Rose 37

1.8K 116 0
                                    

"Tu..an Putri"

Senyum senang merekah begitu saja di wajah Kanna dan Kanato. Kanna berhasil menyelamatkan Valinca. Tanpa disadari, airmata Kanna mengalir begitu saja.

"Kenapa .... kau ... menolong ku? Setelah .... apa yang aku .... lakukan pada kalian?"

Kanna mengusap sudut matanya. Mengenggam tangan dinginnya Valinca.

"Karena kau juga punya sisi baik dalam dirimu. Dan apa yang kau lakukan hari ini hanyalah karena ayahmu dan ketidakberdayaan mu, Valinca" ucap Kanna tulus. Valinca tersenyum.

"Terimakasih" Kanna mengangguk. Gadis itu beranjak dari tempatnya. Ada hal yang harus diurusnya. Raga sudah cukup lama mengulur waktu. Dan sudah saatnya dia membalas perlakuan yang dilakukan oleh Raja Zeluen kepada Valinca dan juga kerajaannya.

Sebelum benar-benar beranjak, Kanna sempat meminta maaf kepada Valinca atas kelancangannya melihat memorinya dan mungkin meminta maaf jika harus menyakiti ayah Valinca.

"Valinca, aku minta maaf jika aku menyakiti ayahmu"

"Tak apa" jawabnya lemah. Walaupun Kanna tau, Valinca tidak akan sepenuhnya tega membiarkan ayahnya disakiti. Tapi Valinca bukan orang egois yang meminta pengampunan atas apa yang telah diperbuat oleh ayahnya. Setidaknya Valinca tau, bahwa Kanna tidak akan membunuh ayahnya.

"Dan maaf juga, memori merah muda mu sepertinya bukan memori yang patut diingat"

Wajah Valinca sontak saja memerah. Kanna tanpa sengaja melihat memori pertemuan antara dirinya dengan Kanato. Memori yang tak layak menjadi memori merah muda, namun kejadian itulah yang selalu diingat nya tentang mengapa cintanya semakin besar pada Kanato. Kanna hanya terkekeh. Mungkin kakaknya memang telah berhasil menemukan cintanya.

"Nona! Aku tak punya banyak waktu!" Teriak Raga yang sepertinya memang kehabisan tenaga. Nafasnya bahkan sudah terengah-engah.

"Aku titip kakak ipar ku, jangan lepaskan dia Kak!"

Moonraker menancap sempurna tepat diantara Kanna dan Raja Zeluen. Melihat kesempatan itu, Raja Zeluen langsung saja melesat meraih moonraker.

Namun, tepat disaat Raja Zeluen nyaris menyentuh moonraker. Kanna sudah melesat pergi lebih dulu. Dan tepat saat Raja Zeluen benar-benar mendapatkan moonraker. Lagi-lagi dia tidak berhasil mendapatkan nya karena pedang itu sudah lebih dulu berada ditangan Kanna.

Swuuush

"Mencari ini? Hm" ucap Kanna meremehkan. Raja Zeluen menatapnya tak percaya. Dia sangat tau, Kanna tadi berada cukup jauh darinya. Tapi bagaimana sekarang dia bisa lebih dulu mendapatkan moonraker.

"Ahh.. moonraker saja tak ingin kau menyentuhnya. Untuk keduanya kalinya kau sudah di tolak olehnya. Untuk apa lagi kau mencobanya? Menyerah lah Raja Zeluen." Ucap Kanna tegas.

"Kau licik!"

"Oh ya? Bagaimana dengan mu? Kau memanfaatkan putri mu dan membunuh istri mu yang tidak bersalah sama sekali. Dimana kelicikan yang kau maksud?"

Raja Zeluen tersentak. Bagaimana Kanna mengetahui nya. Raja Zeluen menatap Kanna dingin.

Kanna menyunggingkan senyum tipis. Dia berjalan perlahan mendekati Raja Zeluen yang membeku ditempat nya.

"Bodoh" ucap Raja Zeluen tepat saat Kanna sudah berada didepannya. Raja Zeluen menyunggingkan senyum meremehkan. Tanpa diduga, Raja Zeluen memanfaatkan waktunya tadi untuk menyiapkan sebuah serangan fisik yang cukup fatal.

"Kau?!" Murka Niel. Namun, saat Niel hendak beranjak dari tempatnya, seseorang menahannya.

"Kenapa kau menahanku?! Aku ingin menyelamatkan Kanna!" Bentak Niel kepada Raga yang ntah sejak kapan berdiri disana.

"Haaah! Kau ini! Terlalu gegabah. Look!" Ucap Raga sembari menunjuk Kanna dengan dagunya. Semua orang menatapnya terkejut.

Bagaimana bisa?

"Ahh, kau membuatku terkejut Raja"

"Bagaimana mungkin!" Gumam Raja Zeluen begitu menyadari bahwa Kanna tidak sedikit pun terpengaruh oleh nya.

"Menyerah sekarang atau--"

"Atau apa?!" Kanna menatap dingin Raja Zeluen. Raja Zeluen yang murka kembali hendak melayangkan pedangnya, namun tubuhnya seakan membeku. Dia menatap Kanna marah.

"Apa yang kau lakukan! Kenapa tubuh ku tidak bisa bergerak?!"

"Melakukan apa yang seharusnya aku lakukan sejak tadi" jawab Kanna datar.

"Apa yang ingin kau lakukan?! Jangan berani macam-macam! Atau aku akan--"

"Valinca, maafkan aku" ucap Kanna lirih sembari menatap Valinca yang jauh disana. Valinca tersenyum sedih lalu mengangguk. Dia memejamkan matanya tepat disaat Kanna mulai mengarahkan sebilah pedang tipis tepat keleher raja Zeluen.

****
Minal aidzin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Selamat hari raya idul Fitri, bagi kalian yang merayakan 🙏 .. mohon maaf jika selama ini aku banyak salah, terutama dalam penulisan karya aku 🙂

Jangan lupa Vote and Comment 😊

Magic Rose : Rose Symbol (Tamat)Where stories live. Discover now