03. Jealous?

641 137 18
                                    

[Now playing song on mulmed]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Now playing song on mulmed]


 
 
Ah, aku rasanya tidak sanggup melihat Deniz sekarang, kenapa makhluk menyebalkan ini jadi setampan ini, dia begitu gagah tanpa kacamata kotak itu. Saat perjalanan pulang pun dia jadi sorotan orang-orang, membuatku minder saja, apalagi para cewek-cewek yang berbisik melihatku.

"Mereka kenapa sih?" tanya Deniz bingung. Sangat polos, dia bahkan tak sadar kalau wajahnya bisa setampan itu.

Aku yang sedikit kesal, tak menghiraukan pertanyaan Deniz dan malah menggandeng lengannya seperti layaknya seorang kekasih, biar tau rasa mereka yang berani melirik Deniz, awas saja.

"Makan es krim yuk, sayang?!" ucapku agak keras.

Deniz berhenti tiba-tiba, ia menoleh menatapku tanpa mengucapkan satu kalimat pun. Aku membalas tatapannya dengan cengiran lebar dan kedipan mata cepat.

 
“Dear diary, untuk pertama kalinya ku dengar kalimat itu..

Sungguh tak tahukah dia kalau jantungku sedang berdetak kencang karena sebuah kalimat pendek itu?

Aku tidak akan bertanya apapun, aku tahu ia hanya bercanda tapi itu sudah cukup membuatku ingin bertahan lebih lama”

 
****
 

 

Keesokan harinya, sungguh tak di sangka Deniz langsung jadi kerumunan cewek-cewek, sampai-sampai aku sulit untuk bertemu dengannya.

DenizNyebelin
Gue tunggu di perpus, jan pacaran|
mulu lo|

 
Aku memilih ke perpustakaan duluan, bukan hal bodoh jika aku harus menunggu Deniz. Kalian tahu apa yang membuatku nyaman pada Deniz? Dia selalu menepati janjinya. Tak butuh waktu lama, dia akhirnya datang ke perpustakaan.

"Udah lama?" tanyanya terlihat cemas.

Aku menatapnya datar, dan seketika wajah rasa bersalahnya tercetak jelas membuatku ingin tertawa terbahak saat itu juga.

"Hahaha becanda! Lo malah datang lebih cepet  dari perkiraan gue"

"Oww kecepatan? Yaudah aku--" melihat Deniz yang hendak pergi, kutarik lengannya agar tetap duduk.

"Ish jangan marah dong ... gue cuma becanda" cemberutku mendekap lengannya erat agar ia tak pergi.

Deniz terkekeh, lalu tangannya bergerak mengacak pelan rambutku. Dan akupun membalasnya dengan mengacak kasar rambutnya hingga berantakan.

LATE [tamat]Where stories live. Discover now