Sepanjang waktu adalah malam hari di Black Sun. Matahari adalah mitos di kota penuh kutukan itu.
Banyak yang percaya, ketiadaan cahaya lah yang membuat semua warga Black Sun menjadi penjahat.
"Kami tidak berharap diterima oleh orang Seoul. Namun...
"Bagaimana V, Jimin, & Namjoon bisa pernah dipenjara? Bukankah mereka kebal terhadap hukum?"
*** kiaara presents
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"War does not determine who is right – only who is left.'
Bertrand Russel
***
The True Beginning of The War
***
V sadar bahwa malam itu dirinya terlalu lama gelisah.
Ini sudah tiga hari berlalu dari kejadian itu. Kakak atau bos yang tidak pernah didengarkannya juga sudah menyerah memberi pengertian. Namjoon mengatakan pada V bahwa dirinya tak pantas untuk hidup dengan dusta seperti orang-orang dari Dunia Atas.
"Tapi aku bersumpah, Namjoon,"—saat itu belum ada adat untuk memanggil hyung, semua panggilan hanya berupa nama, brengsek, bedebah, atau keparat—"Aku mendengar orang-orang Seoul itu bicara tentang Dunia yang Tidak Akan Pernah Diberkahi Cahaya. Mereka mengatakan bahwa sangat pantas kalau Black Sun hanya dikirimi bahan makanan sisa atau malah tidak perlu dikirimi sama sekali. Mereka ingin membuat kita mati kelaparan, Namjoon. Aku bersumpah kalau aku sama sekali tidak sedang bercanda!"
Namjoon tentu saja tidak mendengarkan hingga V merasa sangat terpukul. V bahkan telah berusaha menunjukkan akta kematian yang menjadi bahan olok-olok orang Dunia Atas untuk Black Sun, tapi tidak digubris.
"Kita tidak punya dokumen akta kelahiran tapi kita harus punya akta kematian. Apa itu bukan sebuah penghinaan namanya?" Kertas bersampul cokelat itu dibuka dengan gusar. V maju selangkah, seakan ingin mengoyak mata Namjoon jika masih tak sudi menggubrisnya.
"Namjoon, dengar, mereka tidak mengakui hidup kita tapi mereka mengharapkan kematian kita. Sebagai orang Black Sun, seharusnya kau tersinggung karena ... karena kita baru diakui sebagai warga negara Korea Selatan kalau sudah mati tercabik-cabik!"
"Itu hanya lelucon, V. Akta itu hanya lelucon. Meskipun kau bilang lelucon itu sudah masuk majalah, tapi tetap saja itu hanya lelucon!"
Yang membuat V sampai menggeram benci, Namjoon justru mengedikkan bahu dengan begitu ringan.
