"Ya emang lo ga punya sopan santun. Masa gue suruh minta maaf. Jelas jelas cewe lo berdiri di deket tong sampah, harusnya lo salahin cewe lo kenapa dia berdiri disana," Sandi membela diri.

"Ya lo kenapa main lempar lempar aja? Kalo bukan anak basket, gausah sok sok an main lempar lemparan," sahut Satya lagi.

"Satya udah sat, baju aku bentar lagi juga kering kok. Jangan cari masalah sat," rengek Rosa.

"Ini bukan cuma masalah kamu di lempat pake botol minuman dan tumpah, aku ga terima dia ga mau minta maaf dan malah jelek jelekin aku," bantah Satya.

"EHH KALIAN INI. MASIH PAGI SUDAH PADA BIKIN RIBUT SAJA!" teriak Pak Ripto menggelegar.

Pak Ripto menjewer telinga Satya dan Sandi,
"Kalian ikut bapak ke ruang BK. Yang lainnya bubar!"

"Ndra, kamu balik ke kelas sama Rosa ya. Aku mau ikut ke ruang BK," ucap Fathan.

Andra mengangguk,
"Iya. Tapi kamu juga jangan kepancing emosi."

Fathan memberi hormat pada Andra pertanda ia akan menuruti perkataannya. Setelah itu, ia langsung berlari menuju ruang BK.

♢♢♢

Bel istirahat berbunyi, sontak semua murid langsung menyuarakan suara kebahagiaan di dalam hati mereka.

"Anak anak, jangan lupa kalian belajar untuk menghadapi ulangan kenaikan kelas. Ibu gamau kalian malas malasan lagi. MENGERTI SEMUANYA?" tegas Bu Rina.

"Mengerti bu.." jawab semuanya.

Setelah itu, Bu Rina langsung pergi meninggalkan kelas. Saat itu pula semuanya langsung berhamburan keluar kelas.

"Ndra, kantin yuk," ajak Rosa.

Andra mengangguk,
"Yuk. Gue laper banget nih. Nta, kantin yuk."

Kinta menggeleng,
"Gue bawa bekel ndra."

Rosa dan Andra mengangguk bersama.

"Lo ngga ke kantin Tan?" tanya Rosa.

"Gue mau ke perpus bareng Rama," jawab Tania.

"SAYAANG!" teriak Budi dari depan pintu kelas.

Anak anak yang berada di dalam kelas langsung menoleh ke sumber suara. Tania langsung menghampiri Budi dengan wajah merah karena malu.

"Ngapain teriak teriak gitu sih?!" sungut Tania.

Budi menggeleng cepat,
"Gapapa, ngetes aja. Ternyata yang mau aku panggil sayang banyak. Buktinya, mereka semua nengok."

Tania memutar matanya malas,
"Terserah kamu lah."

Tania berjalan duluan meninggalkan Budi. Dengan cepat Budi langsung menyusul Tania ke perpustakaan.

Rosa menatap kepergian Budi dan Tania,
"Kalo ada penghargaan couple ter gajelas, pasti mereka menang tuh."

Andra tertawa,
"Parah lo. Udah yuk ke kantin."

Saat sedang mencari buki di perpustakaan, ada seorang laki laki yang mendekati Tania.

"Eh, Tan. Apa kabar lo?" tanya Bima, teman SMP Tania.

"Ngapain lo nanya nanya?" sinis Tania.

Bima berdecak kagum,
"Waaw, galak juga lo sekarang. Gue kangen sama Tania yang kutu buku dan lugu yang dulu."

Tiba tiba Bima mencolek pundak Tania. Hal tersebut langsung mendapat penolakan dari Tania.

"Kenapa sih? Harusnya lo seneng dong kalo kita bisa deket. Dulu kan lo suka sama gue. Apa jangan jangan, lo udah punya pacar ya?"

My Bad Boy Senior [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang