Chapter 11: You Can't Get Blood from A Stone

5.8K 958 419
                                    

Dawn without Sunrise

OST: BTS – Sea

"Bajingan."

Segumpal kertas terkutuk itu akhirnya remuk di tangan Suga.

"Dasar Song Mino pengkhianat!"

Sekujur tubuhnya lunglai. Suga tak bisa lagi menerjemahkan rasa apa yang ada di balik dadanya. Dibilang marah, ia tak yakin ada kemarahan yang bisa bercampur dengan rasa putus asa.

Matahari yang tak pernah ada justru terasa runtuh untuk Black Sun. Dan keruntuhannya itu membakar sampai level pembinasaan.

Ini bukan perkara Suga tak siap menghadapi kiamat. Ini perkara mengapa Black Sun tak pernah dihinggapi keadilan oleh pemerintah Korea Selatan.

Suga melangkah ragu, kembali ke dalam rumah. Di dalam sana, Jimin dan V masih saling bercanda. Mereka seperti sepasang adik-kakak naif yang tak mau tahu bahwa keadaan sedang berada dalam bahaya. Suga mematung lama di pintu, sampai semenit kemudian Jimin memanggil dirinya.

"Sayangku, sayangnya Jimin."

Senyuman lebar itu tersungging.

Ah, sungguh Suga merasa ingin menghancurkannya.

"Kau kenapa?"

Tangan Jimin melambai, sesekali menepuk paha, meminta Suga duduk di pangkuannya.

"Suga?"

" ..." Namun, sosok yang dicintainya itu membeku. Seperti siap menumpahkan tangis, tapi terlalu malu.

"Suga?" Merasa tak direspon, Jimin berdiri dan menghampirinya. "Apa terjadi sesuatu?"

Suga memandangnya. Jimin bahkan sudah bisa merasakan kehancuran itu, bahkan sebelum Suga bicara.

"Ada apa, katamu? Banyak, Chim. Banyak yang terjadi di sini dan aku tahu semuanya." Suga menatap Jimin dengan pandangan penuh keluhan. Sejenak ia menatap V yang untuk detik itu, tercenung sebagai orang ketiga.

"V, kupinjam dia boleh?" Suga bertanya. "Tapi aku tidak janji bisa memulangkan Jimin dalam keadaan hidup."

Mereka berpandangan. Kalau situasinya sedang tak terjepit begini, V pasti akan dengan mudah bilang "Bawa saja". Namun, untuk kali ini sepertinya Suga tak sedang bercanda. Jimin pasti benar-benar harus berjibaku dalam bahaya.

V tak punya pilihan, selain menjawab kelu, "Terserah Jimin saja."

Suga mengangguk. Ia berbalik badan, mendahului Jimin, tak ingin memaksa. Suga masih membiarkan Jimin untuk memilih.

"V"—dan Suga sempat memejamkan mata putus asa saat Jimin justru memanggil nama V—"jaga dirimu dan Namjoon-hyung baik-baik. Kalau aku tidak kembali lagi, berarti aku mati untuk Suga."

Dasar Jimin idiot.

Si bodoh itu mengikutinya—ah, bagaimana mungkin Suga tega meragukan kesetiaan Jimin padanya?

Si manusia kaca masih berjalan cepat. Di belakangnya, Jimin mengikuti. Jelas pemuda itu sedang menahan diri untuk tak bertanya apa pun sebelum Suga berinisiatif untuk bicara.

Menatap punggung Suga, Jimin bahkan sudah merasa terluka sebelum "perang" dimulai. Rasanya kisah mereka memang tak pernah mulus. Saat Suga baru saja bisa menerima dirinya, Jimin harus menghadapi kenyataan yang berkali lipat lebih berat.

Jimin bahkan masih tetap tak bertanya saat Suga mengajaknya masuk rumah. Berdua, mereka melintasi selasar gelap di bagian rumah Suga yang paling jarang terjamah. Jimin memicingkan mata beberapa kali, mencari Minjae dan adik Suga itu tak ada di sana.

Dawn without Sunrise | MinYoon, TaeKook, NamJin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang