya.

Leonore tersenyum samar. "Aku sudah bisa memprediksi akhirnya. Aku memang akan kalah jika berduel denganmu. Tapi aku di sini untuk mengulur waktumu, yang ingin kau pergunakan untuk menghabisi semuanya."

***

"Ryn! Akademi mendapat serangan mendadak," ucap Igna dengan napas terengah-engah.

Sepasang mata sebiru samudra itu membulat sempurna.

"Oh yang benar saja!"

"Berhentilah melongo dan dengarkan aku, Ryn!"

Igna memegang kedua bahu Ryn dan berusaha menyampaikan keadaan akademi yang baru saja mendapat penyerangan.

"Kau sudah yakin dengan rencanamu melawan Medusa kan?"

Ryn mengangguk kaku lalu berusaha menjawab, "Tapi, aku tidak tahu kalau secepat ini. Ini diluar prediksiku."

"Dengar, kita tidak akan membuang waktu lagi. Samantha, Nicholas, Lauriel, dan beberapa petinggi lainnya sudah mendiskusikan rencana penyerangan. Yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan segalanya dan mulai bertarung atas saranmu itu. Sekali kita menang, lau bisa kembali dan menyelamatkan mereka, karena akan lebih buruk jika banyak penyihir di sana ikut dibawa ke dimensi ini," jelasnya panjang sambil berusaha meyakinkan Ryn yang mulai menatapnya dengan tatapan meragukan.

"Aku tidak tahu ini akan berhasil atau tidak."

Igna menghela napas lalu menepuk pundak Ryn beberapa kali.

"Tidak apa-apa jika kita gagal, ada yang harus kami prioritaskan, apa kau sendiri mau, teman-temanmu ikut menderita di dunia ini? Setelah semua penyihir masuk ke sini, keseimbangan dunia pasti hancur, jadi keempat portal antar dimensi akan terbuka. Segel portal dimensi manusia yang dibuat Guardians terdahulu juga akan ditembus nantinya oleh para Dark Knight, bukankah saat ini mereka tidak bisa melewati portal?"

Ryn berpikir sejenak lalu mengangguk mantap. "Aku paham, apa para petinggi sudah berhasil mendapatkan rencana yang matang?"

Igna tersenyum lega. "Kita sudah mendapat satu rencana utama. Mereka sedang mendiskusikan rencana alternatif bila kita gagal."

"Baik, mari kita siapkan peralatannya."
Igna dan Ryn langsung melesat ke arah ruang peralatan perang dan mengumpulkannya. Seluruh penghuni di dimensi ini rata-rata sudah memiliki senjata mereka sendiri-sendiri, yang sudah sering mereka pergunakan saat berkelana.

Ryn memasukkan semua sisa senjata itu ke dalam Magic Bagnya
Sedangkan Igna mulai mengumpulkan penghuni dimensi dan menjelaskan tujuan penyerangan.
Mereka semua menatap Ryn dengan tatapan tak percaya. Sejenak, Ryn merasa bingung, apa mereka tidak setuju dengan rencana ini?

"Kami tidak akan menolak. Penolakan kami setara dengan membuat dunia ini hancur. Setidaknya, izinkanlah kami untuk turut membantu, agar kita dapat pergi dengan tenang!"

Pada akhirnya, seruan penuh semangat dan dukungan itu membuat Ryn semakin yakin, bahwa mereka akan menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Pada akhirnya, seruan penuh semangat dan dukungan itu membuat Ryn semakin yakin, bahwa mereka akan menyelamatkan dunia dari kehancuran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

************************************

Published : 8 juni 2018
revisioned : 06 September 2018

Yo halo semua^^

Terimakasih sudah vote dan komen dan masih setia menunggu MW sampai sini.

Duh gak rela aku, bentar lagi Magic World bakal .... *tebak sendiri

*nangis* *banjir*

Aku belum memutuskan untuk judul barunya, tapi doakan saja masalahnya cepat selesai ya, soalnya dilanda kebingungan dan kebuntuan alur -_-

Oke, see you^^

POM #1 The Return of the Witch [END]Where stories live. Discover now