ROSE 14 : THE SECOND MET HER MOTHER

2.1K 135 2
                                    

Kini Kanna telah sampai di perpustakaan milik sang ibu yang letaknya tak jauh dari taman kerajaan lebih tepatnya diantara taman mawar milik sang ibu. Ia mengelilingi perpustakaan tua itu.

Ia pun berhenti disalah satu bingkai foto dan membawa bingkai foto itu kemejanya diarahkannya padangannya tepat kearah foto dirinya dan sang ibu. Kanna mulai meletakkan kedua tangannya di meja itu tepat diatas album foto itu dan membaringkan kepalanya diatasnya.

Perasaan lelah dan sedih begitu mendalam dihatinya membuatnya sangat lelah. Hanya ditempat inilah dia bisa melepaskan kepenatan yg ia rasakan sembari mengenang sisa sisa masa lalu.

"Bu, bisakah aku bertemu denganmu lagi?" Ucap Kanna sebelum akhirnya suara hilang dibalik kesunyian. Perasaan kantuk mulai menyerang kanna. Dan kini, Kanna mulai terlelap dalam tidurnya.

Kanna merasakan hembusan angin menerpa dirinya. Ketika dirinya membuka matanya, segaris senyum terukir di wajahnya. Ia sudah pernah berada ditempat ini sebelumnya. Kini sang putri pun berjalan menyusuri barisan pepohonan sakura yang sedang mekar itu.

"Sama seperti saat itu. Aah, ibu pasti ada ditempat itu" gumam Kanna yang kemudian memacu kakinya. Tepat di depannya cahaya putih membelah barisan pepohonan itu. Namun, betapa terkejutnya dirinya mendapati apa yang ada didepannya. Hamparan bunga mawar yang belum berapa lama dia saat itu dilihatnya kini sudah hancur berantakan menyisakan kelopak bunga dan tangkai yang terpisah.

"Apa yang terjadi? Siapa yang tega menghancurkan semua ini?" Gumam Kanna sembari memandangi sekitar. Tubuh mungilnya kini bergetar, ditengah kesunyian itu hanya suara isak tangisnya yang terdengar sendu.

Kanna berjalan menyusuri jalan setapak yang sudah dipenuhi kelopak bunga yang berhamburan. Tepat didepannya, Kanna melihat ada satu bunga mawar yang masih kuncup tergeletak disana. Kanna memungut mawar itu dan digenggamnya dalam pelukannya.

"Aku telah menyelamatkanmu. Kau tak perlu takut lagi, ada aku bersamamu sekarang. Aku tak akan membiarkan siapapun menyakitimu" ucap Kanna kepada si mawar. Mawar itu tak merespon perkataannya. Seolah tau apa yang bunga itu rasakan, Kanna terus mendekap bunga itu erat.

Kini dirinya terus berjalan tanpa tujuan. Hingga akhirnya dirinya melihat pohon besar tempat bertemu dirinya dan sang ibu saat itu. Kanna menyipitkan kedua matanya, ia ingin memastikan siapa yang tengah tersandar lemah di pohon itu. Ketika mendapati sosok itu, mata Kanna membelalak. Ia langsung memacu langkahnya mendekati sosok itu. Itu adalah sang ibu. Dilihatnya sang ibu sudah sangat lemah dan berdarah.

"Ka.. Kanna, apa ya..ng kau lakukan disini?" Tanya sang ibu yang semakin tersengal. Kanna tak kuasa menahan tangisnya.

"Bagaimana kau bisa datang secepat ini?" Ucapa sang ibu mengejutkan Kanna. Hingga ia menyadari bahwa dalam waktu singkat dirinya sudah berada tepat disamping sang ibu.

Padahal sebelumnya ia masih berdiri sekitar seratus meter dari tempatnya sekarang. Kanna memandang kearah sebelumnya tempat dirinya berdiri. Tak mau ambil pusing, Kanna tak memperdulikan bagaimana caranya dirinya bisa sampai dengan cepat ketempat itu. Yang terpenting baginya saat ini adalah sang ibu.

"Ibu, apa yang terjadi padamu? Siapa yang melakukan ini padamu? Ibu jawab aku, kumohon.." isak tangis kanna mulai pecah. Ia terus menangisi keadaan sang ibu.

