Extra Part

5.8K 142 1
                                    

"Ayaaah! Bundaaaaaa!"

Suara cempreng yang berasal dari duo A yang saat ini sedang mandi dan mereka sudah duduk dibangku SD kelas dua biarpun usia mereka masih 4 tahun, memekakkan kedua telinga Klaus dan Zahra ketika keduanya masih sibuk mengurus persiapan kedua putra mereka di dapur.

"Kenapa teriak-teriak dari kamar mandi? Ini masih jam 6 pagi, jangan teriak. Ganggu tetangga." tanya Klaus tergopoh-gopoh mendatangi kedua putra kecilnya yang masih berendam di dalam bak mandi lalu menegur keduanya halus sambil duduk jongkok disamping bak mandi.

"Ada kecoa, Ayah." keluh keduanya halus dan berbisik kepada sang Ayah sambil menunjuk ke tempat yang ada kecoanya setelah mereka mengadu perihal ketakutan dan kegelian mereka terhadap serangga yang satu itu diikuti dengan riak air yang berbunyi didalam bak mandi ketika mereka berdua bergerak dan saling beradu satu sama lain.

Klaus menoleh dan mendapati kecoa itu masih diam ditempatnya, ia hanya terbahak melihat kelakuan Arkha dan Aran yang sama persis seperti Zahra, takut serangga terutama kecoa! Mana nggak mati ketawa dia kalau Klaus dikit-dikit harus mendengar teriakan ketiganya setiap saat dan setiap kali ada serangga tersebut dimana-mana dan harus saja ia yang membunuh atau mengusirnya.

Ia kemudian melepas kacamatanya yang mulai berembun akibat uap panas dari air berendam kedua putranya lalu mengelus kepala mereka secara bergantian setelah mengusir kecoa tersebut tanpa harus membunuhnya dan membuat si kembar merasa jijik.

"Sudah Ayah usir, tidak apa, kalian mandilah bersih-bersih. Ayah bantu Bunda kalian dulu menyiapkan semua keperluan sekolah kalian seperti biasanya. Paham?" tanya Klaus yang dibalas anggukan semangat dari Arkha dan Aran.

"Terima kasih, Ayah!"

Klaus tersenyum, lalu beranjak dari kamar mandi lalu menuju dapur setelah mengelap embun panas yang ada di kacamatanya, dan mendapati semua persiapan untuk dirinya, si kembar, dan juga Zahra sudah siap dengan cepat seperti biasanya.

* * * *

"Anak-anak kenapa? Heboh banget dikamar mandi tadi pas teriak." tanya Zahra lembut setelah menggantung celemek lalu menoleh dan memeluk Klaus ketika suami besarnya itu sudah berdiri di dekat nya, Klaus memeluk balik Zahra dan menciumi puncak kepalanya lembut.

"Serangga terbang menjijikkan yang paling kalian benci." ucapnya, membuat Zahra mencibir.

"Udah di usir kan? Aku gak mau ngurus gituan, Klaus-san. Geli." balasnya sambil mencebikkan bibir, membuat Klaus tergelak lalu menciumi bibir istrinya pelan dengan sekilas.

"Udah kok."

Tak lama kemudian, si kembar berlarian dari kamar mandi dengan badan yang masih basah dan membawa handuk yang di terbang-terbangkan layaknya sayap belakang baju superman sambil tertawa-tawa riang, dan tubuh keduanya yang masih basah pun menyebabkan jejak kaki mungil keduanya dimana-mana setelah mereka berlarian kesana kemari, membuat Zahra dan Klaus hanya bisa menatap keduanya sebal.

Namun sesaat kemudian mereka tersenyum, mereka sadar jika ketika bayi dulu bahkan seusia keduanya mereka selalu merepotkan kedua orang tua mereka masing-masing ketika mereka seusia Arkha dan Aran.

Bahkan suasana rumah yang awalnya sepi pun jadi ramai sejak adanya Arkha dan Aran begitu mereka lahir ke dunia dan memenuhi hari-hari mereka selama empat tahun lebih sejak mereka lahir dulu.

"Arkha, Aran. Sini di keringin dulu badannya, nanti masuk angin terus sakit, terus di marah Nenek kalo kalian sakit karena begitu terus tiap habis mandi." ucap Zahra pelan dan membuat mereka langsung mendekat setelah sibuk bermain dan tertawa, dan Klaus pun langsung meraih ganggang pel yang tak jauh dari tempatnya serta Zahra berdiri barusan dan mengeringkan lantai yang basah akibat kelakuan keduanya seperti biasa, ia tau jika keduanya dikasari, nanti akan berpengaruh pada mental dan sikap mereka ditengah tumbuh kembang keduanya.

Azzahra's Destiny [✔]Where stories live. Discover now