1 - Habelia Lentera Dirgantara

355K 20.5K 1.5K
                                    

Mata sayu yang mengantuk itu menatap malas sarapan yang tersaji di depannya. Dengan gerakan slow motion Habel memasukan sesendok nasi goreng buatan sang Mama ke dalam mulut.

"Nak, jangan main-main dengan makanan." Tegur sang Mama. Aila mencubit pelan lengan Habel karena anak gadisnya itu tidak mendengarkan.

Habel memekik karena kaget, berdecak sepelan mungkin. Mamanya akan menghukumnya. Kata Mamanya itu tidak sopan.

"Mama, ih! Aku masih ngantuk." Habel menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan tangan memegang sendok yang di gunakan untuk mengaduk asal nasi goreng dihadapannya.

Aila geleng kepala, lalu duduk di samping sang putra yang telah lama berada di sana dan memperhatikan sang kembaran yang tampak tidak semangat.

"Berangkat sendiri?" Suara Kain, sang kembaran. Membuat Habel mengangkat kepalanya.

Habel mendengus. "Ada angin apa lo ajak gue berangkat bareng? Nggak takut reputasi lo rusak karena bareng gue?" Sinis Habel, melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

Dan saat Diano--sang Ayah--baru saja duduk di kursinya Habel telah selesai dengan jadwal sarapannya.

Habel bergegas. "Aku berangkat." Di ciumnya pipi sang Ibunda sebelum berangkat. Tanpa menoleh ke arah Kain ataupun sang Ayah yang baru tiba.

"Kalian harus berubah." Aila menatap Diano dengan pandangan kesal. Lalu menatap sang bungsu. "Kamu juga jangan terlalu dingin ke Kakak kamu."

"Salah siapa? Dia yang selalu lakukan hal yang nggak bener. Bikin nama aku tercoreng aja." Ketus Kain, setelah meminum susu cokelat miliknya segera berpamitan pada kedua orang tuanya.

***

Habel mendengus, apalagi saat ketiga temannya bergosip tentang artis muda berbakat yang tengah naik daun. Yang kalo senyum super manis, yang katanya bisa buat kaki jadi seperti jelly kalo ketemu.

Sayangnya itu hanya mereka, tidak bagi Habel. Bagi Habel, si Gental-Gental itu hanya akan naik daun selama bebarapa bulan. Setelahnya akan hilang karena mulai di sisihkan oleh artis baru lainnya.

Kehidupan sosialita menang seperti itu. Naik turun.

Habel mengambil kasar ponsel Natcha yang di jadikan pusat perhatian ketiga gadis itu sejak tadi. Protes langsung di layangkan.

"Bel, balikin!" Natcha menengadahkan tangannya, meminta kembali ponselnya yang di tahan Habel.

Dengan wajah datar Habel memasukan ponsel itu ke dalam saku rok abu-abunya.

"Sampai bel istirahat nggak akan gue kembalikan." Habel melotot galak membuat tiga temannya yang hendak protes diam, mengatupkan rahang. Asal tau saja Habel terkenal bukan hanya karena sifat minus yang selalu dia lakukan, tetapi karena dia memiliki mata tajam yang tanpa dia berusaha membuat tajam telah tajam. Melihat seperti biasa saja Habel di bilang sinis.

Padahal Habel baik loh.

Kalau tidak sedang kesal.

Jadi jangan membuat Habel kesal jika masih ingin memiliki wajah mulus tanpa warna pelangi.

Kring!

Bel berbunyi, membuat semua anggota kelas kembali ke tempatnya masing-masing. Termasuk Dawai yang duduk bersama dengan Habel.

Dawai harus rela menahan kesal, padahal Gentala baru saja mengeluarkan video klip terbaru.

"Nggak usah bete, Gental-Gental itu nggak bakal hilang." Habel mendengus. Tapi Dawai tidak menanggapi, membuat Habel berdecak kesal. Dengan terpaksa mengeluarkan ponsel milik Natcha di atas meja dengan agak kasar membuat Dawai dengan cepat mengambil ponsel itu dari atas meja.

HalearaWhere stories live. Discover now