Disamping itu, sang ibu terus memperhatikan sang anak yang ntah bagaimana caranya bisa terseret masuk kedunia itu lagi. Kini sang ibu memandangi mawar yang sedari tadi berada dalam dekapan sang putri.

"Syukurlah kau menemukannya terlebih dulu" suara sang ibu membuatnya bingung.

"Apa maksudmu bu?" Tanya Kanna yang semakin bingung karena disambut oleh senyum ambigu sang ibu.

"Sayang, kau harus pergi dari sini sekarang juga. Mawar yang ada bersamamu, bisakah kau lindungi dia. Itu akan membantumu kembali keduniamu yang seharusnya. Jangan biarkan mereka menemukanmu dan juga mawar itu" perintah sang ibu. Namun Kanna yang keras kepala tak menggubris perintah itu, dan malah semakin banyak bertanya.

"Mereka? Siapa bu? Aku tak akan meninggalkan ibu sendirian. Aku akan tetap disini bersama ibu." Jawaban Kanna membuat ibunya tersenyum sendu.

"Kau harus pergi, jika mereka menemukanmu maka tak akan ada yang bisa menyelamatkan kita. Uhuuk" sang ibu mulai memuntahkan darah segar yang mulai disambut kepanikan oleh sang anak.

"Ibu baik-baik saja sayang. Maafkan ibu telah membuatmu terlibat masalah seperti ini" tiba-tiba suara langkah kaki membuat keduanya menoleh bersamaan kearah datangnya suara itu.

Srakk sreek sraak

"Ibu, itu pasti adalah pertolongan aku akan meminta bantuan dari mereka." Ucap kanna, namun saat Kanna akan bangkit dari posisinya sang ibu menarik tangannya dan menahannya.

"Tidak. Mereka tidak akan menolongmu. Ibu mohon, pergilah dari sini secepatnya agar mereka tidak bisa menemukanmu ataupun mawar itu" perintah sang ibu. Sayangnya Kanna masih enggan meninggalkan sang ibu.

"Hei, aku merasakan aura yang kuat disini dan kuncup terakhir juga masih hidup." Suara lantang dari laki-laki dibalik pepohonan itu membuat Kanna refleks melihat kearah bunga mawar itu. Di genggamnya erat bunga itu.

"Aura itu berasal dari pohon disana" ucap salah satunya lagi. Kini suara langkah kaki itu semakin mendekati keduanya. Tubuh Kanna gemetar. Ia tak berhenti menagis. Hingga suara teriakan dari salah satu sosok itu pun mengejutkan keduanya dan membuat Kanna harus segera berlari meninggalkan sang ibu.

"Pergilah!!" Perintah sang ibu.

"Tapi bu.." Kanna masih mencoba membantah sang ibu.

"Cepatlah Kanna!!" Sang ibu mendorong Kanna dan membuat Kanna langsung refleks berlari. Ia tak menoleh kebelakang lagi. Yang pasti ia mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekatinya.

Ia terus memacu langkahnya dan hanya berharap mereka tak menangkapnya. Rasa sakit yang ia rasakan dikakinya kini tak lagi digubrisnya. Batang mawar yang berduri itu terus melukai kaki Kanna yang beralaskan apapun itu.

Sedangkan tangannya terus menggenggam erat sebatang bunga mawar yang kuncup itu. Kini tangannyapun tak terlepas dari goresan duri yang ada di bunga mawar itu. Semakin dekat langkah kaki itu, semakin erat pula Kanna menggenggam tangkai mawar itu.

***TBC***


AUTHOR NOTE

Hai hoi..
Maafkan aku yang membuat kalian bingung..
Sepertinya ada kesalahan pada pengupdate cerita ini..
Dan lagi.. Jika kalian mendapati ada chapter yang lompat indah.. Tolong kasi tau yaa, biar aku Publish ulang..

Terima kasih atas perhatiannyaaa..
Maaf sekali lagi, jika mengecewakan..

Enjoy!
Don't forget to vote and comment..

With Love <3

Pinkyyaa

Magic Rose : Rose Symbol (Tamat)Where stories live. Discover now