01.

1.2K 194 65
                                    

-𝐌𝐞𝐧𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐢𝐦𝐚 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-𝐌𝐞𝐧𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐢𝐦𝐚 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚-

Air mataku menetes saat membuka lembaran pertama diary milik Deniz, diary yang selalu ingin ku baca tapi tak di bolehkan olehnya, katanya bukan rahasia lagi kalau aku yang baca. Isinya benar-benar di luar dugaanku.

Di sana terdapat foto konyolku.. aku tersenyum simpul melihatnya.

"Gadis itu, gadis berlesung pipi dengan rambut tergerai, yang selalu duduk sendirian karena tak punya teman sebab sifatnya yang sangat egois, dia suka melempari orang yang ingin mendekatinya dengan botol minumnya, dan lucunya aku malah menyukainya sejak duduk di kelas 4 SD. Hmm.. ku pikir rasa itu akan hilang seiring berjalannya waktu, tapi ternyata sebuah insiden membuatku harus makin dekat dengannya, bahkan dia sekarang sahabatku.

Sekarang kami kelas 8 SMP, ia makin cantik sekarang, dan makin banyak pula yang menyukainya. Meski begitu. aku harus tetap ada saat ia membutuhkanku, sebab aku takut jika ia pergi saat aku tak berguna lagi dalam hidupnya.

Aku pernah dengar pembicaraan dengan teman-teman wanitanya, bahwa ia berteman denganku karena aku berguna. Haha memangnya siapa yang akan tulus bersahabat dengan pria cupu yang tampangnya pas"an sepertiku"

Paragraf pertama membuatku menggigit bibir bawahku hingga hampir berdarah, rasanya aku tak sanggup melanjutkan untuk membaca kalimat-kalimat lainnya lagi. Aku malu, sangat malu pada Deniz. Aku benar-benar merasa jadi orang paling jahat di muka bumi ini. Karena ku akui aku awalnya ingin berteman karena dia bisa mengerjakan semua PRku.

Isakan tangisku mengencang seiring ku baca lembaran itu, tenggorokanku rasanya tercekat, aku ingin sekali berteriak dan mengerang meruntuki diriku, tapi tak bisa.

Mengapa Tuhan, mengapa kau jemput ia secepat itu tanpa berpamitan denganku? Mengapa Engkau tak berikan kesempatan untukku memberitahunya bahwa selama ini cintanya tak bertepuk sebelah tangan, setidaknya ia harus meninggalkan bumi dalam keadaan tersenyum, setidaknya aku ingin mewarnai dunianya meski hanya satu hari saja.

Diary ini di kirim padaku 1 tahun lalu, bodohnya aku malah membuangnya ke gudang karena semenjak Deniz menghilang, aku tak bisa fokus lagi mengerjakan proposal ku.

Ah, aku rasanya tidak sanggup melihat Deniz sekarang, kenapa makhluk menyebalkan ini jadi setampan ini, dia begitu gagah tanpa kacamata kotak itu. Saat perjalanan pulang pun dia jadi sorotan orang-orang, membuatku minder saja, apalagi para cewek-cewek yang berbisik melihatku.

"Mereka kenapa sih?" tanya Deniz bingung. Sangat polos, dia bahkan tak sadar kalau wajahnya bisa setampan itu.

Aku yang sedikit kesal, tak menghiraukan pertanyaan Deniz dan malah menggandeng lengannya seperti layaknya seorang kekasih, biar tau rasa mereka yang berani melirik Deniz, awas saja.

"Makan es krim yuk, sayang?!" ucapku agak keras.

Deniz berhenti tiba-tiba, ia menoleh menatapku tanpa mengucapkan satu kalimat pun. Aku membalas tatapannya dengan cengiran lebar dan kedipan mata cepat.

 
“Dear diary, untuk pertama kalinya ku dengar kalimat itu..

Sungguh tak tahukah dia kalau jantungku sedang berdetak kencang karena sebuah kalimat pendek itu?

Aku tidak akan bertanya apapun, aku tahu ia hanya bercanda tapi itu sudah cukup membuatku ingin bertahan lebih lama”

LATE [tamat]Where stories live. Discover now